14

412 41 5
                                    

◍  ◍  ◍  ◍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◍ ◍ ◍ ◍

Kruyuk Kruyuk suara cacing diperut Aska yang minta diisi.

"Anying ni cacing bunyi gatau suasana" batin Aska malu karena suasana yang sebelumya hening terdengar suara perut.

"Ekhem, kamu sebaiknya makan dulu, turunlah ke bawah dan makan nanti kita bicarakan setelah kamu makan" ujar Edgar.

"Gausah repot repot kasih anak sialan ini makan, tenang nanti bisa beli sendiri" ujar Aska kelewat santai.

Mendengar kata yang biasa mereka lontarkan untuk dirinya, keluar dari mulut Aska mereka spontan menatap Aska tajam.

"Apa maksud kamu?" tanya Daniel.

"Loh emang bener kan gue anak sialan? kan kalian sendiri yang ucapin itu sama gue. Oh iya kalian ga takut kena sial apa biarin gue di sini? mending usir anak pembawa sial ini sebelum kalian kena sial"

"ASKA!!!" geram Edgar tak terima Aska mengucapkan kata itu.

"iya?" jawab Aska polos dengan muka biasa saja membuat edgar menghela nafasnya. Lagian yang dikatakan Aska tadi benar adanya bukan?

"Lupakan, saya berubah pikiran. Kamu tidak usah turun untuk makan, nanti diantarkan ke sini" ujar Edgar hendak keluar kamar diikuti kedua anaknya.

"Eits tidak usah repot repot Tuan, saya sudah mau pergi kok"

"Tidak ada penolakan" ucap Edgar tegas lalu keluar kamar dan menguncinya lagi.

'

Didalam kamar Aska berfikir "persetan dengan novel muak gue anjir sama mereka. Mau mereka tu gimana? Anak pembawa sial ini dah pergi kok malah di cari.

Gatau apa ya mereka kalau gue sebenarnya di sini tersiksa? atau mungkin malah itu yang mereka inginkan?"

"Bodoamat ending novel, seharusnya dengan gue menjauh dan gak lagi cari perhatian mereka itu artinya endingnya dah beda. harusnya gitu kannn.. INI KENAPA MALAH GINII!!!" lirih Aska frustasi

"WOI ANJING BUKA PINTUNYAAA ASUUU!" ucap Aska keras menggedor pintu.

"Ck ni cacing juga, lapernya nanti kalo dah pulang giamana sih. Gimana kalo mereka kasi gue makan ada racunya, sama aja kan koid" ucap Aska yang mampu didengar oleh 3 orang yang masih berada di balik pintu kamar Aska.

'

Di luar kamar Aska "Ayah, kenapa Aska bisa ada di sini?" tanya Calvin memulai pembicaraan.

"Tadi siang Ayah lihat dia di olimpiade matematika dan ayah bawa pulang, karena dia terus mencoba kabur jadi ayah kasih obat tidur. Karena Ayah lupa jadi ayah baru ingat saat Bryan mengatakan hal itu di meja makan" ucap Edgar menjelaskan.

"Siang?" tanya Daniel.

"DARI SIANG? berarti Aska belum makan dong?" ucap Calvin yang langsung pergi dari sana menuju ke dapur.

Askara Leonard (Re-Upload)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang