🍁Zayvar 29

9 0 0
                                    

SELAMAT MEMBACA...

Bel pulang sekolah berbunyi, saatnya semua siswa pulang. Bagaskara menunggu Angkasa tak jauh di depan kelasnya.

"KAKAKK!!" Angkasa berlari kearah baskara dengan senyum cerianya. Tiba-tiba dipertengahan, Angkasa terjatuh. Sontak membuat bagaskara panik dan menghampirinya.

"Ayo bangun dek, makanya lain kali hati-hati!" ucap Bagaskara sembari membantu adiknya untuk kembali berdiri.

"Aduh sakit~" ringis Angkasa. Bagaskara pun menggendongnya.

"Udah jangan nangis lagi dek, kaka udah disini. " ucap Bagaskara menenangkan Angkasa.

Angkasa memeluk kakanya. Ia meneteskan air dari netra mungilnya.
"Ka, jangan tinggalin Asa, kaya mommy ninggalin kita semua ya? " Ia berbicara di dalam hati dan merebahkan kepalanya di punggung sang kakak.

Bagaskara berjalan menuju gerbang sekolah dan melihat Athalacia sedang menjemput anak laki-laki yang kemarin.

"Sepertinya, itu keluarga baru mommy. Bener kata Daddy. Kara harus ikhlasin yang sudah pergi. " Bagaskara berbicara di dalam hati dan berusaha tidak peduli dengan keadaan. Bagaskara meneruskan langkahnya.

"Ka, lihat deh itu tante cantik yang kemarin. Asa, nyaman banget deket dia. Asa juga ngerasa mirip sama tante itu. Kok bisa yah? " heboh Angkasa, namun tak mendapat respon dari Bagaskara.

"Ka, gimana ya, kira-kira, kalau dia ternyata mommy kita yang selama ini kita cari?" khayal Angkasa, sepertinya memberi pertanyaan yang akan ditanyakan Bagaskara padanya.

"Kalau seandainya dia mommy kita, emang kamu bakal ngapain Sa? "

"Asa bakal peluk dan... " ucapanya terpotong

"Dan kenapa sa? " tanya Bagaskara yang tak membiarkan keheningan lama menyelimuti. Ia kembali bertanya.
" Sa, percaya ga, kalau kaka bilang dia itu mommy kita?"

"..."

"ANGKASA, BAGASKARA! PULANG KAGA LU BEDUA!!?? DICARIIN SUSAH AMAT. PULANG!!!" panggil Zayvar dari arah gerbang mengejutkan kedua putranya.

"DADDY SAYANGGG~" teriak Bagaskara. Ia pun berlari kearah dadynya berada.

"Ka, " panggil Angkasa menghentikan langkah sang kakak.

"Hm? Kenapa sa?"

"Em sampai dirumah aja deh baru Asa kasih tau."

"Ohh oke kalau gitu. Siap-siap Sa, kakak bakalan lari, pegangan yang kuat!"

"Siap ka." Angkasa memeluk Bagaskara dengan sangat kuat. Bagaskara memulai hitung mundur, dan dihitungan ketiga ia berlari. Larinya sama persis seperti Zayvar. Rambutnya begitu lucu saat berlari.

                           ****

Malam itu, mereka dirumah sendiri. Sedangkan Zayvar, pergi untuk makan malam bersama client penting.

Di kamar, Angkasa dan Bagaskara terlihat sedang menulis di buku harian masing-masing dan kemudian menyelesaikan PR mereka.

"Sa, siang tadi, kamu mau ngomong apa?"

Angkasa memikirkan tentang apa yang ingin ia bicarakan siang tadi. Ia kemudian berdiri dan meraih buku harianya di atas meja miliknya.

"Ka,," panggil kecilnya.

"Iya, kenapa dek?"

"Sebenernya Asa tau siapa mommy kita, jauhhhh banget. Sebelum kita ketemu dia kembali untuk pertama kalinya." ucap Angkasa seakan membuat Bagaskara berpikir maksud dari ucapanya.

"Maksudnya? Kamu dah tau dari dulu sa? lah kok bisa? kan kamu dulu masih kecil? kamu mana tau? "

Angkasa mengangguk."Setiap malam, mommy datang ke rumah sakit. nyamar jadi dokter. Mommy selalu nangis dan usap usap kening asa. Lembuttt banget." Angkasa menceritakan kejadian saat itu.

"Sa, mommy kita emang dokter btw." ucap Bagaskara pasrah.

"Ih kan Asa ga tau. Tapi, asa pernah denger daddy mau cerai sama mommy. Emang cerai itu apa sih ka?" tanya Angkasa dengan tatapan polosnya.

"Cerai itu, kaka juga ga tau."

"Yah Kak, kirain tau. Ka, Asa bingung, "

"Bingung kenapa Sa?"

"Bingung aja, sama semuanya.." Angkasa meraih punggung Bagaskara dan memeluknya. Angkasa membenamkan wajah pada punggung hangat milik sang kakak.

Bagaskara memeluk adik sematawayangnya itu sambil mengelus dan menepuk lembut.
"Hmm kaka kangen keluarga kita dulu. Tapi, semua ga bakal bisa balik lagi Sa. Kasian juga tante Nia dan keluarga baru mommy."

Bagaskara menunduk dan meneteskan air matanya.
"Sa, kenapa keluarga kita gini sih sekarang?"

Angkasa menangis di bahu sang kakak.

"Sa, mau ga ngerasain semuanya sekali lagi? Ngerasain sehari aja kaya dulu."

Angkasa menatap Bagaskara "Emang gimana caranya ka?"

"Sini kaka bisikin." Angkasa mendekat dan Bagaskara berbisik di telinganya. "Ngerti gak?"

Angkasa menggeleng polos.

"Intinya gitu lah sa."

"Intinya gimana sih ka, orang kaka cuma bisik susssasusasus.." oceh Angkasa dengan penuh kekesalan.

Bagaskara kembali berbisik dengan jelas ditelinga Angkasa. Angkasa mengangguk.

"Tapi, gimana sama bunda Nia?"

"Iya juga ya Sa. Tapi emang kamu ga kangen keluarga kita dulu??"

"Tapi ka,"

"Sa, kita ga bikin mommy balik sama daddy, tapi kita hanya buat moment indah seenggaknya 3 kali, hanya untuk ngerasain kaya dulu lagi. " Bagaskara melihat Angkasa yang masih mencerna tawaran sang kakak.

" Gini deh Sa, kita hanya membuat 3 moment yang dimana kita jadi keluarga utuh."

Angkasa mengangguk samar

"Gimana, setuju gak?"

"Oke setuju."

Beberapa menit kemudian, Zayvar pulang dan menghampiri kedua putranya.

"Malam jagoan daddy, lagi ngapain nih?"

"Ini dad, kita abis ngerjain PR."

"Good boy, sekarang waktunya tidur. Dah malam. " Zayvar menatap kedua putranya "Dalam hitungan ketiga, siapa yang cepat sampai tempat tidur juara 1"

Zayvar menghitung mundur dan kedua putranya langsung berlari menuju tempat tidur dan memakai selimut.

"Good boys. Night and sweet dreams baby boys"

Zayvar keluar dan menutup pintunya. Bagaskara dan Angkasa saling menatap satu sama lain sambil tersenyum.

BERSAMBUNG...


BERSAMBUNG

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ZAYVAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang