Namtan pov
"Kupikir aku akan brakhir malam itu" aku memperhatikan sekitarku sepertinya aku di kelinik, aku namtan tipnaree tahun ini usiaku genap 26tahun siapa sangka aku hampir mati semalam. Sialan mereka akan mendapatkan balasan yang setimpal untuk beberapa tulang ku yang patah, menyiksa tubuhku dengan benda tumpul itu, sialan harusnya waktu itu aku tidak meninggalkan taji ayamku. Ahh ya mengenai taji ayam itu adalah satu-satunya senjata kesayanganku, karna membantuku membantai musuh di hutang barat Indonesia itu pengalaman yang seru, itu terjadi sekitar tahun 2019.
"dokter!! Ayo cepat priksa dia, apakah dia baik-baik saja?" Ahh gadis inikah yang menolong ku, aku ingat trakhir sebelum aku kehilangan kesadaran aku membenturkan kepalaku pada dingding kayu,
"kita harus bersyukur kondisi pasien sudah membaik, namun untuk bagian tulang kaki yang patah harus memerlukan operasi kecil, slain itu juga karena banyak lebam hampir di 10% tubuhnya mengakibatkan penggumpalan darah di bagian tertentu, sebaiknya pasien dipindahkan ke rumah sakit saja nona, saya akan mengurus berkasnya sekarang jika anda setuju" pria itu menjelaskan kondisi ku huhh,, kupikir dia seorang dokter ternyata hanya prawat medis yang tidak tahu apa-apa
"ahh iya itu lebih baik, saya setuju untuk itu" gadis ini tidakah dia bertanya padaku terlebih dahulu
"aku tidak mau" tentu aku menolaknya kondisi tubuhku lebih parah dari yang diucapkan prawat medis itu , ohh.. Percayalah bukan itu masalahnya kupikir aku harus tetap disini untuk beberapa saat sampai aku sembuh total lalu kembali mengumpulkan dosa
"apa maksudmu? Kau terluka lihat dirimu sendiri malam itu kau hampir tiada asal kau tau"
"ya trimakasih untuk itu, aku tidak punya uang jika harus kerumah sakit" tentu saja aku berbohong akan itu
"Aku punya jadi ayo kerumah sakit" gadis ini "Kau hampir tiada di samping kamar villaku, aku takut kau kenapa-napa, jadi mari ke rumah sakit" dia bicara dengan suara yang lembut, ahh mungkin dia kasian karna ku bilang tidak punya uang lucunya
"Aku tidak mau, simpan saja uangmu itu, aku sehat dan bisa pulang hari ini" lagi aku berbohong bagaimana bisa pulang dengan tulang kaki yang patah, bahu kiri mati rasa, kepalaku rasanya berat ditambah harus berdebat dengan gadis ini
"Baiklah, dokter beri saya waktu, saya akan mencoba membujuknya agar mau dibawa ke rumah sakit" Dia benar-benar gadis keras kepala. Aku pastikan aku tidak akan goyah sama sekali pada pendirianku
"Jika bisa tolong segera teman nona harus segera mendapatkan prawatan yang sesuai, lalu bisa segera temui saya jika kalian sudah sepakat, saya permisi, ambil keputusan yang terbaik" prawat medis itu keluar meninggalkan kami berdua.
Gadis itu menundukkan pandangannya padaaku apa-apaan itu pandangan matanya berbeda dari cara mereka memandangku, sorot matanya apa yang dia pikirkan dengan menatap ku seperti itu, ohh ayolah aku buka ahli dalam membaca pikiran manusia aku bukan pramal ataupun paranormal yang bisa tau isi pikiran seseorang.
"Ayo kita kerumah sakit, kau, kau harus mendapatkan perawatan yang sesuai dengan kondisimu sekarang, kau dengar sendiri jika kakimu juga harus dioprasi," ada apa ini kenapa suaranya seperti itu aku tidak suka nada suara seperti itu membuka luka dan kerinduanku
"aku tidak punya uang" berbohong lagi ya dosaku semakin banyak saja, aku mengalihkan pandanganku darinya menatap matanya rasanya ada yang aneh
"Aku punya uang, kau jangan khawatirkan itu, ayo kita kerumah sakit, atau bisa kau hubungi kluarga mu?" keluarga? Tidak ada, ayah dan ibuku sudah tiada, menyedihkan sekali hidupku ini, aku memutuskan diam tak menjawab pertanyaan
Aku merasakan tanganku digenggamnya, ohh tangan halus ini, terasa menggenggam hatiku, aku melihatnya lagi-lagi pandangan deperti itu, aku takut dengan pandangan yang seperti itu, aku pernah melihat dan memilikinya tapi itu dulu sebelum semuanya seperti sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Us!
ActionMalam itu untuk pertamakalinya dalam selama 26th hidupnya..... "Tidak ada yang tau isi hati manusia seberapa dekatpun kita dengan mereka kita tidak pernah tahu isi hati dan pikiran mereka. Meskipun sungai dengan air putih bersih transparan menembus...