The End...

1.4K 115 30
                                    

*Krieett...* Terlihat jelas sui dan beberapa perawat keluar dari ruang operasi "Sui...gimana keadaan Garin?" Tanya Caine yang jelas khawatir tetapi...sui hanya terdiam dan anehnya lagi...matanya sembab?...ada apa...apa yang terjadi?...

---------------

Senyuman pertama
Dan terkahir mu yang sangat
Indah...
-J

==~~•🪞•~~==

"...Maaf..." Sui mulai menangis, ada apa? "Garin...koma..." *Deg!!* Mereka syok..."Gak mungkin!! Gakk!! Garinnn, nakk!!" Caine tak terima dan berteriak nama Garin, satu keluarga terpukul mendengar kabar Garin koma..."INI SEMUA SALAH LU!! SEANDAINYA GARIN GAK BARENG LU...PASTI..PASTI...AGHH!!! TOLOL!!!" Marcel memaki maki jaki yang sedang terdiam, Jaki meraih tangan Caine tapi..."Gak usah pegang..." *DEGG!!!* dadanya sakit....ia ingin menangis...tapi air matanya tak keluar "Ini semua salah KAK JAKI!!" Mia berteriak tak terima sang kakak kodok harus koma...Ada apa ini...mereka menatap Garin dengan tatapan aneh? Apakah itu tatapan benci?...tentu saja... "PERGI LU!! DARI HADAPAN KITA SEMUA!" Rion membentak jaki, Semuanya tidak ada yang menghentikan Rion...mereka hanya menangis, jaki akhirnya mengangkat kakinya dari sana, ia berjalan pincang.

Kini ia berjalan entah kemana, tanpa arah tujuan, Hari menjelang sore dan menampakan langit yang menjadi oranye, Ia sudah lelah..."Garinn..." Ia mengucapkan nama Garin Sedati tadi.
Jaki telah sampai di makam...ia mengelus nisan yang bertuliskan 'Tristara' nama sang ibunda yang ia sangat sayangi "Bunda...Jaki pembawa sial ya...Jaki capek Bun...jaki juga pengen istirahat kaya bunda" ia menangis kemudian berteriak..memukul dirinya sendiri, "Kotor!!!" Ia menatap tubuhnya yang masih menampakan bekas lebam, gigitan dan tanda merah..."Jaki benci tubuh jaki..." Ia menangis...tapi apa ini? Ia tersenyum dengan lebar? Mungkin ia sudah lelah.

Ia kembali ke 'rumah', jaki membuka pintu tapi apa yang ia dapatkan?...rumah kosong dan ada kertas yang di selip kan di pohon pisang di dalam rumah, jaki melihat isi kertas itu 'Jaki kalau kamu liat ini berarti kamu lagi gak di rumah...Maaf ya kami semua ninggalin kamu tapi kamu merasa kecewa sama kamu Jak, intinya kami semua pindah ke rumah penginapan di dekat rumah sakit buat ngawasin keadaan Garin, oh ya dan juga, kami gak mau kamu ketemu Garin dulu ya...Kami masih gak yakin kamu buat ketemu sama dia...Aku nulis ini biar kamu tau, aku nyuruh yang lain nulis tapi mereka gak mau, jadi aku aja...
-Key' jaki membaca itu, hati nya hancur benar benar hancur..."Aku capek..." Ia berjalan ke atas dan melepaskan seluruh baju nya, saat ia membalikkan badan dan melihat pantulan tubuhnya di kaca jaki mulai menangis dan memukul kaca itu sampai hancur "AAA!!!!! KOTOR!!!" Ia memukul  vas bunga dengan keras jaki tidak peduli tangannya berdarah yang penting ia sudah sedikit tenang.

Jaki telah selesai membersihkan diri walaupun, ia menghancurkan seluruh pelataran mandi ia tidak peduli lagi pula...Mereka tidak aka pulang lagi kan?

Jaki telah selesai memakai baju dan merebahkan diri di atas kasur "Ternyata bakalan sama aja ya...aku pengen pulang.." jaki berdiri lalu pergi menulis sesuatu di atas kertas dan meninggalkan di atas meja rias nya dan pergi keluar rumah dan mengambil mobilnya lalu menancap gas pergi dari '7709'.

Jaki telah sampai di sebuah pedesaan dan memarkirkan mobilnya di depan rumah tua, *krieett* jaki membuka pintu dan ia malah di sambut oleh lemparan sebotol minuman keras "Ngapain pulang!! Gua dapat laporan bangsat!! Malu maluin banget!" (????) Dia membentak jaki, tapi siapa itu? "Aku juga gak tau bakalan gini!!!" Jaki berteriak sambil menahan air matanya "BERANI KAMU!! UDAH NGEREPOTI ORANG...MALAH BALIK DENGAN CARA GINI!!" (?????) Menampar jaki dengan keras, "AKU JUGA GAK MAU KAYA GINI!!! AYAH!!" *Plakkk* satu tamparan lagi mendarat di pipi jaki "Jangan panggil gua ayah!!...bapak lu udah kaga ada...malu maluin banget jadi manusia..PERGI!! JANGAN PERNAH BALIK KESINI DASAR PEMBUNUH!!" Ayahnya melempar sebotol minuman keras kearah jaki dan tepat mengenai kepalanya "...Maaf yah..." Jaki keluar dari bangunan itu dan pergi dengan kecepatan penuh.

Berisik seperti pikiranku [Krowjaki]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang