Part 4. Bekal & malu

17 1 1
                                    

Happy Reading
🍒🍒

Kini Dipta sedang berada dikantin, sedangkan Aksa? anak itu tidak ikut karena memang benar dirinya membawa bekal. Dipta sempat bingung apa yang membuat Aksa harus membawa bekal sedangkan papanya termasuk orang termampu. Namun Dipta tidak menanyakan lagi saat ingat bagaimana sifat papanya pada Aksa selama ini.

Aksa mulai membuka kotak bekalnya, bibirnya tersenyum tipis saat melihat bekal yang ia buat tadi, hanya selembar roti tanpa slay. "Ma, Aksa kangen bekal buatan mama," ucap Alsa pelan dengan tangan mengambil roti itu dan memasukkannya kedalam mulutnya perlahan.

Namun tidak berselang lama sebuah teriakan kembali terdengar yang membuat Aksa langsung menaruh roti yang baru saja dimakan setengah dan menutup kotak bekalnaya. "Aksaa!" teriakan itu berasal dari Dipta.

"Ck! kenapa lo suka banget sih teriak teriak?" kesal Aksa saat Dipta sudah berada didepannya dengan semangkuk mie ayam ditangannya.

"Hehe ayo makan bareng," ucap Dipta dengan mendudukkan tubuhnya disebelah Aksa.

"Lho emang boleh bawa makanan kekelas?" tanya Aksa pasalnya selama ini tidak ada yang membawa makanan kedalam kelasnya.

"Terserah gue lah," jawab Dipta dengan percaya diri. Sedangkan Aksa hanya menggeleng saja. "Mana bekal lo?" tanya Dipta yang membuat Aksa menoleh kaku.

"Emm udah habis, lo telat sih," ucap Aksa dengan gugup.

"Hah? cepet banget, lo ga bohong?" ucap Dipta yang lagi lagi membuat Aksa diam.

"Ya engga lah! gue kan ga lama makannya," ucap Aksa namun matanya tidak mau menatap Dipta.

"Sisa makanan lo masih ada di ujung bibir lo. Lo ga buru buru makan kan?" tanya Dipta yang membuat Aksa segera membersihkan ujung bibirnya yang terdapat serpihan roti.

"Lo buru buru karena lo cuma bawa roti tawar kan?" ucap Dipta yang membuat Aksa diam, namun matanya tidak berani menatap Dipta. "Ga usah malu, kita udah temenan dari lama," ucap Dipta melanjutkan dalam mulai menyantap mienya.

Aksa hanya menundukkan kepalanya. "Gue ga mau lo malu punya temen kaya gue," ucap Aksa yang membuat Dipta berhenti untuk makan.

"Malu? kenapa harus malu? kita udah temanan dari lama, dan sekarang lo tiba tiba bilang kalau gue malu temanan sama lo karena roti itu doang?" heran Dipta dengan menatap Laut.

"Bukan gitu," gugup Aksa.

"Trus apa? gue udah tau meski papa lo mampu tapi dia ga mau biayain hidup lo kan?" ucap Dipta.

"Papa mau kok, buktinya dia mau bayarin uang spp gue," ucap Aksa namun sedikit ragu.

"Heh? hanya karena itu doang? itu juga karena lo bilang kan? setelah lo nunggak berbulan bulan," kesal Dipta.

"Iya tapi setidaknya papa masih mau itu artinya papa masih anggap gue putranya," ucap Aksa yang membuat Dipta kesal dan melanjutkan makannya.

**

"Lo marah?" tanya Aksa tiba tiba setelah beberapa menit dilanda kesunyian.

Dipta mulai mengangkat kepalanya. "Iya gue......"











Bersambung..........

Aksa dan Laut (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang