Arthur mengernyitkan dahi melihat dua orang di depannya. Lukas.
Arthur tau dia saat ini sedang bermimpi. Arthur saat ini sedang duduk di kursi, dan di depannya ada dua orang yang sedang bercengkrama.
Yang membuat Arthur heran, kedua orang itu adalah Lukas. Rekannya di kehidupan sebelumnya. Kenapa Lukas ada dua?
Arthur menyadari, meskipun fisik keduanya sama-sama Lukas, tapi mereka memiliki ekspresi yang berbeda.
Yang satu sangat ceria, persis seperti Lukas yang Arthur kenal. Sedangkan yang satu lagi sangat gloomy, mendung, dan terlihat sedih.
"Kenapa kalian mirip?" Tiba-tiba pertanyaan itu terlontar dari mulut Arthur. Dia sedaritadi memang hanya diam saja, terlalu bingung untuk bereaksi.
Kedua orang itu menoleh menatap Arthur. Lukas versi ceria memiringkan kepalanya dengan tatapan polos, "Karena kami... Satu orang yang sama?"
Arthur mengernyit mendengar itu, "Satu orang yang sama? Tapi kalian ada dua."
"Kami satu jiwa yang sama, tapi terbagi dua." Arthur versi gloomy menjawab, tatapannya saat melihat Arthur terlihat sangat sedih dan terluka.
Arthur menghela napas berat, mencoba menenangkan diri, "Oke. Lalu kenapa kalian bisa terbagi dua?"
Kedua Lukas itu saling berpandangan, mereka lalu kembali menatap Arthur kali ini dengan tatapan sedih.
"Kami terbagi dua karena kamu..."
Arthur mengerutkan dahinya, tidak mengerti maksud ucapan Lukas 1.
Lukas dua menghela napas berat, dia lalu menatap Arthur dengan tatapan serius, "Kami terbagi dua semenjak kamu meninggal. Dia adalah Lukas versi sebelum kamu meninggal, dan aku adalah versi setelah kamu tiada."
Arthur semakin tidak mengerti, kenapa dia jadi penyebab terbaginya jiwa Lukas?
"Bentar... kenapa jadi karena aku?"
Bukannya menjawab, keduanya malah menatap Arthur dengan tatapan penuh kesedihan.
Selanjutnya, mereka bertanya sesuatu yang membuat Arthur terdiam seribu bahasa.
"Arthur, meskipun kami memang satu orang yang sama. Tapi... Jika kamu harus memilih salah satu dari kami, siapa yang akan kamu pilih?"
~~~
Arthur meneguk air minumnya dengan rakus. Selesai minum, dia langsung duduk dengan lemas di kursi meja makan.
Arthur mengusap kasar wajahnya, "Mimpi aneh."
Arthur masih dibuat kepikiran dengan mimpi yang tadi dia alami. Lukas... Tiba-tiba Arthur jadi kepikiran orang itu. Arthur langsung mencoba mengingat kembali sosok Lukas yang dulu dia kenal.
Asha dan Lukas memang cukup dekat. Bisa dibilang, Lukas adalah satu-satunya orang yang mau berdekatan dengan Asha.
Para bawahan Asha kebanyakan takut dengan Asha, mungkin karena sifatnya yang dingin dan pendiam, seperti tidak bisa diajak bercanda dan bersenang-senang.
Tapi, Lukas itu berbeda, dia sama sekali tidak takut ataupun segan dengan Asha. Dia bahkan selalu tanpa ragu memeluk atau bermanja padanya. Ashasih hanya membiarkannya saja, mungkin memang itu sifatnya Lukas.
Selain itu, Lukas juga yang selalu mengobati Asha setiap kali dia terluka. Lukas tidak pernah membiarkan Asha mengobati lukanya sendiri. Asha sering sekali malas jika diobati oleh Lukas, karena Lukas selalu mengobatinya sembari mengomel panjang lebar.
Arthur tersenyum mengingat senyuman Lukas yang begitu cerah. Kenapa baru sekarang ya Arthur menyadari betapa bersinarnya senyuman Lukas itu.
Lukas benar-benar orang yang periang, bahkan di medan perang dimana seharusnya mereka merasa depresi karena keadaan, Lukas tetap tersenyum ceria dan bersikap seolah mereka tidak sedang diambang kematian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Arthurias : Soulmate
Teen Fiction⚠️BL Asha, seorang tentara yang mati di medan perang karena melindungi pasukannya, bertransmigrasi ke tubuh anak SMA. Arthurias, pemuda kaya tapi kehilangan sosok orangtua, dan harus bertanggung jawab menjadi sosok orangtua pengganti bagi 4 orang ad...