9

35 9 0
                                    


🌺HAPPY READING🌺

"Mbak sedang tidak enak badan yah?" Tanya sang asisten. Grizella hanya mengangguk lemah.

"Aku sedikit pusing."

"Pemotretan hari ini memang banyak, wajar kalau mbak capek. Saya pijit yah mbak."

"Tidak perlu Lis, aku mau pulang aja."

"Mau di antar kemana mbak?"

"Ke apartement Fransiska aja."

"Kalau gitu aku rapihin barang-barang dulu." Grizella mengangguk. "Aku tunggu di mobil."

"Siap mbak."

Dalam perjalanan Grizella mencoba untuk tidur, tapi pusing di kepalanya membuat ia tidak bisa tidur dengan nyaman.

Asistenya, Lisa sudah membelikan obat untuknya tapi hal itu tak kunjung menghilangkan rasa pusing di kepalanya. Mungkin ini akibat dirinya yang telat sarapan dan tidak makan siang.

"Mbak tidak mau pulang ke rumah saja?" Tanya Lisa, melihat dengan prihatin kepada Grizella yang terlihat pucat.

"Perjalanannya jauh, aku ingin segera tidur di kasur."

Sesampainya di apartement, Grizella langsung merebahkan diri di kasur tanpa berganti pakaian, Lisa menyelimuti tubuh Grizella dengan selimut ia itu menempelkan punggung tangannya di kening Grizella.

"Mbak demam, aku hubungi dokter ya."

"Enggak perlu Lis, kau pulang saja. Aku hanya butuh istirahat, besok juga paling sembuh."

"Tapi mbak...."

"Aku baik-baik saja."

Lisa mengangguk, gadis itu kemudian berjalan keluar kamar.

Selang beberapa menit, saat Grizella hampir terlelep dering ponselnya berbunyi. Ia meraih ponselnya yang berada di atas nakas dengan susah payah, tubuhnya benar-benar lemah.

Grizella menekan tombol terima pada panggilan yang masuk tersebut.

"GRIZELLA! DIMANA KAMU?!" Grizella sedikit menjauhkan ponselnya dari telinga, saat mendengar teriakan dari Mamahnya.

"Ada apa Mah?"

"Lisa bilang kamu sakit?" Tanya sang Mamah dengan suara yang mulai melembut.

"Aku hanya demam."

"Kamu pasti pulang ke apartement Fransiska lagi kan." Itu bukan sebuah pertanyaannya melainkan pernyataan.

"Aku ingin tidur, aku tutup ya."

Tuttt

🌺🌺🌺

Grizella terbangun tengah malam, gadis itu melihat jam waker yang sudah menunjukan pukul 2 pagi.

Ia mencoba mendudukan diri, sesuatu jatuh dari keningnya. Rupanya sebuah handuk kecil untuk mengompres dirinya.

"Siapa yang mengompres dirinya? Apa Fransiska sudah pulang?" Tanyanya dalam hati.

Disaat pertanyaan itu bersarang di pikirannya sebuah suara terdengar dari dalam perutnya. Ia lapar.

Demamnya sudah mulai menghilang, ia menyibakan selimut dan turun dari kasur. Dirinya berjalan keluar kamar untuk mengisi perut. Sesampainya di dapur, Grizella membuka kulkas melihat ada makanan apa saja yang bisa ia makan.

"Kau sedang apa?" Tanya seorang pria. Grizella yang mendengar itu berteriak histeris.

"Aaaa..."

"Jangan berteriak, aku bukan hantu." Kata pria itu, yang menutup mulut Grizella menggunakan tangannya. Dengan penglihatan yang remang-remang karena hanya bulan malam yang benderang membuat Grizella sulit melihat wajah pria itu dengan jelas.

ALL I WANT IS YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang