◍ ◍ ◍ ◍
"Kejar" ucap Edgar kepada para bodyguard yang senantiasa mengikutinya seperti anak ayam dengan pandangan mengarah ke arah kaburnya Aska.
Dengan lincah Aska menghindari kejaran para bodyguard Edgar, tetapi ya seperti satu anak ayam dikepung 10 manusia, Aska akhirnya tertangkap dan dibawa menuju Edgar.
"Ck apa apaan sih lo, gue ngomong juga ga lo bales. Mending gue pergi dari sini, lo ke sini juga sia siain waktu berharga lo kan, gue kan ga guna" ucap Aska sambil mencoba melepaskan diri dari pegangan para Bodyguard.
Mendengar hal itu Edgar menghela nafas kemudian mengkode Anton untuk melakukan sesuatu. Anton yang paham apa yang diinginkan bosnya itu melakukan hal itu.
Ceklik
Suara borgol yang menyatukan tangan Aska di belakang tubuhnya. Aska yang menyadari hal itu semakin mencoba memberontak dari cekalan para bodyguard ditambah sekarang tanganya diborgol ke belakang.
"Anjing lepasin gue asu" umpat Aska memberontak ketika bodyguard menggendongnya dan mendudukan dirinya di kursi belakang mobil.
Edgar ikut memasuki kursi belakang dari pintu satunya. "Diamlah, jangan mengumpat" ucap Edgar ketika mobil yang ditumpangi mereka sudah mulai berjalan.
"Kenapa juga pake diborgol gini emangnya gue tahanan lo hah?!" ucap Aska tidak terima.
"Tadi sudah saya bilang pergilah kamu akan menerima akibatnya. Dan ini akibat kamu mencoba kabur"
"Ck sialan, buat apa si bawa gue juga? Hidup gue dah tenang damai gini selama ga ketemu keluarga lo"
"Kenapa juga lo mau nemuin anak sialan ini? mau bicara apa sama pembunuh disampingmu ini? mau lo apakan anak pembawa sial dan tak berguna ini" lanjut Aksa membuat seisi mobil yang awalnya hanya hening berubah menjadi suasana mencekam karena aura yang dikeluarkan Edgar.
"Memang benar aku sering mengatainya seperti itu, tapi kenapa ketika dia mengataknya hatiku sakit?" batin Edgar mendengar ucapan Aska.
Karena hanya keheningan yang merespon ucapan Aska, dia melanjutkan bicaranya "Ck apa gunanya gue di sini kalau semua ucapan gue ga lo jawab sama sekali, kan mending gue pergi tadi" ucap Aska memejamkan matanya sambil bersandar di sandaran kursi.
"Tidurlah" hanya kata ini yang sanggup Edgar keluarkan ketika mendengar ucapan Aska. Entahlah dia juga merutuki kebodohannya karena mengucapkan kata yang tidak ada hubunganya sama sekali.
Sambil memejamkan matanya Aska berfikir agar bisa kabur dari sini, dan ternyata Dewi Fortuna sedang berpihak padanya.
Saat ini mobil berhenti karena lampu berwarna merah dan kebetulan pintu mobilnya tidak dikunci. Jadi Aska dengan pelan pelan mencoba membuka pintu mobil lalu bergegas turun dan berlari menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Askara Leonard (Re-Upload)
RandomHanya cerita tentang remaja belasan tahun yang mencoba bertahan hidup dengan harapan apa yang di takutkkannya tidak terjadi. Setelah menemukan sebuah Novel yang entah bagaimana tiba tiba terbangun dari mimpi, Aska memilki tekat baru untuk melanjutka...