12

36 9 0
                                    


"WHAT?!!"

Fransiska menutup mata mendengar teriakan dari Grizella, wajar saja jika sahabatnya itu terkejut mengenai apa yang baru saja Fransiska sampaikan.

"Bagaimana bisa kalian menyembunyikan hal ini dariku?" Tanya Grizella.

"Maafkan aku Grizz."

Grizella tampak masih tidak percaya dengan pernyataan sahabatnya itu. "Lalu kalian sudah bersama selama 2 tahun ini?"

Fransiska menggeleng. "Aku belum menerima Varelino."

Grizella kembali terkejut, jadi selama 2 tahun ini sahabatnya di gantung oleh sahabatnya sendiri?

"Belum? Artinya kamu masih memikirkannya?"

"Kau tau sendiri orang tua Varelino tidak menyukaiku." Ungkap Fransiska.

Memang benar apa yang di katakan nya, orang tua Varelino entah kenapa tidak terlalu menyukai Fransiska.

"Jika mereka tau kalian saling menyukai, aku rasa mereka akan merestui kalian." Ucap Grizella.

Fransiska menggeleng. "Aku rasa lumayan sulit, untuk itu aku masih belum memberikan jawaban selama 2 tahun ini."

Grizella menghela nafas. "Aku selalu dukung apapun yang terbaik untuk kalian berdua, tapi alangkah baiknya kamu tidak terlalu lama menggantungkan sahabatku." Ucap Grizella.

"Semua masalah pasti ada jalan keluarkan, di coba saja dulu." Tambahnya.

Fransiska terdiam, apa ia harus mencobanya?

"Permisi, kita akan mulai pemotretannya." Seorang staf datang menghampiri mereka.

Grizella mengangguk sebelum berdiri. "Kau pikirkan lagi nanti."

Fransiska mengangguk, menyusul Grizella untuk memantau pemotretan majalah terbaru sahabatnya itu.

***

"Aku rasa kau tidak benar-benar sakit." Kata David saat melihat keadaan Varelino yang tengah santai memakan cemilan sambil menonton televisi.

"Demamku sudah turun." Jawab Varelino.

Lucas membuka kulkas lalu menuangkan orange jus ke dalam gelas yang sudah ia ambil.

"Apa kau menyembunyikan pacarmu?" Tanya Lucas, lantaran melihat isi kulkas sahabatnya itu lengkap dengan bahan masakan tidak seperti biasanya.

"Fransiska yang mengisinya." Jawab Varelino.

"Oh jadi gadis itu yang menjadi incaranmu." Lucas meneguk orange jusnya.

"Aku mendapat tawaran film." Ujar Varelino.

"Lalu, kenapa wajahmu seperti itu? Bukankah bagus jika kau mencoba sesuatu yang baru." Ucap Lucas.

"Produsernya Alex, kau tau sendiri aku membenci pria itu."

"Alex? Mantan Fransiska?" Varelino mengangguk.

Alex Fernando, merupakan mantan kekasih Fransiska semasa mereka kuliah. Varelino sangat membenci pria itu entah kenapa rasanya dia selalu kalah oleh Alex dan ia sangat tidak menyukai hal tersebut.

"Dia hanya masa lalu, bukankah kau sudah bersama Fransiska sekarang." Ujar David.

"Dia masih belum memberikanku jawaban."

"Bukankah ibumu tidak merestui kalian." Lucas kembali bersuara, mengingat Varelino merupakan anak satu-satunya yang sangat di sayang oleh ibunya. Dan tahu jika ibunya Varelino tidak menyukai Fransiska.

"Mungkin karena itu dia masih belum memberimu jawaban."

Varelino terdiam, apa benar karena hal itu? Kenapa ia sampai tak terpikirkan ke sana.

"Lalu bagaimana hubunganmu dengan Ella?" Tanya David tiba-tiba membongkar hal yang belum Lucas diskusikan.

"Ella? apa maksudnya?" Tanya Varelino dengan wajah terkejut menatap David dan Lucas bergantian.

"Kau bisa tanyakan pada sahabatmu itu." Ucap David, Varelino menatap tajam ke arah Lucas yang hanya menyengir.

"LUCAS...."

Lucas segera menghindar dari lemparan bantal sofa, ia berlari mendekat ke arah David.

"Lucas! Kau harus melangkahi mayat ku dulu jika ingin memiliki Ella!"

"Mau aku bantu membunuh dirimu sendiri Varel?" Saran Lucas yang masih berusaha menghindari kejaran dari Varelino.

Shit, Lucas tertangkap.

"Sial, sejak kapan kau....Lucas aku akan membunuhmu." Varelino menarik dengan kencang kerah kemeja Lucas membuat pria itu tercekik.

David hanya memotret kejadian itu dengan ponselnya lalu mengirimkannya pada Grizellaa.

"Kau__harus membunuh __David terlebih dah_ulu." Kata Lucas dengan susah payah.

Varelino mengernyit di atas tubuh Lucas.

"Dia mencium kekasihku lebih dulu."

"WHAT?!" Varelino menoleh ke belakang menatap David yang hendak kabur.

"DAVID!!!"

***

"Lucas!"

Pria yang terpanggil itu merentangkan kedua tangannya dengan senyum ia memeluk kekasihnya yang baru saja pulang dari paris untuk pemotretan sebuah majalah.

"Aku merindukanmu." Ungkap Grizella, Lucas mengecup singkat bibir kekasihnya itu.

"Kamu tidak terluka oleh Varelino kan?" Tanyanya saat David mengirimkan pertikaian antara kekasihnya dengan sahabatnya itu.

"Aku baik-baik saja." Jawabnya masih memeluk Grizella, detik berikutnya kedua tangan Lucas sudah berada di pinggang Grizella dan menggelitiknya hingga membuat perempuan itu tertawa keras.

"Ampun, ampun hahaha." Lucas menghentikannya, lalu menarik pinggang Grizella untuk mendekat.

"Lucas ini bandara."

"Aku tahu." jawabanya, Lucas menatap Grizella dengan lekat membuat yang ditatap menjadi salah tingkah apalagi dengan posisi mereka saat ini.

"Lucas jangan menatapku seperti itu."

"Aku menginginkamu." bisik Lucas pelan membuat Grizella merinding.

"Ya tapi tidak disini."

"Kau yakin?"

"Kenapa? Bukankah kita sudah sering melakukannya."

"Kenapa kau jadi wanita nakal seperti ini?"

"Mungkin karena, merindukanmu?" katanya disetai tawa.

"Baiklah ayo kita pulang."

***

ALL I WANT IS YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang