5. Sekul

1.8K 228 38
                                    

Arthur memperhatikan penampilannya di cermin. Hari sudah berganti, dia harus masuk sekolah hari ini.

Arthur memiliki wajah yang tampan, kulit sawo matang, mata yang tajam, rahang yang tegas, hidung mancung, dia juga tinggi.

"Olahraga dikit bisanih punya otot." Arthur mengangkat baju seragamnya memperlihatkan perutnya yang rata. Selesai bersiap-siap, Arthur mengambil tasnya dan berlalu keluar kamar.

☀️

Motor ninja yang dikendarai Arthur memasuki halaman sekolah, dan menuju parkiran. Begitu sampai, Arthur membuka helmnya dan menghela napas berat.

Arthur mengedarkan pandangannya. Sekolah Arthurias memang besar, dan mewah, walau masih kalah dengan sekolah Arthur saat menjadi Asha.

Sedang asik-asiknya melamun memperhatikan sekolah barunya, tiba-tiba beberapa motor datang dan parkir di dekatnya.

Saat salah satu pengendara motor itu membuka helm, Arthur langsung mengenali orang itu, Avicenna.

Arthur dan Avic saling bertatapan, Arthur tersenyum tulus, hal itu tentu membuat Avic terkejut. Baru kali ini Arthur tersenyum seperti itu padanya, biasanya Arthur hanya akan menatapnya dengan tatapan marah dan kesal.

~~~

Arthur menghela napas berat, dia berjalan menuju halaman belakang sekolah. Arthur tidak tau harus melakukan apa. Ternyata hidup damai-damai saja juga membosankan ya...

Begitu sampai di belakang sekolah, Arthur mengernyit melihat seseorang yang tengah merokok. Avic.

Arthur menggelengkan kepalanya, pemuda itu rupanya tidak ada bosan-bosannya kena hukuman.

Arthur bejalan mendekat, sepertinya Avic sedang melamun sampai-sampai dia tidak menyadari keberadaannya. Arthur berdiri di belakang Avic, lalu mengambil rokoknya.

Avic tersentak kaget, dia langsung menoleh, dan menatap Arthur dengan kesal.

"Apa-apaan sih?!" Avic berdiri, hendak mengambil rokoknya kembali dari tangan Arthur, tapi Arthur lebih dulu mengangkat tangannya yang memegang rokok Avic.

Avic yang pada dasarnya lebih pendek dari Arthur, langsung berjinjit-jinjit mencoba mengambil kembali rokoknya. Arthur langsung meremas-remas rokok itu hingga hancur.

Avic menggertakkan giginya, "Kurang ajar ya lo." Avic mendongak menatap Arthur dengan tatapan membunuh.

Arthur tersenyum, dia lalu mendekatkan wajahnya dengan wajah Avic, "Gue? Kurang ajar? Gue cuma melakukan yang seharusnya dilakukan. Merokok di sekolah adalah pelanggaran, dan lo sudah melanggar hal itu."

Arthur terdiam memperhatikan dengan lamat wajah Avic, ternyata kalau dilihat-lihat, Avic ini manis juga. Terutama matanya yang berwarna biru laut, rasanya seperti membuat Arthur tenggelam.

Wajah Avic kemudian bersemu menyadari kalau dia dan Arthur malah bertatapan intens. Avic membuang wajahnya, dan berdecak kesal.

"Udahlah, lo bikin gue gak mood!" Arthur hendak beranjak, tapi tangannya lebih dulu ditahan oleh Arthur.

"Udah di sini aja dulu, lo lagi banyak pikirankan? Di sini enak sepi dan tenang." Arthur tau Avic sedang ada masalah melihat bagaimana dia menyendiri, padahal Avic adalah orang yang memiliki banyak teman, bahkan geng yang tadi dilihat Arthur diparkiran.

"Gue emang niatnya mau menyendiri, tapi lo malah datang, ganggu." Avic berucap sinis.

Arthur meringis mendengar itu, "Iya maaf... Sekarang di sini aja dulu, gue gaakan ganggu kok, kita melamun bareng." Arthur berucap dengan nada lembut.

Arthurias : Soulmate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang