Prolog

74 4 2
                                    

Manusia hidup itu hanya sekali namun kenapa takdir tidak bisa berpihak jika tau hidup ini hanya sekali? kenapa takdir seakan akan bermain main dengan kehidupan yang katanya hanya sekali ini.

Aksa Rahandika adalah remaja yang harus hidup dengan kedua keluarganya yaitu ayah dan satu abang laki lakinya yang terus membenci hanya karena satu kejadian dimana saat itu harus menghilangkan satu nyawa yang selama ini selalu memberi cahaya untuk Aksa.

Deburan ombak selalu terdengar ditelinga Aksa kala dirinya lelah, dirinya akan selalu pergi kelaut untuk sekedar mengadu akan rasa lelahnya. Setiap deburan ombak yang terdengar seakan adalah kata kata penenang dari sang ibu yang sudah lama berpulang.

"Deburan ombak yang berisik namun tenang, tapi hidup gue yang berisik kenapa ga tenang?" Lirih Aksa

"Jiwa ini juga ingin merasakan yang namanya kasih sayang itu."

***

"DASAR ANAK TIDAK TAU DIRI!" Sentak Liam dengan terus memukul Aksa hingga anak itu tidak mampu untuk berucap.

"Pembunuh yang tidak pantas hidup!"

***

"Papa mau nikah, lo jangan egois!"Ucap Raja menatap Aksa.

"Tapi dia jahat, dia cuma mau harta papa bang," lirih Aksa.

"Lo yang jahat! bukan dia!" sentak Raja dan mulai berjalan pergi.

***

Aksa selalu berkata ingin memiliki kesabaran seluas laut namun takdirnya sekan akan selalu menguji kesabaran itu semua.

Setiap masalah akan ada jalan keluarnya, namun setiap kebencian kapan akan berubah menjadi rasa cinta? kapan semua kebencian itu akan berakhir jika mereka tidak mau untuk keluar dari kebencian itu.

Kebencian hanya dimiliki oleh mereka yang salah paham namun penyesalan hanya disebabkan oleh dirinya yang membuat kesalahan.



Haii ini adalah karyaku pertama namun jika ada kesamaan, tokoh, judul, alur dan tempat aku meminta maaf karena itu adalah sebuah tidak kesengajaan. Dan aku berharap tidak ada yang Memplagiat cerita ini.
Trimakasih.

Aksa dan Laut (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang