Ellen dan Lia sudah pulang dari lapangan sekitar satu jam yang lalu. Sesampainya dirumah Ellen langsung pamit kekamar ingin mandi karena dia sudah merasa gerah. Setelah sholat magrib, semua anggota keluarga berkumpul diruang keluarga sedang menonton televisi bersama. Hanya Ellen yang tidak ada diruangan tersebut karena masih berada dikamarnya.
Diatas meja ada beberapa kue kaleng seperti biskuit atau wafer yang memang sengaja disediakan disana agar bisa dinikmati saat menonton televisi seperti saat ini. Ada juga beberapa bungkus snack ringan yang sudah terbuka milik Rian yang tadi sempat dimakan setengah isinya. Dari arah kamar Ellen datang dengan rambutnya yang masih basah karena sebelumnya habis keramas berjalan melewati ruang tamu.
"Mau kemana nak?" tanya ibu saat melihat menantunya.
Ellen otomatis langsung berhenti saat ibu bertanya.
"Mau kedapur, kenapa ya bu?" tanya Ellen mungkin saja ibu mau titip sesuatu padanya.
"Ndak ada, habis dari dapur kesini ya." kata ibu.
"Iya." Ellen mengangguk lalu melanjutkan langkahnya menuju dapur.
Hanya beberapa menit Ellen sudah kembali dari dapur. Dia duduk didekat ibu padahal disebelah suaminya masih ada tempat kosong juga.
"Ndak duduk disana saja nak,disini sedikit sempit,nanti kamu sakit duduknya." kata ibu sambil menunjuk tempat disebelah Wira.
Ellen menggeleng pada ibu. "Disini aja bu."
Ibu hanya mengangguk tak memaksa mungkin menantunya ini masih sedikit belum bisa menerima anaknya. Ya bayangkan saja diusianya yang masih muda seperti ini sudah menikah dengan pria yang sudah berumur sangat matang. Mungkin jika hanya selisih tiga sampai lima tahun tidak masalah, ini jarak usianya terlalu jauh menurut Ellen. Jika bukan karena Opanya mana mau Ellen buru-buru menikah seperti ini.
"Lapar bu." ujar Radit yang duduk disebelah anaknya yang sedang memakan biskuit.
"Yo dhaharo le, itu dimeja makan masih ada lauknya." balas ibu.
{Makan}"Males yang mau makan itu bu."
"Ada telur, goreng sana."
"Bosen bu."
"Kamu ini maunya apa sih le?" kini giliran bapak yang bertanya.
"Gak tau pak, bingung aku."
"Ke warung lesehan mau? Ibu pengen makan nila bakar " ujar ibu.
"Langganan kita itu tah bu?" tanya Lia yang sedang mengambilkan biskuit lagi untuk anaknya. Ibu mengangguk pada Lia.
"Mau ikut aku Bu kalau kesana." kata Lia
"Ellen kalau diajak makan ke warung lesehan mau tidak?" tanya ibu pada Ellen.
Ellen mengangguk pada ibu. "Ellen ngikut aja."
"Ayo pak dhahar ten lesehan, mumpung wonten dereng sing dhahar niki." kata ibu
{Mumpung ada yang belum makan ini}"Ya sudah ayo siap-siap, bapak mau ngeluarin mobil dulu." belum sempat bapak berdiri Wira lebih dulu berujar pada bapak.
"Biar Wira sama Radit saja pak." setelah itu Wira berdiri dari duduknya meninggalkan ruangan disusul oleh Radit untuk mengeluarkan mobil dari garasi.
Televisi dimatikan terlebih dahulu serta makanan yang tadi sempat dibuka ditutup kembali lalu dirapikan. Ellen pergi kekamar untuk mengambil tas dan handphonenya, begitupun dengan anggota keluarga yang lain.
Sedangkan diluar rumah mobil Wira sudah keluar dari garasi mobil tinggal mobil milik Radit yang masih dikeluarkan.
"Mas yang mimpin jalan ya. Takutnya kalau aku yang didepan, mobil mas gak nyampek-nyampek, melenceng dari jalur karena ada urusan mendadak. Kan kasihan yang lain pada nungguin mas nanti." kata Radit bercanda pada masnya itu setelah selesai memarkirkan mobilnya disebelah mobil Wira.
![](https://img.wattpad.com/cover/376229296-288-k657852.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ELLEN
Ficción GeneralHal tidak terduga datangnya bisa entah darimana dan akan terjadi bisa kapan saja. Rencana yang menurutmu masih jauh ternyata bisa datang lebih cepat. Ellen, diumurnya yang baru 17 tahun sudah dihadapi dengan pertanyaan yang berhubungan dengan per...