7. When we fall in

436 14 0
                                    

...

Perasaan cinta bisa tumbuh kapan saja dan dengan siapa saja. Begitupun dengan Dimas dan Anindya. Tidak pernah ada yang menyangka, intensitas pertemuan yang meningkat itu semakin lama menjadikan hubungan keduanya semakin dekat. 

Dimas tak menyangkal jika kejadian satu malam itu telah mengubah sedikit pandangannya tentang menjalin sebuah hubungan. Dia juga tak mengelak bahwa sepanjang hari hanya memikirkan Anindya. Bagaimana jika teman satu apartemen sekaligus mahasiswanya itu terbebani dengan kehadiran dirinya disekitarnya. Begitupun dengan Anindya, sosok Dimas yang terkadang tak acuh itu mulai menunjukkan sisi kemanusiannya yang cukup membuatnya kagum. Tak lepas dari itu, Anindya juga terbayang-bayang bagaimana jika dirinya hamil dan naasnya harus dikeluarkan dari universitas.

Dimas baru saja pulang dari mengajar dan rapat dengan jajaran birokrasi, kemeja biru yang masih rapi hingga petang itu dapat menunjukkan kepribadian Dimas yang memang selalu rapi. "Masak apa?" Tanya Dimas ketika melihat Anindya sibuk di dapur. Dapur apartemen milik Handy memang terbilang sangat lengkap. Ada satu meja makan dengan dua kursi di depannya. Dimas memutuskan untuk duduk dan memandangi Anindya yang masih sibuk dengan kegiatannya.

"Hmmm, sop ayam. Pak Dimas sudah makan?" Tanya Anindya. Dimas tak langsung menjawab, dia masih sibuk dengan agenda melepas dasi dan dua kancing kemejanya yang memperlihatkan dadanya. Anindya ingin sekali menegur Dimas tentang kebiasaannya satu itu, tapi dia tak mempunyai keberanian yang cukup.

"Belum. Saya minta, ya," jawab Dimas. Anindya hanya mengangguk. Dimas masih mengamati Anindya dari belakang. Ada satu hal yang Dimas mulai sadari ketika mereka tinggal bersama. Anindya dengan rambut yang diikat asal justru lebih menarik dan senyum Anindya ketika memasak terlihat begitu tulus.

Tingg, tingg

Handy : Jujur sama gue, lo ngewe sama Anin, kan?

Hari ini, Handy memang menghubungi Dimas untuk datang mengambil sesuatu yang tertinggal di lemari yang ada di kamar Dimas. Dimas paham arah pembicaraan Handy saat ini. Mau menolak dan beralasan apapun, Handy akan tetap kekeuh dan selalu berusaha untuk mendapatkan jawaban yang dia inginkan.

Dimas : Mending otak lo buat mikir yang positif, Han.

Dimas mengakui bahwa dirinya menyimpan kondom dan beberapa testpack setelah berhubungan dengan Anindya di laci kamarnya. Tak hanya itu, sesekali Dimas merasa otak mesum yang bersarang dalam kepala Handy telah menular kepadanya tiap kali dekat dengan Anindya. Namun, Dimas juga sadar tentang apa yang sebelumnya dia lakukan kepada Anindya juga salah.

Tak terasa, hidangan makan malam yang Anindya masak telah dihidangkan dengan rapi di atas meja. Keduanya menyantap makan malam dengan tenang hingga Anindya memutuskan untuk membuka suara. "Pak Dimas, saya mau minta maaf. Karena saya membawakan bekal untuk bapak. Bapak jadi bahan pembicaraan mahasiswa di grup."

"Apa katanya? Saya tidak masalah. Masakan kamu juga enak, mirip masakan ibu saya. Lain kali tidak perlu minta maaf untuk kesalahan yang tidak kamu perbuat."

"Maaf saya tidak bisa mengatakannya, pak."

"Baiklah, kalau kamu tidak mau mengatakannya."

Dimas memang tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh mahasiswanya yang lain perihal dirinya yang akhir-akhir ini membawa bekal buatan Anindya. Dimas memang jujur dengan perkataannya. Makanan buatan Anindya memang mengingatkannya dengan masakan sang ibu, bahkan Dimas juga mengakui bahwa dirinya menyukai perhatian kecil yang Anindya berikan–seperti membawakannya bekal atau sekedar membuatkannya kopi di pagi hari.

...

"Ahhh, Pak Dimas pelan-pelan. Pak, please..." Anindya mendesah nikmat saat Dimas ada diatasnya. Tubuh Anindya mandi keringat padahal di AC ruangan ini menyala. Anindya masih memohon agar Dimas menghentikan permainannya. Namun, yang Anindya dapatkan justru suara bariton Dimas saat berada di puncaknya. Suara desahan yang disertai dengan sedikit teriakan itu berakhir dengan... Kringgg kringgg

Mistake or Luck (21)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang