8. Mencium Bianca

175 33 6
                                    

Chapter 8

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 8

Mencium Bianca

"Kau tidak perlu pergi jika tidak ingin pergi, abaikan saja ancamannya," kata Lisa ketika Bianca sedang bersiap untuk pergi menemani Evander bertemu client.

Dulu ketika menjadi mahasiswa di Complutense University of Madrid, Bianca dan Lisa adalah teman satu kamar di asrama. Bahkan ketika mereka sudah lulus pun pada akhirnya mereka masih memutuskan untuk tinggal berdekatan hingga Lisa menikah dan memutuskan tinggal di apartemen suaminya. Lalu ketika suami Lisa meninggal, Lisa kembali memutuskan untuk menyewa apartemen di gedung di mana Bianca tinggal agar mereka dapat kembali berdekatan.

Bianca awalnya sangsi terhadap pertemanannya dengan Lisa, ia sedikit trauma. Takut akan dimanfaatkan sepeti apa yang Evander pernah lakukan padanya dulu. Tetapi, seiring berjalannya waktu Lisa tidak pernah memanfaatkannya.

Jika Lisa memanfaatkannya saat ingin bekerja di Binter Canarias itu pengecualian, Bianca memaklumi karena keadaan Lisa yang sedang kurang beruntung dan anggap saja itu adalah salah satu bentuk pengorbanan dalam pertemanan mereka.

Bianca menatap gaun yang dikenakannya, gaun itu diantarkan sekretaris Evander khusus untuk ia kenakan malam ini.

"Aku akan menemui Evander hari Senin dan membicarakan ini, oke? Dia memintamu menjadi temannya, bukan menuruti semua keinginannya. Ini sudah keterlaluan!" oceh Lisa. "Kita tidak bisa tinggal diam."

Evander selalu mengancamnya menggunakan Lisa dan jika Lisa melakukan rencananya, Bianca khawatir Evander tidak segan-segan memecat Lisa.

Bianca berpikir sejenak, ia tidak ingin Lisa terlibat dalam urusannya dengan Evander lalu berkata, "Malam ini akan kuselesaikan semua antara aku dan Evander."

"Kau sudah melupakan perbuatannya padamu? Syukurlah."

"Anggap saja begitu."

"Memang seharusnya begitu, 'kan?" kata Lisa dan Bianca hanya mengedikkan bahunya. Lisa menatap Bianca dengan lembut. "Bi, maafkan aku."

"Hai, untuk apa kau minta maaf?"

"Kau mengalami kesulitan karena aku."

"Memang, tapi sudahlah. Jangan dipikirkan lagi," kata Bianca lalu memeluk Lisa. "Anggap saja ini demi Agusto."

"Terima kasih, Bi," kata Lisa. "Bagaimana kalau kubantu kau menata rambut?"

Bianca tersenyum dan mengangguk lalu keduanya berbincang-bincang sembari Lisa menata rambut panjang Bianca, sementara Bianca mengaplikasikan riasan di wajahnya.

***

Evander keluar dari sebuah Maybach berwarna hitam dan berdiri di samping mobilnya, dilihatnya Bianca berjalan menuju ke arahnya mengenakan gaun yang dibelinya. Wanita itu terlihat sangat luwes mengenakan gaun berwarna biru tua tanpa lengan dengan gaya scoop neck setinggi lutut, mempertontonkan kakinya yang jenjang mengenakan sepatu tinggi berwarna hitam sementara rambutnya dikuncir ekor kuda tinggi sehingga lehernya terekspos.

1001 LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang