0.11 Birthday Party

1.3K 199 12
                                    

Halo teman - teman pembaca setia!
Sebelumnya terima kasih banyak buat dukungannya kalian selama ini.
Semangat dari kalian itu beneran jadi dukungan buat aku lho. Makasih banyak buat vote dan ucapan semangat dari kalian. Doain ya semoga suatu saat cerita ini bisa nangkring di rak Gramedia.

Happy reading guys! Mau target berapa? 250 Like 20 Komen + 5 Followers ya.

Lama nga papa kok, tapi aku updatenya lama juga 😋

   Theodore termenung di atas menara, pikiran bercabang membuat raut wajahnya terlihat serius. Ia sedang berdiri pada  puncak tertinggi menara di benteng pertahanan wilayahnya. Lautan manusia di luar benteng tampak membubarkan diri sebagian. Mereka tidak dapat menembus tembok tebal ini.

   Tinggi lapis pertama  benteng ini adalah delapan meter, dengan ketebalan dinding dua meter. Tembok yang membentang memagari wilayah Suviland seluas lima kilometer. Di baliknya adalah jalanan seluas lima meter untuk jalur keluar masuk wilayah. Barulah mereka dapat memasuki tembok kedua yang memiliki penjagaan lebih kuat dan tembok yang lebih kokoh.

   Tembok ini di bangun oleh kakek Theodore, meski awalnya ditolak karena anggaran yang besar. Nyatanya tembok ini melindungi  jantung kerajaan La Verde. Yaitu pusat perekonomian yang bergerak di industri pertanian dan tekstil dari serbuan kerajaan lain.

Wilayah ini berada di bagian barat kekuasaan La Verde. Sedangkan istana sendiri berada di wilayah utara. Dahi Theodore berkerut, dari atas ia melihat gerombolan orang di luar tembok menyeret seorang pria tua lalu menghajarnya hingga memiliki banyak lebam di sekujur tubuhnya.

Sedangkan Justin datang tergopoh-gopoh menuju Theo, lalu menyampaikan laporan yang membuat Theodore tidak bisa berkutik.

“ Your Grace, kami mendapat laporan bahwa warga wilayah timur melakukan pembantaian besar-besaran pada gelandangan,” ujar Justin.

“Kau tau motif mereka?” tanya Theodore penasaran.

“Menurut asumsi mereka, para pengemis hingga gelandangan lainnya mencemari sumur-sumur di wilayah timur,” jawab Justin.

“Tidak bisakah kita mencegah hal itu?” ucap Theo.

“Sayang sekali tidak bisa, mereka di luar tembok hampir seluruhnya telah terjangkit. Jika kami mengerahkan penjaga, itu sungguh berisiko,” jelas Justin.

“Ini sungguh rumit, apa tidak ada tindakan dari bangsawan wilayah mereka?” tanya Theodore.

 “Lima puluh persen bangsawan timur telah terjangkit, lima puluh persen sisanya menutup akses keluar masuk kediaman,” jawab Justin.

“Kenapa masalah ini tidak kunjung usai, aku merindukan putriku,” gumam Theo.

   Tidak dapat dipungkiri bahwa Lauren membuat hidup Theodore lebih berwarna dan tidak monoton. Kenakalan anak itu membuat dirinya menjadi lebih bebas dalam berekspresi . Ia mengakui bahwa dirinya tidak sekaku dulu, Lauren adalah hiburan dari segala kepenatan hidup.

   Namun perjalanan Lauren masih sangat panjang, beberapa pekerja juga belum sepenuhnya dapat menerima Lauren. Terlebih ia adalah anak adopsi dari panti asuhan. Dan hal itulah yang membuat Theodore semakin khawatir.

   Lauren jarang sekali menunjukkan isi hatinya, Theo hanya mampu melihat tingkah jahilnya saja. Tiba-tiba suara kegaduhan terdengar dari lorong, entah apa yang prajuritnya tahan. Mungkin para warga yang berhasil masuk?

   Namun nyatanya tembok mereka tetap  berdiri kokoh. Selang satu menit, seorang wanita bergaun mewah menghampirinya. Tangan pria itu terkepal, dengan kelopak mata yang tertutup sejenak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Putri Angkat Duke Tiran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang