Happy Reading
🍒🍒Disinilah Aksa saat ini berdiri di tengah tengah lapangan menghadap ke tiang bendera yang ada di depannya, ini tidak terlalu siang, namun matahari sudah muncul dan cukup terik. Apa matahari tidak bersahabat juga pada Aksa saat ini?
Dipta yang berada di dalam kelasnya sesekali menoleh keluar dan melihat Aksa yang terlihat kepanasan bahkan sesekali mengusap lututnya. "Kakinya kenapa sih? Kenapa terus di usap usap seperti itu?" Dumel Dipta dalam hati, Romi yang memperlihatkan Dipta sedaritadi sedikit kesal.
"Dipta! Apa kamu mau dihukum juga seperti anak itu?" Ucap Romi yang membuat Dipta tersentak kaget.
"Ah? Aa tidak pak," ucap Dipta yang segera mengalihkan pandangannya kedepan.
***
Waktu terus berlalu Aksa masih berdiri dengan terik matahari yang semakin menyengat di kulitnya, bahkan sedaritadi mulutnya terus menggigit bibir bawahnya karena menahan rasa pening di kepalanya. Dirinya lupa tadi dia tidak sarapan bahkan kemarin setelah dihukum dia juga tidak makan. "Kenapa lama sekali? Seharunya pak Romi sudah keluar, kelas kelas yang lain sudah selesai dan sudah istirahat," ucap Aksa dengan pandangan menatap sekeliling melihat anak anak dari kelas lain sudah istirahat.Beberapa menit sudah terlewatkan akhirnya pak Romi keluar dari kelas tersebut diikutin dengan siswa siswa lain di belakangnya, Aksa yang melihat itu tersenyum senang akhirnya dirinya bisa istirahat, Dipta yang tepat berada dibelakang Romi segera berlari mendekat pada Aksa yang masih diam, namun sedetik kemudian anak itu terduduk di tempat dirinya tadi di hukum.
Bruk
Aksa jatuh terduduk dengan kepala yang tertunduk, sungguh kepalanya sangat pusing saat ini, Dipta yang melihat Aksa terduduk dengan cepat berlari dan menghampiri Aksa. "Aksa, lo kenapa? sakit?" tanya Dipta yang sudah berada di sebelah Aksa.
Tanpa pikir panjang Dipta langsung menyentuh kepala anak itu dan benar saja kepalanya terasa panas mungkin efek terik matahari saat ini, dahinya juga terus mengeluarkan keringat. "Sa lo pucat kita ke uks ya?" ucap Dipta hendak membantu Aksa untuk berdiri.
"Ga, ga usah, gue ga papa," ucap Aksa yang langsung berusaha berdiri meski sedikit sempoyongan.
"Lo ga usah kepala batu Sa, wajah lo udah pucat gitu, kalau ga mau ke uks kita istirahat, lo makan dulu," ucap Dipta seakan menyadarkan bahwa Aksa lupa membawa bekal saat ini karena telat.
Dipta yang melihat Aksa hanya diam sedikit mengkerutkan dahinya. "Sa, lo dengerin gue kan?" ucap Dipta yang membuat Aksa tersentak kaget.
"Ga dua duanya, udah gue mau ke kelas," ucap Aksa yang menjawab Dipta, namun jawabannya tidak berhasil membuat Dipta puas.
"Pilih salah satunya Aksa!" kesal Dipta karena temannya ini benar benar kepala batu.
Aksa diam sejenak lalu akhirnya memilih untuk ke uks, daripada dirinya makan, toh dia tidak membawa makanan, tidak mungkin kan dia meminta pada Dipta?. "Ya udah ke uks aja," ucap Aksa yang berusaha berjalan sendiri.
Bersambung.........
Sorry for typo
Jangan lupa vote dan komen.
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa dan Laut (HIATUS)
Teen FictionKebencian hanya membuatmu rugi, kebencian hanya menghasilkan penyesalan dikemudian hari. Dan bagaimana jika yang membenci itu adalah keluarga sendiri? mari tanyakan pada Aksa, mari berkelana dalam kisah Aksa dan Laut ini. Aksa dan Laut. (On going)