Happy Reading
🍒🍒Kini Aksa sudah berada di area sekolah dirinya sempat tertegun saat melihat seorang anak yang diantarkan oleh ayahnya, meski hanya menggunakan motor tua hal itu berhasil membuat Aksa merasa iri.
"Aksa!" teriakan itu terdengar yang berhasil membuat Aksa menoleh siapan pemilik suara itu, mulutnya sedikit terangkat saat melihat siapa yang memanggilnya.
Aksa mulai mendekat pada orang yang memanggilnya tadi yaitu Dipta, senyumnya semakin terlihat saat tau siapa yang ada disebelah Dipta. "Tante Yara," ucap Aksa dengan sedikit membungkukkan tubuhnya.
Yara adalah ibu dari Dipta, namun bagi Yara Aksa juga putranya.
"Eh?" pekik Yara saat melihat Aksa yang membungkuk. "Tidak usah seperti itu kaya sama siapa aja," ucap Yara dengan mengelus rambut Aksa lembut.
"Udah, lo kaya sama presiden aja," ucap Dipta dengan kekehan berbeda dengan Aksa anak itu tersenyum malu.
"Berangkat sama siapa?" tanya Yara lembut.
"Naik angkutan umum," ucap Aksa menjawab, namun jawaban itu berhasil membuat kerutan didahi Dipta.
"Besok besok ga usah naik angkutan umum, besok tante jemput," ucap Yara menyuruh Aksa.
"Tidak usah, Aksa sudah biasa, Aksa ga mau ngerepotin tante Yara," kata Aksa menolak.
"Ga ngerepotin, tenang aja." Dipta mengatakan hal itu dengan tangan yang segera merangkul pundak Alsa. "Ma kita masuk ya? kelasnya udah mau dimulai," ucap Dipta dan segera membawa Aksa pergi.
Yara yang melihat jam tangannya yang menunjukkan masih jam 7 itu sedikit mengerutkan dahinya. "Ah masih lama kok," ucap Yara dan dengan segera kembali masuk kedalam mobilnya.
**
"Lo kenapa bohong?" tanya Dipta pada Aksa saat mereka berjalan dikoridor sekolah. Aksa sedikit menoleh pada Dipta, namun sedetik kemudian arah pandanganya kembali menghadap kedepan."Bohong kenapa?" heran Aksa yang belum mengerti dengan arah pembicaraan saat ini.
"Jangan pura pura bodoh ege! gue tau lo jalan kaki bukan naik angkutan umum!" kesal Dipta dengan memberhentikan langkah kakinya.
"Gue ga mau tante Yara tau," ucap Aksa yang juga berhenti berjalan.
"Tapi lo bohong," ucap Dipta menatap Aksa.
"Ga papa sekali kali," ucap Aksa.dengan cengiran, sedangkan Dipta hanya menggeleng dan kembali melanjutkan jalannya.
Suara riuh kelas terdengar berisik ditelinga keduanya saat sudah masuk kedalam kelasnya. "Berisik banget pagi pagi, ga sakit tu tenggorokan," ucap Dipta pelan dengan kekehan.
**
Jam pembelajaran sudah dimulai sejak tadi dan sekarang bel istirahat sudah berbunyi yang membuat langkah kaki siswa berhamburan menuju kekantin sekolah. "Ayo," ajak Dipta pada Aksa, Aksa hanya mendongakkan kepalnya seperti bertanya 'kenapa?'"Ayo kemana?" heran Aksa.
"Kekantin, lo ga lapar apa daritadi dengerin ocehan pak tua didepan?"
"Lo aja sendiri, gue bawa bekal," ucap Aksa yang membuat Dipta terheran heran. Aksa memang anak yang irit tapi tidak biasanya dia membawa bekal kesekolah.
"Bekal?" tanya Dipta meyakinkan sekali lagi dan jawaban dari Aksa adalah anggukan.
Bersambung............
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa dan Laut (HIATUS)
Teen FictionKebencian hanya membuatmu rugi, kebencian hanya menghasilkan penyesalan dikemudian hari. Dan bagaimana jika yang membenci itu adalah keluarga sendiri? mari tanyakan pada Aksa, mari berkelana dalam kisah Aksa dan Laut ini. Aksa dan Laut. (On going)