IL 04 - Dibuat Nyaman

20 13 10
                                    

Di aula SMA Cakrawala Mandiri, suasana mulai sibuk dengan persiapan workshop yang diadakan OSIS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di aula SMA Cakrawala Mandiri, suasana mulai sibuk dengan persiapan workshop yang diadakan OSIS. Acara ini bertemakan pengembangan diri untuk remaja, dengan Bu Ratna, guru bimbingan konseling, sebagai pemateri. Aline, yang menjadi panitia, tampak sedikit kewalahan. Ia berkeliling memeriksa meja registrasi, sound system, dan memastikan semuanya siap sebelum acara dimulai. Namun, sebagian besar panitia lain belum datang, membuat Aline harus mengerjakan banyak hal sendirian.

"Panitia yang lain kemana, sih ...," gumam Aline sambil menghela napas, mulai putus asa.

Saat itulah suara yang sangat dikenalnya muncul dari belakangnya. "Santai aja, Lin. Gue bantuin."

Aline menoleh dan melihat Kieran berdiri di sana dengan senyum tenang. "Eh, Kieran! Untung deh lo udah dateng!"

Kieran mengangguk sambil membantu menyusun kursi yang belum rapi. "Ayo, kita beresin bareng. Biar pas acara mulai, lo nggak panik sendiri."

"Eh, beneran gak apa-apa, kan? Ntar yang lain pada julid soalnya waketos kesayangannya bantuin anak baru."

Kieran terdiam sejenak mencerna ucapan Aline. "Nggak, mereka tau apa soal gue. Udah, gak usah mikir macem-macem, gue juga OSIS harus bantu anggota lain." Kieran melanjutkan pekerjaannya merapikan alat-alat yang sekiranya akan diperlukan untuk nanti.

"Yaa, kalo gitu makasih deh! Soalnya kata Pak Rahman gue harus berangkat cepet, eh, ternyata gue kepagian berangkatnya."

Tak lama panitia lain tiba,  Amara, menghampiri mereka. Melihat Aline dan Kieran sudah bekerja keras menyiapkan aula, Amara tersenyum lega. "Kalian keren deh, udah duluan repot-repot ngurus aula. Eh, ngomong-ngomong kita masih butuh konsumsi buat tamu dan peserta, nih. Bisa gak kalian ambil tugas itu? Yang lain baru datang dan lagi beres-beres di sini."

Aline mengangguk meski sedikit khawatir, "Siap! Tapi, kita harus beli apa aja?"

Amara tersenyum. "Snack sama minuman aja, yang simple tapi cukup untuk semua orang. Aku percaya kalian tau pilihan yang cocok buat acara kayak gini."

Aline melirik Kieran yang tampak tenang, lalu mengangguk mantap. "Oke, kita bakalan cari yang cocok. Liat aja pilihan kita gak akan salah," jawab Kieran, dan mereka pun berangkat ke toko terdekat, berboncengan naik motor.

Di perjalanan, Kieran melirik Aline yang duduk tanpa berpegangan sama sekali. Motor mereka melaju di jalan yang agak berlubang, membuat Kieran sedikit khawatir.

"Lo nggak mau pegangan, Lin?" tanyanya lembut, menoleh sedikit.

Aline tertawa kecil. "Gue tanpa pegangan aman kok ...."

"Gak aman kalo kayak gitu. Jalanannya gak rata, nanti malah jatoh," ujar Kieran serius, memperlambat motor.

Akhirnya, Aline malu-malu memegang jaket Kieran. "Oke, oke, ini gue pegangan."

Impossible LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang