7

57 10 0
                                    


🌺HAPPY READING🌺

Lucas melangkahkan kakinya dengan langkah yang lebar, wajahnya masih terlihat tenang namun perasaannya sangat gelisah. Sepertinya terjadi sesuatu pada Grizella, karena setelah pulang dari pesta yang di adakan Melissa. Sahabatnya itu menjadi sulit di hubungi alasannya banyak latihan dan pemotretan, tapi Lucas tentu tak akan percaya begitu saja. Ia menanyakan langsung jadwal Grizella pada Fransiska dan ternyata tidak sepadat yang di katakan.

Saat sampai di ruangan Lucas dapat mendengar suara piano yang menggema, ia membuka perlahan pintu ruangan tersebut dan terdengar jelas sebuah lagu Prelude op 28 no 16 by frederic chopin.

Lucas dapat melihat bagaimana Grizella memainkannya jemarinya yang lincah di atas not-not piano tersebut, yang Lucas tangkap bahwa gadis itu terlihat tengah melampiaskan emosinya. Karena nyatanya pelatihan kelas pianonya sudah selesai sejak 20 menit yang lalu, namun Grizella seolah belum mau pergi dari sana dan memilih kembali melatih jemarinya tanpa tahu di luar sana hari sudah mulai gelap.

Lucas yakin ada sesuatu yang mengganggu sahabatnya itu hingga membuatnya seperti sekarang ini. Menanyakan pada Varelino pun percuma lelaki itu tengah berada di Korea selatan untuk konsernya, Lucas tak ingin menganggu konsentrasi sahabatnya itu.

David? Entahlah laki-laki itu juga sangat susah ia ajak bertemu, alasannya selalu saja karena pekerjaan yang semakin membuat Lucas yakin ada masalah antara David dan Grizella.

Lucas bertepuk tangan saat Grizella menyelesaikan lagunya, gadis itu menoleh terkejut lalu tersenyum sayu saat melihat Lucas.

Lucas berjalan mendekat, mengusap lembut pipi sahabatnya itu. "Are you okay?"

Grizella yang terduduk di kursinya hanya menggeleng disertai senyum.

"Ayo." Grizella menggeleng.

"Aku lelah." Ucapnya parau.

Lucas kemudian langsung berjongkok meminta sahabatnya itu untuk naik ke punggungnya, Grizella tersenyum terharu ia kemudian menaiki punggung Lucas.

Di langkah perjalannya Grizella mengecup singkat pipi Lucas. "Terima kasih."

Lucas tersenyum. "Mau kemana? Aku akan mengantarkanmu ke manapun yang kamu mau." Katanya. Grizella nampak berpikir sesaat sebelum menjawab.

"Club kamu."

"Pengecualian untuk itu."

"Whyyy? Minuman di sana sangat enak." Rengeknya.

"Kita ke toko ice cream mamahku saja."

🌺🌺🌺

David mendudukan diri di kursinya, rasa lelah dan kantuk sangat ia rasakan akibat beberapa hari ini ia mengambil lembur karena ia akan mengambil jadwal cuti selama 2 hari.

Ia memeriksa ponselnya lalu menghubungi sahabatnya.

"Jam berapa besok acaranya?"

"Jam 7 malam." Lucas menjawab.

"Oke."

David kembali mematikan semartphonenya lalu menatap satu-satunya foto yang terpajang di meja kerjanya, foto kelulusannya bersama ketiga temannya saat sekolah dulu.

Di foto itu hanya ada seorang gadis yang sudah ia anggap seperti keluarganya sendiri, melihat semua orang tua mereka yang berteman mana mungkin jika anaknya juga tidak berteman baik.

David menghembuskan nafas lelah, akhir-akhir ini pikirannya begitu campur aduk. Ia bahkan belum sempat bertemu dengan para sahabatnya karena kesibukannya yang menyita waktu.

ALL I WANT IS YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang