(11-2)

413 111 4
                                    

WARNING ⚠️
- BL 🔞
- M-Preg
- Bahasa tidak baku
- Banyak typo
- Banyak Kata-kata kasar
- HOMOPHOBIC SKIP AJA






YANG KOMEN LANJUT SADAR DIRI AJA YA!!!

NGEVOTE KAGAK BISA-BISANYA KOMEN > LANJUT





PFFT





Oke karena Book II Chapter 10 sudah 100 vote, lanjut update Chapter 11

Dan akan update minggu depan JIKA chapter (11-2) ini sudah 100 vote, kalau chapter (11-2) ini tidak sampai 100 vote bakalan update sampai mencapai target thanks 🙏

...





Pagi menjelang, sinar mentari pagi dengan beraninya menerobos masuk dari celah gorden. Terangnya ruangan itu mengusik tidur dari bocah manis yang masih menyamankan diri dipelukan pria yang berstatus sebagai suaminya itu.

Atsumu menggeliat pelan, matanya mulai terbuka perlahan. Mengerjabkan matanya, mencoba membuka matanya yang merekat karena belekan dan membiasakan dengan cahaya sekitar.

Hal pertama yang ia lihat adalah leher jenjang putih dengan jakun yang menonjol, terlihat sangat jantan sekali. Cukup, ini masih pagi. Jangan berpikiran aneh.

Ia mencoba menjauhkan diri, tapi tertahan oleh sesuatu yang melingkari pinggangnya, lengan Kiyoomi. Ia tidur dipelukan Kiyoomi semalam, pipinya jadi memerah saat mengingatnya.

Ia diam, mengingat kejadian semalam membuatnya malu dan merasa bersalah. Malu karena dengan seenaknya menjadikan Kiyoomi pelampiasan emosi, merasa bersalah karena membuatnya terluka.

Manik kuning keemasannya menatap lekat tubuh setengah telanjang suaminya. Memang di pinggang, roti sobek khas milik Kiyoomi, dada bidang yang bergerak pelan secara teratur dan juga leher jenjang tempat ia menyusupkan kepalanya tadi.

Pipinya kembali memerah, [Grr... Apa yang sedang kupikirkan sih?]

Manik kuning emasnya beralih lagi keatas. Wajah tampan suaminya sungguh menjadi pemandangan yang menarik, lumayan asupan pagi.

Hidung mancung, bibir tipis yang biasa berkata kasar membentuk satu garis lurus, mata dengan manik yang indah tertutup kelopak putih yang berhias bulu mata yang lentik. Rambutnya sedikit berantakan karena tidur dan bekas pegangan (baca: Jambakan) Atsumu semalam.

[Dalam keadaan apapun, Omi-san tetap saja tampan] Batin Atsumu

Atsumu memberanikan diri mengulurkan tangannya, membelai rahang tegas itu dengan sentuhan seringan bulu, takut membangunkan si empunya.

Berpindah mengelus surai hitam keritingnya. Atsumu meringis mengingat ia menarik rambut itu terlalu kuat tadi malam, untung saja suaminya itu tidak botak.

"Maaf" Gumam Atsumu lirih

"Kau hampir membuatku botak tadi malam, Bocah"

Atsumu berjengit saat bibir yang semula diam itu bergerak mengeluarkan suara. Manik hitam itu masih terpejam, Kiyoomi belum membuka matanya.

"O-Omi-san, sudah bangun. Sejak kapan?"

"Sejak kau melihat tubuhku tadi. Puas membelaiku, Bocah"

Destiny [Sakuatsu II - On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang