4. Ayah

1.6K 258 44
                                    

Arthurias bersidekap dada dengan malas, dia lalu menatap pria yang duduk di sofa di depannya, "Jadi, untuk apa ayah datang kemari?"

Ya, saat ini Arthur sedang berhadapan dengan ayahnya, atau lebih tepatnya ayah Arthurias.

Ayah Arthur mengernyit melihat respon tak biasa anak sulungnya, tumben sekali Arthur terlihat tidak senang akan kedatangannya, biasanya dia akan sangat bersemangat, sampai menatap dirinya dengan mata berbinar.

"Ayah dengar Alterio dan Savian membuat masalah lagi, mereka buat masalah apa? Kok bisa? Kamu mengurus mereka bagaimanasih?"

Arthur mengerutkan dahinya, ini ceritanya dia salahkan kah?

"Saya mengurus mereka seperti seharusnya."

"Kalau diurus seperti seharusnya, kok bisa mereka sampai berbuat masalah terus? Kamu bisa gak sih jadi kakak yang baik?"

Arthur ingin menganga mendengarnya, dia lalu terkekeh pelan, "Serius anda menanyakan itu kepada saya? Lalu bagaimana dengan anda sendiri? Memangnya anda sudah jadi ayah yang baik?"

Ayah Arthur mengerutkan dahi tidak mengerti, "Apa maksudmu?"

"Meninggalkan semua anak anda, dan membiarkan mereka mengurus dirinya sendiri. Apakah itu terdengar seperti tindakan dari seorang ayah yang baik?" Arthur menatap ayahnya dengan sinis.

Ayah Arthur mengepalkan tangannya dengan kesal, "Sejak kapan kamu berani mempertanyakan tindakan ayah? Ayah melakukan ini juga demi kebaikan kalian, agar kalian bisa mandiri, dan hidup tanpa bergantung pada orang lain."

Arthur kembali terkekeh, "Demi kebaikan kami? Atau karena keluarga baru ayah tidak menginginkan kami?"

Dari ingatan Arthurias, dia bisa melihat kalau alasan mereka ditinggalkan oleh orangtua mereka, adalah karena keluarga baru orangtua mereka tidak menginginkan mereka.

Ayah Arthur terdiam mendengar itu, dia lalu menghela napas berat, "Dengar Arthur, ayah juga ingin bahagia dengan keluarga baru ayah, dan mereka tidak ingin ayah membawa anak dari pernikahan sebelum. Kamu sendiri sudah setuju dengan hal itu, karena itu ayah meninggalkan kalian di sini."

Arthur menatap tajam ayahnya, betapa egoisnya pemikiran orangtua yang seperti itu. Apa dia kira anak-anaknya tidak menginginkan kebahagiaan juga?

"Ya ya ya, terserah anda saja. Tapi seperti kata ayah, akulah yang setuju untuk mengurus semua adikku dan tinggal di sini bersama, jadi jangan mempertanyakan caraku merawat mereka, ayah saja lebih peduli pada diri ayahkan?"

Arthur mengakui cara Arthurias merawat adiknya sebelumnya tidak bisa masuk kategori cara merawat anak yang baik, tapi Arthur juga mengerti mengapa Arthurias seperti itu. Anak itu pasti sebenarnya terkena depresi, tapi dia mungkin mengabaikan kondisi mentalnya yang kurang sehat, dan akhirnya melampiaskan semuanya pada adik-adiknya.

"Ayah ini masih tetap ayah kalian!" Ayah Arthur memprotes, bagaimana dia bisa tidak ikut campur? Mereka itu tetaplah anak-anaknya.

Arthur memiringkan kepalanya, dan bersmirk menatap ayahnya, "Ya, ayah yang egois. Hanya mempedulikan kebahagiaannya sendiri tanpa memikirkan anak-anaknya. Baik anda ataupun ibu saya, kalian sama-sama orangtua yang tidak becus."

Ayah Arthur terdiam mendengar itu.

Arthur menghela napas berat, "Anda sudah mempercayakan adik-adik saya untuk dirawat oleh saya, jadi biarkan saya merawat mereka dengan cara saya sendiri. Toh kalaupun saya gagal merawat dan mendidik mereka, memangnya apa yang akan anda lakukan? Membawa mereka untuk tinggal dengan anda? Tidak mungkinkan?"

Benar. Sekalipun Arthurias merawat adik-adiknya dengan cara yang salah, hal itu tetap tidak akan membuat ayahnya membawa mereka kembali tinggal dengannya.

Arthurias : Soulmate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang