chapter-3

215 24 5
                                    

Bangkok 22 Januari 2024

Film pov

Sudah dua tahun berlalu setelah kejadian itu, aku tidak bisa melupakannya seseorang yang aku temukan disamping villaku saat aku berlibur dulu. Lucunya aku tidak tau namanya. Dia tiba-tiba menghilang setelah kami berdebat untuk melanjutkan prawatan ke rumah sakit, lucunya lagi dia pergi setelah aku memenuhi permintaannya untuk membayar prawatannya slama diklinik. Besoknya ketika aku akan pamit untuk kembali kebangkok dia sudah tidak ada, bahkan pihak klinik juga tidak tau kemana dia pergi, aku khawatir dengannya, dia sendirian tidak ada krabat yang dapat dihubungi, dia menyebalkan ketika ku tanya siapa namanya bukan menjawab malah balik bertanya. Aku pernah mencarinya tapi nihil aku tidak menemukannya, mencari seseorang tanpa identitas bukanlah keahlianku. Ohh ya aku ingat saat pertama kali dia sadar yang pertama dia tanyakan adalah tanggal berapa dan memintaku untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Lucu sekali bukan? Aku berharap dimanapun dia berada dia ada dalam lindungan yang maha kuasa.

Hari ini aku melihat di portal berita, seminguan ini negaraku ini dihebohkan dengan mayat laki-laki yang diduga korban pembunuhan dengan urat leher terputus bukan hanya itu, dari leher sampai batas dada terbelah dengan luka sayatan yang memanjang mengerikan sekali. Pihak kepolisian menjelaskan bahwa sampai saat ini masih belum diketahui motif dari kasus ini, dugaan sementara adalah pembunuhan dengan motif balas dendam karena di tkp tidak ditemukannya barang berharga korban yang hilang. Karna brita ini pula ayah selalu menyuruhku pulang kerumah dan tinggal sementara bersama disana, bukan aku tidak mau tapi mereka terlalu berlebihan, ya meskipun tempat kejadian tidak jauh dari tempat tinggal ku bukan berarti aku akan menjadi korban slanjutnyakan?.

Hari ini aku memutuskan untuk mengisi perutku di cafe sebrang toko swalayan tempatku menghabiskan uang. Dapurku sudah kosong aku harus mengisinya untuk satu bulan kedepan, harusnya aku berbelanja kemarin sore tapi karna pekerjaan yang ayah berikan terlalu berlebihan untuk anak gadisnya ini, terpaksa aku sarus menggunakan hari liburku ini. Aku memasuki cafe memesan lalu memilih tempat duduk bagian tengah cafe, tempat ini sangat ramai, hampir semua tempat terisi. Kali ini aku memesan makanan berat aku memerlukan banyak protein dan energi siang ini, membawa blanjaan yang begitu banyak memerlukan tenaga ekstra.

"Ini pesanan anda nona, selamat menikmati" Akhirnya makananku tiba aku sudah sangat kelaparan.

"Ahh akhirnya, trimakasih" Aku menyambut dengan antusias, playan cafe ini tersenyum meliahatku yang terlihat begitu tidak sabar untuk segera menyantap hidangannya. Aku tidak peduli dan aku harus makan.

Menu untuk makan siangku kali ini adalah

Tom yum goong, khao tom dengan minuman yang menyegarkan cha yen dan pla pao aku butuh banyak protein, setelah mengahabiskan semuanya aku memutuskan untuk pulang tentu saja aku sudah membayar makanannya tadi. Selama perjalanan pulang aku ditemani dengan brita dari radio tidak ada yang menarik brita hari ini hanya berita seputar selebritis yang terciduk liburan bersama di Korea. Sayang sekali kapal baru harus karam di episode 2 , aku hanya terkekeh lucu, serisnya bagus, bagus sekali malah meskipun dengan badai di episode 2 tidak membuat feelku hilang aku tetep lanjut menonton setiap minggunya.

"Brakk.... Cekittt..." Ohh tidak aku menabraknya orang gila mana menyebrang sambil berlari seperti itu

Aku turun untuk memeriksa keadaannya tapi yang slanjutnya terjadi malah aku yang dibuat terkejut, dia tiba-tiba bangkit dan memelintir tanganku kebelakang dan menodongkan senjata ke leher ku, ini masih siang dan tengah hari bukan tengah malam kenapa negara ku ini jadi tidak aman?.

"Tetap diam atau urat lehermu putus" Acamnya.
Dia perempuan aku tau dari suaranya, dia menutup kepalanya dengan kupluk hoodie dan memakai masker. Manarik ku masuk kembali ke dalam mobil bedanya sekarang aku didudukan di samping kemudi dia yang mengemudi. Dia mengikat kedua tanganku dengan saputangan miliknya astaga motif nya lucu sekali, aku diam tidak memberikan perlawan ingat tangan kanannya masih memegang senjata tajam, bergerak sedikit saja kulit ku bisa tergores cukup dalam. Aku tidak mau itu pasti rasanya perih dan sakit.

Us! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang