17

373 35 2
                                    

◍ ◍ ◍ ◍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◍ ◍ ◍ ◍

"Apa?" ucap Aska malas menatap beberapa orang di depannya ini.

"Kenapa pergi?" Tanya orang di depan Aska menatap Aska datar.

"Ya serah gue lah, hidup hidup gue lo yang ribet"

"Pulang" ucap orang disebelah orang pertama.

"Gak dulu, Tuan Fernandez" ucap Aska dengan senyuman manis.

Ya saat ini yang sedang berbicara dengan Aska adalah Edgar beserta anak pertama dan keduanya.

'

Flashback

Setelah mendapat informasi kemana Aska pergi setelah kabur dari kediaman Fernandez, mereka segera menuju ke tempat yang dimaksud.

Namun sesampainya disana mereka yang tadinya berniat menemui Aska mengurungkan niatnya karena melihat beberapa remaja sedang bercanda gurau dengan Aska yang tertidur di paha salah satu remaja itu.

Hati mereka sakit melihat orang yang bukan siapa siapa dengan entengnya mengelus rambut Aska padahal mereka sendiri belum pernah melakukan hal itu.

"Teman temannya?" pikir Edgar dalam hati.

"Aku juga mau" batin Daniel yang sebenarnya juga mau memperlakukan Aska seperti itu. Tetapi karena egonya lebih tinggi ia memutuskan untuk menggelengkan kepalanya menepis semua pikiran yang ada.

"Sepertinya sekarang bukan waktu yang tepat" ucap Calvin lalu berbalik arah menuju mobilnya. Yang padahal Calvin sendiri juga iri karena melihat Aska tertidur dengan nyaman dengan orang yang bukan siapa siapanya.

"Benar, lagian dia juga tidur" ucap Daniel kemudian mengikuti Calvin menuju mobil yang mereka tumpangi tadi.

Tanpa kata kata, Edgar juga mengikuti kedua anaknya meninggalkan kosaan yang diberitahukan Anton tadi.

◍ ◍ ◍ ◍

Di dalam mobil yang ditumpangi Edgar dan kedua anaknya, mereka sama sama terdiam hingga hanya ada kesunyian di dalam mobil itu.

Tidak ada yang memulai pembicaraan karena mereka sibuk dengan pikiran masing masing tentang 'Aska' tentu saja.

"Dia benar benar berubah"

"Apakah Aska memang sudah tidak peduli?"

"Apakah dia menyerah?"

"Apakah kita sudah kelewatan?"

"Lagu pula aku tidak salah bukan?"

"Karena aku"

"Apa..."

"Kenapa..."

Pertanyaan pertanyaan muncul di pikiran mereka, jujur mereka tidak bisa tenang. Apa perubahan Aska sebegitu membuat mereka merasa aneh seperti ini?.

Askara Leonard (Re-Upload)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang