"Dari mana kau mendapatkan luka seperti ini?" Racha sedang membersihkan darah yang yang masih merembes keluar namun tidak banyak"Ini memang resiko yang harus aku dapat" Mamtan memperhatikan racha yang sedang merawat lukanya
"Mau mendengar suatu kisah?" Namtan bertanya pandangannya lurus kedepan
"Jika cerita nya Marik cerita saja, aku akan mendengarkan" Racha masih pokus dengan kegiatannya
"Dulu ada anak dari keluarga yang lengkap, ayah dan ibu dia punya. Ayahnya seorang pasukan khusus negara sementara ibunya perempuan biasa" Namtan menjeda ceritanya menarik nafas dan menghembuskannya perlahan lalu melanjutkan kembali ceritanya.
"Meskipun ayahnya seorang pasukan khusus tapi beliau bisa membagi waktu untuk anak, istri dan perkerjaannya, ibunya yang seorang ibu rumah tangga biasa selalu menemani anaknya, entah belajar, tidur, sekolah, mandi atau apapun itu pasti di temani, hingga ketika usianya menginjak 8tahun ayahnya mulai menanmkan nilai dan pendidikan ala militernya pada anak itu"
"Lalu apa yang terjadi dengan anak kecil itu? Dia belum cukup umur untuk hal seperti itu" Racha bertanya
"Anak itu setuju, pikir nya dia akan lebih banyak waktu menghabiskan waktu dengan ayahnya, meskipun sempat ditolak ibunya tapi anak itu sangat keras kepala" Lanjut namtan
"Lalu dimulai saat itu anak itu mulai pendidikannya didik langsung dibawah Bingbing ayahnya. Mulai dari materi, pelatihan, mengenal berbagai jenis senjata dan fungsinya, mengenali segala jenis racun, dan mulai latihan fisik yang luar biasa, seminggu pertama latihan anak itu jatuh sakit dan itu membuat ibunya khawatir dan marah pada suaminya khe... Lucu sekali" Namtan terkekeh kecil dalam cerita nya
"Itu wajar anak kecil di didik keras, pasti tidak sesuai porsi usianya. Wajar jika ibunya marah pada suaminya karna tidak mungkin dia memarahi anaknya. Anak itu tidak salah dia hanya ingin lebih banyak waktu dengan ayahnya." Racha menimpali kini dia sudah selesai dengan kegiatannya dan kini fokus kepada namtan.
"Tapi anak itu keras kepala sama seperti ayahnya, ketika sembuh dia kembali berlatih dengan giat, ibunya tidak bisa menangani kekeras kepalaan anak dan suaminya, hingga pada anak itu berusia 10 tahun, anak itu mendapatkan perintah dari ayahnya untuk bertahan hidup dihutan dan harus bisa kembali lagi sebelum satu bulan, jika lebih dari satu bulan maka ayahnya akan menyusulnya."
"Apa ayahnya gila? Anak sekecil itu dibiarkan sendiri dihutan untuk bertahan hidup?" Racha tak habis pikir dengan cerita namtan
"Tidak tapi itu bagian dari pendidikan, karna hal itu juga ayah dan ibunya berdebat panjang, namun karna anak dan ayah sama saja akhirnya ibunya setuju. Dan untuk anak itu di bekali satu ransel dengan makanan kalengan dan juga satu samurai untuk bekal dan senjatanya, anak itu sangat senang dengan hal itu, dia juga menyembunyikan pisau berukuran sedang untuk membantu aktivitas nya nanti."
"Namtan kenapa anak kecil itu senang padahal bahaya menantinya?" Racha bertanya
"Karna anak itu yakin dia bisa dan harus membuat ayahnya bangga pada dirinya dan meyakinkan ibunya jika dia bisa dan ibunya tidak perlu menghawatirkan dirinya kedepanya dengan segala hal yang akan dihadapi anak itu." Namtan menjawab dengan yakin
"Tapi tetap saja dia anak-anak, lalu apa yang terjadi selanjutnya?" Racha sangat penasaran dengan cerita namtan
"Lalu anak itu pergi kedalam hutan dan mulai menyelusuri hutan sendirian, mencari tempat yang aman untuk istirahat yang dekat dengan sumber mata air, anak itu memilih pohon tinggi di tengah hutan dan mulai membangun rumah pohonnya disana." Namtan berhenti bercerita dan menatap racha sambil tersenyum
KAMU SEDANG MEMBACA
Us!
ActionMalam itu untuk pertamakalinya dalam selama 26th hidupnya..... "Tidak ada yang tau isi hati manusia seberapa dekatpun kita dengan mereka kita tidak pernah tahu isi hati dan pikiran mereka. Meskipun sungai dengan air putih bersih transparan menembus...