0.09 Wabah Kematian

3.5K 256 26
                                    

Halo, maaf ya updatenya agak lama.
Karena materinya agak berat ini.
Target 50 vote 20 komen + 10 Followers baru buat buka bab selanjutnya.
Untuk yang pengen liat spoiler, bisa follow Instagram aku @ imyour_ima

Happy reading!
.
.
.
.
.

    “Kau tau, setelah pembantaian kucing massal, tiga puluh orang yang tinggal di bagian timur mengalami penyakit aneh,” bisik seorang pelayan pada temannya.

     “Kudengar ada yang bagian tubuhnya menghitam dan mengeluarkan bau busuk,” jawab pelayan yang memiliki postur tubuh lebih tinggi.

     Lauren yang hendak melewati pelayan itu seketika  berhenti, ia mengikuti mereka dengan langkah mengendap- endap. Tiba – tiba sosok Isabella muncul membuat Lauren bersembunyi di balik tembok.  Di belakangnya ada Theodore yang memasang wajah serius.

    Melihat sang  majikan mereka memilih bungkam dan menyingkir. Lauren menatap dengan raut bingung, penyakit ini pernah ia dengan di masa depan. Kalau tidak salah bernama black death, wabah mematikan yang mengancam banyak nyawa. 

     Ini adalah sejenis infeksi yang dari hewan pengerat seperti tikus, kelinci, ataupun tupai. Namun yang sering dijumpai  dari gigitan kutu yang berasal dari tikus. Sebagian dari mereka tertular karena berdagang ke negara lain. Wabah ini telah tersebar di tempat mereka melakukan perdagangan.

     Kapal – kapal yang mereka tumpangi membawa barang muatan, namun tikus tikus terinfeksi bersarang di celah celah. Menggigit kaki mereka ketika lengah, hingga ketika sampai di daratan mereka telah terinfeksi . Bisul bernanah timbul di tubuh mereka, orang orang yang menolong mereka sebagian besar terinfeksi melalui udara.

     Banyak yang meninggal beberapa jam berinteraksi dengan terjangkit. Kaki kecil  Lauren melangkah tanpa suara, sepertinya ia sudah cocok menjadi seorang pencuri. Mereka memasuki ruang kerja Theodore, Isabella duduk berhadapan dengan sang anak. Lauren menerobos masuk begitu saja, lagi pula siapa yang akan melarang Lauren?

      “Lauren, kenapa kemari?” tanya Isabella.

      “Aku berjanji tidak akan mengacau,” jawab Lauren.

      “Tidak ada waktu untuk mengacau, Lauren,” ucap Theo.

     “Sungguh, Lauren akan duduk dengan tenang.” Selesai berujar, dirinya langsung duduk di salah satu kursi kosong.

      Theodore membuka salah satu berkas, tentu saja itu tak luput dari mata Lauren.

     “Sepertinya ini kutukan,” ucap Theodore.

     “Kau percaya hal bodoh itu Theodore?” tanya Isabella.

     “Itu bukan kutukan lho, karena kucing di bantai jumlah tikus semakin banyak. Terlebih lagi pemangsa tikus di kota hanyalah kucing, paman yang satu itu memang bodoh sekali,” terang Lauren.

     “Apa hubungannya dengan tikus?” tanya Isabella.

     “Tikus ini sumber penyakit, nenek ini bagaimana sih? Begitu saja tidak tahu,” ucap Lauren.

     “Memang tidak hanya Theo, ditambah lagi aku harus sabar menghadapi iblis kecil ini,” batin Isabella.

     Tiba-tiba pintu ruangan di ketuk, Justin langsung masuk tanpa meminta izin terlebih dahulu. Tentu saja itu mendapat tatapan tajam dari Isabella dan Theodore.

     “Saya memohon ampun karena telah menerobos masuk. Ada surat penting yang harus anda terima, Your Grace,” ucap Justin.

     Justin menyerahkan sepucuk surat yang ia bawa, terlihat stempel kerajaan di sana. Yang berarti ini adalah surat resmi. Lauren memiringkan kepalanya dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Theo langsung merusak segel amplop, dengan tergesa-gesa mengambil surat di dalamnya.

     Beberapa saat setelah membaca, raut wajah Theo menegang. Terlihat pula kedua tangannya meremas kedua sisi kertas yang ia bawa.

Putri Angkat Duke Tiran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang