Prolog

3.2K 285 16
                                    

Dor dor dor

Boommm!

Suara tembakan dan bom granat bergema.

Seorang pria dengan muka cemong terlihat bersembunyi dibalik beton dari bangunan yang sudah runtuh, ditangannya pria itu menggenggam senapan laras panjang.

Pria itu menarik napas dalam-dalam, dia memejamkan mata sejenak, mencoba untuk mengendalikan emosinya.

Pria itu lalu mengambil granat tangan yang dia bawa, dia lalu melepas tuas menggunakan giginya dan langsung melemparkannya ke arah musuh.

Setelah granat meledak, pria itu keluar dari persembunyiannya dan langsung menembaki musuh.

~~~

Pria bermata hijau itu menghela napas berat, dia memandangi langit di atasnya dengan tatapan kosong. Pria itu menyender pada sebuah kayu.

Dia lelah, dan sangat muak. Muak dengan peperangan yang tidak kunjung usai. 6 tahun... 6 tahun dirinya menghabiskan waktu di medan perang. Dia lelah, dia ingin istirahat.

Dia bahkan sudah lupa bagaimana rasanya tidur dengan tenang tanpa dihantui perasaan takut, atau mimpi buruk setelah melihat seseorang mati dihadapannya.

"Komandan..."

Pria itu menoleh melihat ke arah kawannya, seorang pria dengan mata coklat dan pipi chubbynya, agak aneh untuk seseorang yang sedang berada di medan perang tapi masih memiliki badan berisi seperti itu.

"Harus berapa kali ku bilang, berhenti menyebutku dengan panggilan itu." Pria bermata hijau kembali memfokuskan pandangannya ke arah langit.

"Langitnya cerah ya... Kak Asha."

Ashaka, adalah nama dari pria bermata hijau itu. Dia adalah seorang Letnan I, dia memimpin sebuah peleton yang awalnya berjumlah 50 orang, tapi kini hanya tersisa 15 orang.

"Hm... Ya, sangat cerah... Seolah tidak terjadi hal buruk dibawahnya." Asha bergumam pelan.

Asha tidak akan pernah memaafkan keluarganya yang sudah membuatnya berakhir di neraka dunia ini.

Ashaka Zavaettan, itulah nama lengkapnya. Keluarga Zavaettan adalah keluarga yang sangat terpandang di negara asalnya, dengan fakta ini seharusnya Asha bisa hidup dengan nyaman dan damai dengan segala harta keluarganya.

Tapi semua berubah setelah terjadi perebutan kekuasaan atas perusahaan-perusahaan keluarga.

Setelah ayahnya meninggal, Asha adalah kandidat paling kuat untuk menjadi pemimpin selanjutnya, Asha benar-benar berbakat dalam dunia bisnis, karena hal itu jugalah sejak dulu ayahnya selalu membawa Asha ke setiap pertemuan bisnisnya.

Tapi sayangnya, Asha adalah anak kedua, Asha itu tiga bersaudara, jadi dia memiliki seorang kakak.

Di dalam keluarga Zavaettan ada sebuah aturan tidak tertulis, yaitu pemimpin perusahaan haruslah anak tertua.

Kakak Asha bukanlah seseorang yang kompeten, tapi orang-orang di keluarganya tetap mendukung sang kakak meski mereka tau seberapa tidak bergunanya orang itu. Termasuk ibunya, karena kakak Asha adalah anak favorit sang ibu.

Keluarga Asha lalu mulai membuat berbagai rencana untuk menyingkirkannya. Sampai akhirnya 6 tahun lalu perang dunia pecah.

Dengan liciknya ibu Asha membuat peraturan baru yang disetujui oleh anggota keluarga yang lain, yaitu 'Pewaris perusahaan haruslah seseorang yang memiliki karir di dunia militer'.

Dengan adanya peraturan ini terpaksa Asha dan kakaknya mendaftarkan diri untuk menjadi tentara, dan bergabung ke dalam perang. Saat itu juga pasukan tentara negaranya sedang membutuhkan banyak orang, jadi test dilakukan dengan buru-buru.

Arthurias : Soulmate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang