0.08 Rapat Istana

3.4K 275 11
                                    

Sebelumnya, yuk dukung author dengan follow akun ini @shiroi_noka , like, dan komen.
Like dan komen itu penting lho buat author ~

Kalau pengen followan di Ig bisa dm @ imyour_ima nanti aku follback!

Happy reading!
.
.
.
.


     Setelah sarapan, kekacauan kembali terjadi. Lauren masuk ke dalam dapur membuat pekerja di sana menjadi heboh. Mereka pikir akan dimarahi lantaran makanan yang mereka masak kurang memuaskan. Nyatanya gadis itu memiliki maksud lain.

     “Tolong bungkuskan aku cookies sebanyak lima kantong dan beberapa cemilan. Aku juga minta garam,” pinta Lauren.

      “Dengan senang hati, nona muda,” ucap kepala koki.

     “Nona tidak perlu kemari. Saya bisa mengambilnya untuk anda,” ujar Megan.

     “Tidak papa, aku hanya merasa bosan. Papa lama sekali untuk bersiap siap,” terang Lauren.

     “Rapat akan di mulai setelah makan siang nona. Ini masih pukul enam pagi,” jawab Megan.

     Seorang pelayan menyediakan kursi, Lauren dengan senyum lebar berhasil mendaratkan pantatnya dengan sempurna. Gadis itu bersandar dengan kaki di luruskan, ia memejamkan mata sejenak menikmati aroma roti yang baru saja keluar dari panggangan.

     “Nona Lauren, ini pesanan anda.” Kepala koki memberikan peti kecil berisi lima kantong cookies tak lupa dengan cemilan lain untuk Lauren di kereta nanti.

      Megan menerimanya untuk Lauren. Setelah mengucapkan terima kasih, Lauren bergegas pergi dari sana, menuju halaman kastil tempat kereta kuda telah di siapkan.

      Namun ia malah mendapati gadis bangsawan sedang menghadang Theodore. Ia terus berbicara sedangkan ayahnya memasang ekspresi acuh tak acuh. Mau tak mau Lauren mendekat, untuk bicarakan keberangkatan mereka.

     “Papa, kapan kita akan berangkat?” tanya Lauren.

     Perempuan di samping ayahnya memasang ekspresi tidak suka, matanya memindai keseluruhan tubuh Lauren. Mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki.

     “Papa harus menyiapkan beberapa berkas, kau bisa menemani tuan putri? Tanya Theo.

     Lauren memandang perempuan di sampingnya sejenak, menurut rumor dia sangat tergila- gila dengan ayahnya. Ini kesempatan bagus agar dapat membuat sang putri mundur untuk mendekati ayahnya.

   

    

    “Baiklah papa. Perkenalkan saya Lauren de Luca, Your Highness.” Lauren menekuk kaki dan mengangkat kedua sisi gaunnya sebagai salam dengan kepala tertunduk.

     “Aku Felicia de Morgan, anak pertama dari Raja Julian de Morgan. Sekedar informasi jika kau belum tahu,” ucap Felicia dengan senyum formal.

     “Anda memang mirip dengan Putra Mahkota dan Yang Mulia Raja,” ucap Lauren membuat Felicia tersenyum.

     “Kau benar,” balas Theodore

Putri Angkat Duke Tiran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang