0.03 Surat Adopsi

4.6K 419 6
                                    

      "Lauren de Luca!" geram Theodore.

      Dapat kalian bayangkan saat ini, di pagi yang cerah gaun tidur Lauren dipenuhi lumpur setelah terpeleset di kandang kuda. Theodore awalnya panik mendengar sang anak tidak berada di kamar. Setelah melakukan pencarian, ternyata Lauren sedang asik memberi makan kuda. Gadis itu terkejut saat sang ayah memanggil, membuat dirinya jatuh terpeleset ke kubangan lumpur.

       "Papa lihatlah, aku sudah membantumu memberi makan kuda," terang Lauren. Gadis itu tersenyum dengan wajah penuh noda lumpur.

       "Kau tau tugas seorang perempuan?" tanya Theodore.

       "Tentu, mendidik anak-anaknya bukan? Sayang sekali papa tidak punya istri," ungkap Lauren.

        Theodore hanya mampu mengusap wajah untuk meredakan amarah

        "Sudahlah, cepat bersihkan dirimu.
Kita ke istana sekarang!" kata Theo.

          Pria itu berlalu untuk mempersiapkan keberangkatannya. Sedangkan pelayan di belakangnya membawa Lauren untuk di mandikan kembali. Raut wajah Lauren berubah kesal, pelayan pasti akan menggosok tubuhnya dengan wewangian yang banyak.

**
        Di dalam kastil, Isabella membaca surat surat yang menumpuk untuk kediaman Luca. Banyak undangan perjamuan untuk dirinya, namun sebagian besar mengundangnya untuk menyodorkan putri - putri mereka.    Dahinya berkerut, melihat sebuah amplop berwarna biru. Dengan cekatan ia membuka segel amplop. Setelah mengeluarkan isi, matanya mulai membaca setiap baris kata.

       Ini adalah undangan dari ratu, yang mendengar bahwa Theodore telah mengadopsi anak. Tak lama Theo masuk dengan menggandeng Lauren, terlihat bahwa anak itu kesulitan untuk mengikuti langkahnya lebar dari kaki panjang ayahnya.

           "Theodore, Ratu telah mengetahui kabar tentangmu mengadopsi anak. Kurasa  ia tidak akan menyerah begitu saja untuk menyodorkan Tuan Putri. Jika ia mendengar bahwa anakmu perempuan, aku yakin Ratu akan memerintahkan Putra Mahkota untuk melamar Lauren," terang Isabella.

               Isabella memijit keningnya, entah mengapa keluarga kerajaan seperti berambisi untuk bersatu dengan keluarganya.

             "Aku akan berhati hati ibu," ucap Theo.

             Lauren hanya diam membisu, mengikuti setiap langkah ayahnya meninggalkan ruangan. Mereka bergegas menuju halaman rumah, tempat dimana kereta kuda terparkir. Beberapa kesatria membungkuk, salah satu dari mereka membukakan pintu.

            Lauren naik terlebih dahulu meskipun sedikit mengalami kesulitan. Theodore menyusul untuk duduk di sampingnya. Tak lama kereta kuda melaju meninggalkan kediaman Luca. Setelah hening beberapa saat, Lauren berpikir keras, topik apa yang akan dia bahas?

           "Papa, ada apa dengan keluarga kerajaan? Apakah kita akan bertemu Raja?" tanya Lauren.

      "Iya kita akan bertemu Raja, kemungkinan akan bertemu juga dengan anak - anaknya," ucap Theo.
     
  "Apakah dia baik?" tanya Lauren.

    "Jangan dekat - dekat dengan keluarga kerajaan. Ratu memintaku untuk menikah dengan putrinya, bisa jadi kau di jadikan sandra agar aku menikah," ucap Theodore.

    "Papa mungkin menggunakan sihir untuk memikat wanita??" tanya Lauren dengan tatapan penuh selidik.

   "Keluarga de Luca memang bibit unggul kau tahu!" geram Theodore.
 
  "Berapa umur papa?" tanya Lauren penasaran.

   "Dua puluh lima," jawab Theo.

           Lauren mendongak, menatap wajah ayahnya yang memasang ekspresi acuh tak acuh sedang menikmati pemandangan di luar jendela. Berarti kemungkinan besar Tuan Putri memiliki usia yang lebih muda.

Putri Angkat Duke Tiran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang