Part 5. Makasih

16 2 0
                                    

"Iya gue...." ucapan Dipta terhenti sebentar yang membuat Aksa bingung.

"Gue apa?" tanya Aksa pada Dipta.

"Bentar dulu masih makan mienya lagi dikit," ucap Dipta yang langsung memasukkan satu sendok mie trakhir di mulutnya. "Gue awalnya kesel sama lo, tapi setelah dipikir pikir ini hanya masalah sepele, jadi ngapain marah?" ucap Dipta yang membuat Aksa tersenyum.

"Makasih," ucap Aksa tiba tiba.

"Makasih? makasih buat apa?" heran Dipta karena Aksa tiba tiba mengatakan 'makasih'.

"Makasih karena udah mau jadi temen gue," ucap Aksa menjawab

Dipta terkekeh pelan. "Hanya itu?" tanya Dipta dan diangguki oleh Aksa. "Tanpa lo bilang makasih juga gue udah tau lo bersyukur punya temen modelan kaya gue," ucap Dipta percaya diri.

"Iya spek ondel ondel kan?" ucap Aksa dan dibarengi dengan tawaan diakhir kalimat.

"Sialan lo!" tukas Dipta.

"Udahlah mending lo balikin tu mangku mie lo, ini udah keburu masuk kelas lagi," ucap Aksa yang menyuruh Dipta untuk pergi.

"Iya iya," kesal Dipta dan berjalan pergi.







**

Pulang sekolah telah tiba dan banyak siswa berhamburan untuk pulang. "Mau kemana sekarang?" tanya Dipta yang berjalan disebelah Aksa.

"Pulang," ucap Aksa singkat.

"Jangan bohong, gue tau lo ga akan pulang," kata Dipta yang membuat Aksa tersenyum tipis.

"Gue mau ketempat yang disukai mama," ucap Aksa yang membuat Dipta mengangguk.

Dipta sudah tau dimana tempat yang dimaksud itu jadi dia akan menemani Aksa.

**
Kini keduanya sudah berada dilaut, ya! tempat yang disukai oleh mama Aksa adalah laut, dan tempat trakhir bisa melihat senyuman sang mama.

Kini keduanya terduduk dipinggiran laut, sinar matahari yang panas membuat mata keduanya silau. "Mama," gumam Aksa yang membaut Dipta menoleh kekanan dimana Aksa duduk, setelahnya Dipta ikut menatap kedepan.

"Dip, seharunya gue aja kan yang waktu itu tenggelam bukan mama," ucap Aksa yang membuat Dipta lagi lagi menoleh.

"Maksud lo?" tanya Dipta pada Aksa yang tidak memandangnya sedikitpun.

"Iya, seharunya mama ga bantuin gue saat itu, harus gue yang gaada, GUE!" ucap Aksa dengan menekankan kata 'gue'. Dipta menggeleng cepat menolak kata kata itu.

"Ga, ga ada yang salah disini, semua itu sudah kehendak tuhan, itu takdir Sa," ucap Dipta menatap Aksa lekat.

"Tapi semua itu....." ucapan Aksa terhenti saat Dipta menyelanya.

"Udah diem!" sentak Dipta yang membuat Aksa diam, Dipta tidak mau mendengar ucap Aksa yang mengatakan bahwa dirinya yang salah disini.

"Tapi Dip....." dan lagi lagi ucapan Aksa terpotong saat Dipta kembali menyelanya.

"Lo berhenti bahas itu atau gue lempar kedalam laut itu?" ucap Dipta kesal, sedangkan Aksa hanya tersenyum kecut.

"Gue tau lo ngerasa bersalah atas semua ini, tapi lo ga boleh nyalahin diri lo sendiri, paham?" ucap Dipta sedangkan Aksa hanya diam. "Paham apa engga?" kesal Dipta karena tidak mendapatkan jawaban dari Aksa.

"Aksa! paham apa engga?" lagi lagi Dipta menanyakan hala itu dengan nada kesalnya.

"Katanya tadi diem, gimana sih?" akhirnya Aksa mengeluarkan suara namun jawaban itu berhasil membuat Dipta ingin memukul Aksa.

"Gue serius!" sentak Dipta.

"Iya, iya gue paham," ucap Aksa yang membuat Dipta merasa lega.
















Bersambung.........

sorry for typo



Aksa dan Laut (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang