Saat ini milk pergi menemui Jane di kantin rumah sakit GMM, setelah dari membantu pakin sesuai perintah namtan.
"Jane bantu aku, tadi namtan tiba-tiba minta disiapkan untuk pernikahan nya dengan racha" Milk meletakkan kepalanya di meja kantin, milk lelah baru selesai sudah mendapat lagi perintah.
"Kenapa mendadak, memangnya racha sudah menerima namtan?" Tanya Jane,
"Mungkin ya, atau mungkin namtan memaksa. Kau tau sendiri bagaimana namtan" Milk menarik piring Jane dan hendak menyuapkan makan siang Jane ke mulutnya.
"Pesan dan ambil sendiri" Jane dengan cepat merebut sendok dan piringnya kembali.
"Teganya" Milk memanyunkan bibirnya.
"Atau jangan-jangannn...?" Milk dan Jane saling pandang, seolah paham mereka kompak berdiri dan lari dengan cepat keluar kantin, tujuan mereka sama, yaitu kembali ke markas.
Milk dan Jane saling tancap gas, memacu kendaraan masing-masing dengan cepat. Mereka sama-sama khawatir dengan pemikiran mereka, takutnya apa yang ada di pikiran mereka benar.
Milk dan Jane kini telah sampai di markas, mereka masuk dengan berlari dan berhenti di depan pintu kamar namtan. Lagi milk dan Jane saling pandang, lalu mereka menempelkan telinga mereka berniat menguping"Uhhss... Hiks... Pelan kau membuat membuatnya tambah sakit" Milk dan Jane membulatkan mata dan saling mengangguk mengerti.
"ahkkk... Su-sudah ku bilang pelan.. Hikss.." Mereka kembali mengangguk lagi
"Kenapa kau selalu cerewet hah? Tunggu sebentar"
Tiba-tiba namtan membuka pintunya dari dalam otomatis milk dan Jane jatuh kedalam dengan posisi tengkurap. Namtan yang melihatnya menendang pelan mereka.
"Dasar konyol. Apa yang kalian lakukan? Menguping?" Milk dan jane berdiri mereka menundukkan pandangan mereka.
"Jane kau juga sekarang bersikap konyol, kau tertular olehnya?" Namtan menunjuk milk
"Jangan salahkan kami, kau yang salah tiba-tiba minta aku menyiapkan pernikahan kalian" Milk melirik racha yang sedang duduk di pinggir kasur.
"Lalu?" Namtan bertanya lagi tidak puas dengan jawaban yang diberikan milk
"Lalu, milk berpikir kau memaksa racha, dan ya pikiran nya mengarah kesana, jadi kami khawatir dengan racha" Jane menjelaskan, sementara milk dia membuang wajahnya ke samping. Dia malu dengan pemikiran nya sendiri.
"Astaga, Jane tolong kau bantu racha dia terkilir, dan kau milk ayo kita bahas di luar aku mau semua nya selesai malam ini." Jane menghampiri racha sementara namtan dan milk keluar kamar untuk membahas masalah pernikahan yang tinggal beberapa jam lagi.
Racha pov
Aku tidak mengerti, ternyata bukan hanya namtan yang aneh tapi temannya juga sama saja. Awalnya kupikir Jane beda ternyata SAMA SAJA. apa yang mereka pikirkan? Ohh Tuhan kenapa kau libatkan aku dengan 3 orang aneh ini. Parahnya aku akan menikah dengan satu orang yang paling aneh dari ketiganya.
"Kenapa bisa sampai terkilir?" Jane menekan pelan di area pergelangan kakiku yang terkilir.
"Semuanya gara-gara si bodoh itu, kami berdua berebut ingin ke kamar mandi, tapi dia tidak mau kalah" Ya benar aku sudah tidak tahan ingin buang aing kkecil. Kantung kemih ku rasanya penuh, namun namtan dengan tega mendahuluiku, aku tidak Terima dan terjadilah aksi saling tarik menarik dan berakhir aku yang kalah dan malah terkilir.
"Kalian seperti anak-anak" Jane mengambil minyak urut, menuangkan nya di atas bagian yang bengkak dan mulai memijat dengan pelan. Ini lebih baik tidak seperti namtan dia tidak punya perasaan memijat kaki kecilku sangat kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Us!
ActionMalam itu untuk pertamakalinya dalam selama 26th hidupnya..... "Tidak ada yang tau isi hati manusia seberapa dekatpun kita dengan mereka kita tidak pernah tahu isi hati dan pikiran mereka. Meskipun sungai dengan air putih bersih transparan menembus...