chapter-9

43 17 0
                                    

👋🙋 maaf banget baru bisa up sekarang, alhamdulillah udah selesai dengan segala urusan yang bernama LAT, 3 minggu gak berasa ya. Di minggu k 4&5 project kelompok nya juga udah selesai dan hohooo... Bangga banget project kami jadi best project yeayy!!! Langsung aja yuk lanjut baca critanya.....
----------------------------------------------------------------------





















Saat ini racha sedang duduk melamun di kamarnya. Dia merasa bersalah atas apa yang terjadi saat ini, ditemani ciize dan love mereka diam tidak tau harus memulai percakapan seperti apa. Sejujurnya mereka semua syok melihat namtan dengan kondisi tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.
Tiba-tiba terlintas tentang pembicaraan sebelumnya dengan Jane di benak racha.

"Semua salahku" Guman racha, dia menutup wajah dengan kedua tangannya
"Jane sudah memberitahu ku sebelumnya, tapi ak-u.. Hiks.. "

"Sejujurnya aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi tapi, racha jangan menyalahkan dirimu sendiri seperti ini" Ciize mencoba menenangkan racha. Dia bingung dengan apa yang baru saja terjadi yang bisa dia lakukan hanya mencoba menenangkan racha. Memberikan usapan dibahu racha berharap hal kecil ini bisa sedikit menenangkan nya.

"Krekk..." Pintu dibuka menampilkan Jane yang masuk kedalam "kau sudah lebih baik? " Jane duduk samping racha.
Racha langsung memeluk Jane dan menangis.

"Maafkan aku.. Hikss.. Ak-u ter-hiks terlalu egois dan meninggalkan nya begitu saja.. Hikss.. " Jane membalas pelukan racha

"Sudah tidak apa-apa, namtan baik-baik saja. Berhenti menangis nanti matamu bengkak, namtan tidak akan suka melihatnya" Jane menenangkan racha dia mengusap-usap Kepala racha perlahan-lahan persis seorang ibu yang menenangkan anaknya.

"Hiks... Ak-u harus bagaimana jane?, namtan, bagaimana dia sekarang?" Racha mengusap air matanya

"Namtan sedang diurus milk, yang harus kau lakukan sekarang hanya istirahat dan tidur. Ini sudah hampir subuh kita semua perlu istirahat" Jane melepaskan Pelukannya dan merapihkan penampilan racha, merapikan anak rambut racha yang berantakan

"Pantas saja namtan sampai seperti itu, kau menghentikan nya di awal jalan. Lihat bahkan namtan sudah memberimu tanda disini" Jane menunjuk leher racha yang menang terdapat jejak merah disana

"Mana... Aku ingin lihatnya" Love langsung mendekat dan ikut melihat leher racha. Sementara yang dilihat langsung menutupi lehernya dengan kedua tangannya.

"Apa yang kalian pikirkan? Kalian membuatnya malu" Ciize langsung menarik love menjauh. Tidak habis pikir dengan keduanya disaat seperti ini bisa-bisanya mereka menggoda racha.

"Hahaha.. Aku hanya ingin mencairkan suasana, nah kau dan love kembali ke kamar kalian selamat beristirahat. Aku kan menemani racha disini" Titah jane

"Kami disini saja, aku juga ingin menemani racha" Love menolak kembali ke kamar

"Kita istirahat dan tidur disini saja berempat, kasur ini luas muat untuk kita semua" Ciize menambah kan

"Kalian akan menggangu racha" Jane

"Aku baik-baik saja, kalian boleh disini terimakasih karena sudah sangat peduli padaku" Racha tersenyum menatap mereka bergantian.

"Kha.. Mari kita istirahat, aku sangat lelah sekali hari ini" Jane mengambil posisi tidur terlentang lebih dulu. Dia tidak mau menjadi korban bagaimanapun satu kasur untuk empat orang dewasa mana cukup.

"Bisa tolong geser sedikit ini tidak nyaman" Love dengan posisi yang sedikit agak pinggir khawatir dia bisa terjatuh sewaktu-waktu ketika tidur.

"Arghh... Trimakasih karena kalian semua ingin menemaniku, aku akan tidur bawah saja ini tidak nyaman. Kasurnya tidak cukup untuk empat orang dewasa seperti kita semua" Racha memilih mengalah dan mengambil tempat tidur di lantai dengan alas karpet dan satu bantal.

"Karna kau dan namtan selalu mengganggu waktu istirahatku aku akan tetap tidur disini. Aku akan tidur aku sangat lelah sekali." Siapa yang punya tempat? Anggap saja sebagai bayaran karna racha dan namtan selalu mengganggu nya pikir Jane. Dia butuh tempat yang nyaman agar tidurnya berkualitas.
Sementara love dan ciize pura-pura tidur dengan tidak membuat suara.
------------------

Racha pov.

Jam di dingding sudah menunjukkan pukul 06.13 tapi aku tidak bisa menutup mata. Pikiran ku masih memikirkan namtan, bagaimana keadaannya, mengapa bisa seperti itu. Dia bahkan bisa melukai Jane orang terdekat nya. Bukan berarti aku takut tapi kalian liat sendiri namtan tidak pernah melakukan hal kasar bahkan saat dia hilang kendali atas dirinya, aku ingin tau alasan kenapa namtan bisa seperti itu.
Jane hanya meminta ku membantu namtan, bagaimana aku bisa membantunya smentara mereka tidak menjelaskan akar masalahnya.

"Krekk....." Aku melihat namtan masuk

"Kenapa kamu tidak tidur? Dan duduk seperti orang susah dibawah?" Namtan

"Tidak lucu. Aku memikirkan mu" Aku berkata jujur. Namtan duduk disamping ku

"Trimakasih telah memikirkan ku, aku baik-baik saja. Apa mereka bertiga mengambil tempat tidurmu? Akan ku usir mereka sekarang."

"Jangan, mereka baru tidur tadi subuh"
Namtan hendak membangunkan mereka tapi aku melarangnya.

"Lalu istriku ini kenapa tidak istirahat?" Istri? Ya aku memang istrinya. Istri yang buruk bahkan saat hari pertama.

"Maafkan aku" Aku berbalik melihat namtan "ak-u hikss.. " Tiba-tiba lidahku kelu dan malah menangis lagi.

"Kenapa menangis, astaga istri ku Yang malang sudah berhenti menangis" Namtan memeluk'ku
"Kamu tidak salah, aku yang salah karena terburu-buru. Jane pernah memberitahu ku bahwa ini pengalaman pertama mu, seharusnya aku yang minta maaf, ayo kita pindah ke kamar jane. Kita istirahat disana saja nanti sore kita pulang kerumah mu. Kau rindu orangtuamu "

"Kenapa kau jadi cerewet"

"Itu semua karena kamu istriku" Geli rasanya saat aku mendengarnya tapi aku suka.

"kau memanggilku "istriku" Aku harus memanggilmu apa?" Apa aku juga harus memanggilnya seperti itu? Istriku, memikirkan nya saja sudah membuatku tersenyum

"Kau bisa memanggilku ทีรัก /tîi-rák/" Aku malu mendengarnya, aku memilih menenggelamkan diri dipelukan namtan

"Kha... Ayo kita istirahat" Namtan menggendongku, membawa ku ke kamar jane "coba kau panggil aku tîi-rák"

"tîi-rák?" Aku menurut

"Ya~ istriku" Ahhhh... Aku malu, apa yang terjadi kenapa aku sperti ini

"Hahaha... Kamu malu? Wajahmu memerahistriku" Saat sampai di kamar jane namtan menurunkanku di tempat tidur
"Ayo kita istirahat, aku akan meniduri mu disini" Namtan mengambil tempat disamping ku

"Meniduri ku?"

"Ahhh... Maksudku, aku akan menemanimu tidur. Sudah jangan banyak bicara lagi aku butuh istirahat"

"tîi-rák trimakasih dan maaf untuk hari ini"

"Aku sudah pernah bilang jika itu kamu maka aku bisa untuk menahanya" Namtan memeluk'ku dan menjadikan lengan bahunya sebagai bantalku, rasanya nyaman sekali kalian harus mencoba nya namun, jangan dengan namtan ku.






......








Maafkan chapter ini sedikit bangt. Seperti biasanya trimakasih telah mampir dan jngn lupa vote dan komentar nya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 9 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Us! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang