10. Kesiangan

968 174 45
                                    

Arthur menahan senyumnya melihat Avic dan Kaylo yang sedang menundukkan kepala di depannya.

"Kok bisa kalian telat barengan? Avicsih gak heran."

Avic dan Kaylo memang telat masuk sekolah, karena itulah sekarang mereka harus berhadapan dengan Arthur.

Keduanya bisa telat karena mereka bangun kesiangan, setelah semalaman mereka main game bareng, sampai-sampai Kaylo yang biasanya anti main game malah tenggelam dalam keseruan main game dengan Avic.

"Bangun kesiangan." Kaylo bercicit pelan.

Arthur tidak bisa lagi menahan senyumannya, dia menggelengkan kepalanya, "Sekarang kalian ke depan tiang bendera, dan hormat sampai jam istirahat."

Avic menghentakkan kakinya kesal, "Kenapa harus itusih hukumannya? Gaada yang lain apa? Panas tau."

Arthur rasanya ingin menggeplak kepala Avic, malah nawar. "Pilih hormat ke tiang bendera, atau bersihin semua WC yang ada di sekolah?"

Avic berdecak kesal, "Iya iya, pilih hormat aja."

Arthur tersenyum, dia tau Avic paling tidak suka dihukum dengan disuruh bersih-bersih WC sekolah, jijik katanya.

"Pake aja topinya biar gak panas banget."

Avic langsung mengambil topinya di tas, dan memakainya. Avic lalu menoleh ke arah Kaylo, "Kay bawa topi tidak?"

Kaylo menggelengkan kepalanya, "Nggak, tapi gapapadeh."

"Hush, ntar malah pingsan lagi, nih pake topi gue aja." Avic mengulurkan topi itu kepada Kaylo.

Kaylo mengernyit mendengar ucapan Avic, entah mengapa dia jadi merasa terhina, "Nggak mau, gue kuat kok."

Arthur menghela napas berat, "Udah pake aja Vic, Kaylo biar pake punya gue." Arthur mengambil topinya yang dia kaitkan ke celananya.

Avic menganggukkan kepalanya mengerti, dia langsung kembali memakai topinya. Arthur lalu menyerahkan topinya pada Kaylo, yang langsung diterima oleh Kaylo.

"Dah sana ke lapang. Kalau dirasa pandangan mulai buram langsung ke pinggir aja."

Avic dan Kaylo menganggukkan kepala mereka, dan langsung bejalan menuju lapangan.

Arthur menghela napas dan menggelengkan kepalanya, "Ada-ada aja."

🔥

Arthur tersenyum memperhatikan tingkah Avic dan Kaylo dilapangan lewat jendela kelasnya.

Kelas Arthur ada di lantai 2. Arthur duduk di samping jendela yang tepat menghadap ke arah lapangan, jadi Arthur bisa sekalian mengawasi dua manusia itu.

Untungnya guru yang mengajar di jam itu telat masuk, jadi Arthur terhindar dari amukan karena terlalu fokus memperhatikan lapangan.

Avic terlihat tidak bisa diam, dia sesekali berjoget-joget seperti cacing kepanasan, kadang mendorong Kaylo yang hanya fokus untuk hormat, kadang jalan di tempat, dan masih banyak lagi tingkahnya. Arthur berpikir, kok ada manusia se ajaib itu?

Samudra, teman sebangku Arthur, merasa heran melihat temannya yang biasanya seperti kulkas 1000 pintu sekarang malah senyum-senyum gak jelas.

Samudra lalu ikut mengintip ke arah jendela, "Lah, tumben si Kaylo dihukum."

Arthur tersentak kaget, dia lalu menoleh ke arah temannya, "Lo kenal dia?"

Sam menganggukkan kepalanya, "Gue pernah se ekskul sama dia waktu kelas 10, tapi dia tiba-tiba keluar. Terus gue 2 kali partneran di olimpiade waktu kelas 10 dan 11."

Arthurias : Soulmate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang