Mohon untuk yang mampir ke cerita ini
untuk selalu vote dan komen (hargai penulis)
...
Menikah dengan seseorang yang kita cintai adalah anugerah tapi ketika kita tidak bisa mempunyai anak karena nya, bisakah tetap kita bilang anugerah?
punya hutang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
No need for dark readers So for people who just read without leaving a trace, please leave.
Vote and comment
• • •
Semua berantakan mulai dari ujung atas sampai bawah penampilannya tidak ada unsur rapi baik dari kemeja nya yang telah terlepas dari kancing ataupun rambut yang sangat usak usakan sebab selalu dihinggapi oleh jari-jarinya, termasuk lantai yang di pijakinya tidak luput penuh kertas berserakan memenuhi lantai.
Bugh
Namun seolah belum puas terus saja dia melayangkan pukulan keras ke dinding yang pasti semua orang tahu akan sakit sekali rasanya apalagi darah mulai menetes melalui sela sela jarinya. Sehingga ada seseorang yang menghentikannya pada saat itu juga memberi gelengan singkat hanya memberi tatapan kosong masih terus saja dirinya memberontak berusaha melepas cengkraman dipergelangan tangannya.
Plak
"Sadarlah kau ini masih punya otak bukan?" Taehyung memegang pipinya yang memanas memberi tatapan nanar kepada empu didepannya tidak mengangguk ia lebih memilih terdiam bahkan kepalanya menunduk sampai Lisa kehilangan kesempatan untuk melihat wajah Taehyung yang kini rupanya sedang berusaha menyembunyikan air matanya yang terus jatuh.
Sepertinya Taehyung sudah lupa wanita di depannya tidak memiliki masalah telinga apalagi hanya untuk sekedar mendengar Isak tangis di dekatnya yang dimana tidak ada seorang pun selain mereka berdua sekarang. Lisa menengok seketika mendarat arah netranya pada wajah Taehyung yang masih sama tidak terlihat seutuhnya tapi dapat dirinya ketahui air mata mulai terjatuh teratur membasahi lantai dibawah arah wajah Taehyung menghadap.
"Hapusalah air matamu Tae aku tidak suka melihatmu begini meskipun kau pantas untuk menangis"
Lisa dengan cepat menyodorkan tisu tidak menunggu lama Taehyung menerimanya meski masih enggan menampakan wajahnya, entah kenapa? mungkin karena sindiran halus yang Lisa lontarkan membuat ia semakin enggan.
Brak
Memberi hentakan keras dibangku kayu yang sedang diduduki Taehyung langsung mengerang keras "Hiks... aku ber-salah!!" berdiri tegap dirinya menarik tangan Lisa mengarahkan tepat di wajahnya yang meski seketika Lisa mengambil kembali tangannya.
"Pukul lah aku Lisa aku sudah menjadi bajingan untuk noonaku sendiri" tampak menurut Lisa mulai menyatukan jari jemarinya mendekat ke sudut kiri wajah Taehyung tetapi salah besar bagi yang menyangka seorang manoban akan benar benar menuruti permintaan bodoh dari sepupunya sendiri ini.
Telapak tangannya mengusap keatas serta bawah perlahan pada wajah Taehyung menarik sudut bibirnya sendiri tampak perlahan juga Lisa mengembangkan untaian senyum.