🍁Zayvar 26

13 0 0
                                    

𝑺𝒆𝒍𝒂𝒎𝒂𝒕 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒄𝒂...

"Ka, jangan diliatin terus. Ntar berasa loh nyeseknya. " goda Agnes

"Ga diliatin juga tetep kerasa kok. Emmm Nes, Menurut kamu, dia masih inget kaka ga ya?" tanya Athalacia. Ia pun kembali menyimpan foto pernikahannya bersama Zayvar.

Agnes menopang dagunya dan memasang wajah penuh tanda tanya. "Humm, mungkin. " jawab Agnes dengan nada tak pasti.

Athalacia tersenyum lalu mengangguk.
"Dek, kaka keluar sebentar ya. Chiko kayanya dah nungguin kaka. " pamit Athalacia, sembari mengambil tasnya dan bergegas keluar meninggalkan Agnes.

Athalacia pergi untuk menjemput Chiko di sekolah. Sesampainya dia disekolah, ia langsung berjalan menuju kelas Chiko.

"Mamah~" teriak seorang putra kecil begitu nyaring terdengar ditelinga Athalacia, membuatnya segera mencari pemilik suara itu. Athalacia tersenyum dan memeluknya.
"Anak mamah udah selesai sekolahnya, gimana tadi sekolahnya? Lancar? "

"Lancar mah, Chiko juga dapat nilai seratus. " jawab Chiko dengan senyum cerianya.

"Keren banget sayang. Anak mamah hebat." pujian tulus dari Athalacia rupanya membuat Chiko merasa semakin nyaman pada Athalacia.

"Mommy. " panggil Bagaskara.
Athalacia yang mendengarnyapun segera melihat kearah Basgaskara yang sedang menggendong Angkasa di punggungnya.

"Cia. " panggil Gerald yang sedang melambaikan tangan pada keduanya.

"Yey ada papah..." sambut Chiko.

Athalacia segera menggendong Chiko dan hendak meninggalkan Bagaskara dan Angkasa.

"Mommy mau kemana? " Bagaskara memegang tangan Athalacia dan menatapnya. Athalacia melepaskan genggaman itu, dan melanjutkan langkahnya.

"Mommyyy! " panggil Bagaskara sedikit berteriak.

Tak lama dari itu, Zayvar menghampiri kedua putranya.
"Daddy nyari kalian disana, eh taunya disini. Mau kemana sih?"

"Dad, mommy dad. " ucap Bagaskara sedikit tergesa gesa.

Zayvar menatapnya kebingungan.

"Ish kejer dad, tadi kita ketemu mommy. "

Zayvar terlihat bingung akan apa yang dikatakan putra sulung nya itu.
"Asa, bener yang di bilang kaka kamu?" tanya Zayvar.
Angkasa menggeleng polos.

"Tante yang tadi itu momy kita goblok." ucap Bagaskara kesal.
"Dad ayo kejar, keburu mommy ngilang. Mommy lari ke arah sana. " Bagaskara mencoba meyakinkan Zayvar.

Zayvar menatap putranya, ia menggendong Angkasa dan menggenggam tangan Bagaskara. Ia berbalik dan melangkah untuk pulang.

Bagaskara bingung mau menjelaskan perasaanya, ia menatap Zayvar dengan mata polosnya. "Dad, cari mommy ya🥺. Kita butuh mommy... "

Zayvar menghela nafas panjang. Ia kembali menatap putra sulungnya itu. "Kalian akan punya mommy. Tante Esthevania akan menjadi mommy kalian. Mengerti!? "

"Yaudah kalian pulang aja, Bagaskara ga mau ikut. " ucap Bagaskara sembari membuang muka.

Zayvar tak memperdulikan Bagaskara dan meninggalkanya.

"DADDY!!" teriakan Bagaskara rupanya membuat Zayvar menoleh dan mengangguk seakan bertanya kenapa?

"Gapapa, lanjut. " ucap Bagaskara dengan wajah manyunnya.

Zayvar pun tak memperdulikan Bagaskara dan melanjutkan jalannya. Ia yakin putra sulungnya itu, bisa mengerti keadaan, dan hanya memerlukan waktu.

" 𝑼𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑲𝒂𝒓𝒂, 𝒂𝒏𝒂𝒌 𝒅𝒂𝒅𝒅𝒚. 𝑵𝒂𝒎𝒂 𝑲𝒂𝒓𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒕𝒓𝒂𝒖𝒎𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑 𝒅𝒂𝒅𝒅𝒚. 𝑴𝒂𝒂𝒇 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒅𝒂𝒅𝒅𝒚 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕 𝒃𝒆𝒈𝒊𝒕𝒖 𝒆𝒈𝒐𝒊𝒔 𝒃𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒈𝒂𝒌 𝒏𝒈𝒆𝒓𝒕𝒊𝒊𝒏 𝑲𝒂𝒓𝒂. 𝑵𝒂𝒌... 𝑺𝒖𝒂𝒕𝒖 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒖, 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒃𝒆𝒕𝒖𝒍 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒂𝒅𝒂𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒊. 𝑫𝒂𝒅𝒅𝒚 𝒕𝒂𝒖 𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝑲𝒂𝒓𝒂 𝒓𝒂𝒔𝒂𝒊𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏𝒌𝒂𝒏. 𝑱𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏𝒌𝒂𝒏 𝑲𝒂𝒓𝒂, 𝒃𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒅𝒅𝒚 𝒋𝒖𝒈𝒂 𝒌𝒂𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂. 𝑫𝒂𝒅𝒅𝒚 𝒚𝒂𝒌𝒊𝒏. 𝑲𝒂𝒎𝒖 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒓𝒃𝒊𝒂𝒔𝒂 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒊𝒏𝒊, 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒏𝒈𝒆𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏𝒊𝒏 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒅𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒊. 𝑫𝒂𝒅𝒅𝒚 𝒅𝒊𝒃𝒆𝒍𝒂𝒌𝒂𝒏𝒈𝒎𝒖. "

           ' 𝒁𝒂𝒚𝒗𝒂𝒓 𝑨𝒍𝒗𝒂𝒓𝒆𝒛 𝑳𝒐𝒓𝒆𝒏𝒛𝒐'

𝑩𝒆𝒓𝒔𝒂𝒎𝒃𝒖𝒏𝒈....

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ZAYVAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang