prolog

448 19 0
                                    

Jam baru menunjukkan pukul 02:44 dini hari. Seseorang lari terseret-seret membawa begitu banyak lebam di sekujur tubuhnya bahkan diantaranya ada yang mengeluarkan darah. Katanya luka tidak terlihat lebih sakit ketimbang luka yang mengeluarkan darah. Tapi yang namanya luka tetaplah luka yang akan tetap menimbulkan rasa sakit meski hanya luka kecil karna lidah tergigit. padahal, lidah jika sengaja digigit tidak sakit. mungkin karna kita sadar sehingga tekanan gigitannya tidak terlalu kencang.

"Terlalu lambat, kaki sialan ini rasanya mati rasa!!" ucapnya. Meski begitu, raut wajahnya tidak menunjukkan apa yang dirasakannya saat ini

"Aaaahhh.... kau pikir dosaku sudah bersih? Ataukah kau sudah mau menerimaku?" matanya menatap lagit malam yang sunyi

"Tidakah yang baru saja aku alami adalah sebuah dosa besar?, heyy... mereka menghancurkan tubuhku tanpa darah yang keluar, siksamu sungguh luarbiasa khee" bicara sambil terkekeh kecil seolah yang dilaluinya hari ini adalah hal lucu yang menggelitik

"brukkk...." Nyatanya tubuhnya sudah tidak mampu lagi bertahan bersamaan dengan jatuhnya tubuh itu ketanah, kepalanya di benturkan pada dingding kayu di depannya dengan keras.

"BRAKK..." untuk pertama kalinya dia berharap di ambang kematiannya.

Tiada yang tau kapan ajal akan menjemput, melakukan hal-hal baik adalah pelajaran yang kita Terima dari para orang tua, nyatanya tidak semuanya mengajarkan kebaikan, lingkungan hidup yang keras memaksa kita hidup dengan pertahan yang kuat. Kita tidak tau nasib apa yang akan menghampiri, percayalah jika kita berusaha dan tuhan menghendaki apapun itu pasti akan tercapai.

Us! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang