Bab 12: Teror

80 16 0
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam. Danu baru saja bangun dari tidur siangnya. Semenjak dirinya hamil dia benar-benar menjadi orang pemalas.

Pria tersebut akhirnya bangun dari tidurnya dan memasuki kamar mandi untuk membersihkan wajah juga tubuhnya.

Danu mengambil gawainya yanb tercs full diatas nakas dan menyambungkan nya dengan wifi yang memang Vano pasang di apartemennya.

Gawai Danu yang biasanya sepi karna hanya mendapatkan pesan dari Vano kini mendapatkan notifikasi lain dari pemuda yang sangat dia sayangi. Adiknya, tiba-tiba sama mengchatnya dan mengucapkan selamat ulang tahun.

Milo(Mio)
|HBD ABANG!! 🥳
14:45
|Maaf Mio baru ucapin karna baru free hehe
14:45
|Btw gimana kabar abang? Mio kangen😕
14:45

You
Makasih adek abang|
18:33
Maafin abang karna gak bisa pulang, abang| masih kerja
18:33
Nanti kalo abang punya banyak uang pasti| abang pulang
18:33
Kita beli permen yang dulu adek mau😂|
18:33

Danu tersenyum melihat chat terakhirnya hingga beberapa detik kemudian ada balasan dari sang adik.

Milo(Mio)
|Mio udah gede bang, Mio udah gak demen permen😒
18:34

You
Siapa tau Mio masih suka permen kan?|
18:34

Milo(Mio)
|Males ah, Mio mau berangkat kerja bareng bang Reza.
18:34
|Mau ikut cari ikan dilaut
18:34

You
Iya hati-hati|
18:34
Jangan bercanda berlebihan, ngerti?|
18:34

Milo(Mio)
|Siap kapten💪
18:35

Lagi-lagi Danu tersenyum dan menyimpan gawainya di atas nakas dan turun kebawah berniat untuk memasak. Danu tiba-tiba saja mengingat kenangannya bersama adiknya beberapa tahun lalu. Dimana saat itu Danu juga ulang tahun. Diam-diam Mio ikut bersama Reza tetangga mereka kelaut, membantu tetangganya dan mendapatkan upah. Dengan itulah Mio membelikannya sebuah roti yang seharga 10k dan sebuah lilin diatasnya.

Mengingat kenangan itu, mata Danu berkaca-kaca. Danu terdiam dan menumpukan tangannya di meja makan. Rasa bersalah menyeruak menggerogoti hatinya karna berbohong tadi. Dia sama sekali tak bekerja, dia malah menjadi beban untuk Vano dan sekarang... Apa yang bisa dia perbuat. Dengan kehadiran bayi ini dia yakin akan menambah beban untuk orang terdekatnya. Dia juga malu untuk mengungkapkan hal ini pada Mio. Entah tatapan apa yang akan dia berikan padanya jika tau kondisinya.

Bahkan dengan pekerjaannya sebagai translator juga tak bisa membantu adiknya, buktinya pemuda tersebut masih bekerja untuk hidupnya. Kakak Seperti apa dirinya ini. Seharunya hanya dia yang merasakan sebagai mana sulitnya bekerja sambil belajar.

Masih dalam lamunannya, tiba-tiba Danu mendengar bel apartemennya di tekan. Danu dengan cepat beranjak dan membuka pintu tersebut.

Saat membuka pintu tak ada seorang pun yang didapati oleh Danu. Menatap sekitar mencari sang penekan bel, Danu mendapati sebuah paket yang dibungkus dengan bubble wrap berwarna hitam.

Danu memungut benda tersebut dan melihat sekitar lagi. Mungkin saja ini paket milik Vano, tapi kemana sang abang paket yang harusnya memfoto dirinya tanpa permisi?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be Your Bottom [MPREG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang