6

67 8 1
                                    

🌺 HAPPY READING 🌺

Di sebuah mobil yang tengah terparkir di depan sebuah gedung yang menjulang tinggi tersebut, Grizella dan Fransiska masih belum berniat keluar dari mobil untuk menghadiri pesta undangan Melisa.

"Siska, aku kayaknya gak masuk ya aku malu." ucap Grizella kepada sahabat sekaligus manajernya tersebut.

"Kau malu kepada siapa Grizz."

"Aku___"

"Kesampingkan dulu rasa malumu, kita keluar sekarang."

Dengan perasaan gugup Grizella menghirup udara sedalam-dalamnya lalu menghembuskannya secara perlahan semoga dengan cara itu bisa menghilangkan rasa nervous nya.

Sebuah lantunan violin, piano, gitar dan alat musik lainnya terdengan merdu saat Grizella memasuki gedung tersebut. Ia sempat terngaga melihat keindahan gedung tersebut yang di hias begitu mewah dan elegan, Ia sempat merasa risih kepada orang-orang yang melihat ke arahnya dengan berbagai tatapan. Wajar saja jika mereka mengagumi Grizella, dia adalah sang pianis sekaligus model yang tengah naik daun, setiap menjadi cover majalah, majalah itu akan habis dalam kurung waktu yang singkat.

"Grizz."

"Kau akhirnya datang juga, aku sudah menunggu sejak tadi." Ujar Melisa seraya memberikan pelukan hangat. Grizella tersenyum kikuk.

"Maaf atas keterlambatanku, dan terima kasih sudah mengundangku."

Melisa melirik ke arah Fransiska.

"Kenalkan aku Fransiska, manager Grizella.". Melisa tersenyum seraya menjabat tangan.

"Bukankah kamu juga teman sekolahnya Grizz?"

"Ya kau benar." Melissa menganggu dengan senyum hangat, Melissa memang merupakan Kaka kelasnya semasa di sekolah dulu.

"Kau sudah sangat berubah Grizz, penampilanmu luar biasa." Puji Melisa.

"Aku masih terlihat biasa."

Melisa menggeleng tak setuju. "Aku tak menyangka kau akan menjadi seorang pianis dan model, i proud you."

"Aku juga bangga padamu, kau semakin sukses sekarang." Ujar Grizella.

"Ini semua berkat kamu dan Varelino yang mau jadi model untuk brand-brand ku, terima kasih."

Grizella tersenyum mengangguk. "Kamu sudah datang." Varelino menarik lembut pinggang Grizella lalu mengecup singkat pelipisnya.

Grizella menatapnya kesal lantaran mereka tengah di depan umum, ia tak ingin membuat gosip yang tidak-tidak.

"Thank you Mel sudah mengundang kami."

"Aku yang berterima kasih karena kalian datang, acaraku semakin ramai."

"Apa kau melihat David?" Tanya Varelino.

"David sedang bersama kedua orang tuaku mengobrol, mau ku antarkan?"

"Ah tidak perlu, aku akan menikmati beberapa makanan dulu di sini."

"Oke kalau gitu, nikamatilah makanannya."

Setelah Melissa pergi, Lucas tiba mendekati mereka bertiga. "Hai sweety."

"Hai Lucas."

"Kamu selalu cantik setiap hari." Pujinya melihat penampilan Grizella, Fransiska yang di sampingnya hanya memutar bola matanya jengah dengan tingkah Lucas.

Gadis itu sepertinya masih dendam dengan Lucas karena kejadian saat SMA dulu, yang mana Lucas menjahilinya dengan seekor ular mainan hingga membuat Fransiska tercebur danau. Ia sangat membenci hewan panjang, licin dan berbisa tersebut.

"Shutt, aku tak meminta pendapatmu mengenai penampilanku." Potong Fransiska saat Lucas hendak berucap sambil menatapnya.

Grizella dan Varelino terkekeh melihat dua sejoli yang bermusuhan tersebut.

"Percaya diri sekali kau."

"Kau cantik Fransiska, aku mewakili Lucas." Mendengar namanya di sebut, Lucas menatap sinis pada sahabatnya itu.

🌺🌺🌺

"Ini David, dia salah satu dokter bedah terbaik di rumah sakitku." Kata Fernando memperkenalkan David pada temannya. Fernando sendiri merupakan ayah dari Melissa.

"Kelihatannya cocok menjadi menantumu Fer." David hanya tersenyum menanggapi. Fernando terkekeh seraya menganggu, melirik anaknya dan David bersamaan.

"Aku sih berharapnya begitu, umurku sudah tidak muda lagi pengen menimang cucu." Fernando tertawa di ikuti oleh temannya tersebut.

Melissa melirik David yang meminum segelas air putih, ia tahu David pasti merasakan tak nyaman.

Melissa akhirnya pamit undur diri dari hadapan mereka dan membawa David bersamanya.

"Maafkan ayahku Dav."

"Tidak masalah."

"Akhir-akhir ini aku rasa kamu sangat sibuk di rumah sakit."

"Lumayan."

"Aku mengirimkanmu pesan beberapa kali tapi kamu tak membalasnya." Ungkapnya dengan senyum getir.

"Maaf aku sangat sibuk."

Melissa mengajaknya duduk tempat gajebo sedangkan David melepaskan jasnya lalu memasangkannya di tubuh Melissa.

"Kau akan kedinginan." Ucap David.

Melissa menunduk malu, wajahnya pasti sudah memerah.

"Sudah lama ternyata ya." Kata Melissa.

"Apanya?"

"Kita." David terdiam.

Melissa melihat langit yang gelap di depannya.

"Kamu ingat gak waktu itu kamu pernah mengajakku ke atap sekolah saat malam hari hanya untuk melihat bintang menggunakan teleskop." Melissa tertawa lucu mengingatnya.

"Benarkah?" Melissa mengangguk.

"Kita melihat bintang di malam menuju ulang tahunmu, aku sampai hampir di marahi ayahku karena pulang terlalu pagi, tapi aku senang karena kamu mengantarkanku selamat sampai rumah."

"Itu yang aku suka darimu, kamu bertanggung jawab."

Ingatan David seketika berputar, Grizella memang pernah memberikan kado ulang tahun untuknya yaitu sebuah teleskop, yang mana kado tersebut di berikan padanya menjelang ulang tahunnya. Sahabatnya itu mengatakan ia ingin melihat bintang bersama saat ulang tahun David nanti.

Namun yang ia ajak saat itu justru Melissa.

"David."

"Hum?"

"Kenapa kita tidak memulainya lagi, awal yang baru bersamaku."

Grizella yang hendak menemui David terhenti saat mendengar pembicaraan sahabatnya dan mantan kekasihnya itu.

Ia bahkan mendapati sebuah fakta bahwa David melihat bintang bersama Melissa dan bukan dirinya. Pantas saja malam saat menjelang ulang tahun David, pria itu tak ada di rumahnya.

Grizella yang tak sanggup lagi mendengar percakapan keduanya segera melanjutkan langkahnya menjauh dari sana, namun tanpa disadarinya David melihatnya, melihat punggung kecil Grizella yang menjauh.

Tbc

ALL I WANT IS YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang