Bab 06: Love bombing.

3.7K 249 4
                                    

Danu tertidur dalam pelukan Vano, pemuda tersebut memeluk sang pujaan hati dengan erat, berjanji tak akan melepaskan pria dewasa tersebut apapun yang terjadi. Dia akan mencintainya dengan keras kepala. Sudah cukup melihat prianya tampak hancur.

Flashback

Vano tiba-tiba datang membuat Danu menghentikan aksinya.

"Apa-"

"AKU BAKALAN TANGGUNG JAWAB, GAK PEDULI MAS LIAT AKU KAYA APA!!" Pemuda tersebut memeluk sang pria dewasa dengan erat tak peduli tanggapan sang pria dewasa.

"Aku bakalan kerja kalo mas kekurangan uang. Mas gak boleh ngelarang aku, aku ngelakuin ini bukan buat mas tapi buat anak aku."

"Memangnya kenapa kalo aku masih sekolah, aku punya temen buat bantuin aku, entah itu masalah pelajaran ataupun kerjaan. Aku ngelakuin itu karna anak aku bukan buat mas jadi mas diem." Pemuda tersebut menangkup wajah sang pria dewasa dan menatapnya tajam tapi tersirat rasa cinta dan kasih sayang disana.

"Al masa depan lo-"

"Persetan sama masa depan. Orang tua gw kaya, gw bisa pake duitnya!"

"Kenapa mas masih bisa mikirin masa depan aku sedangkan masa depan mas samar-samar?"

"Ini hidup aku mas, mas gak boleh ngatur. Terserah aku mau ngapain, terserah kalo aku mau tanggung jawab, terserah aku kalo aku kerepotan." Sang pemuda tampak dengan cerewet memarahi sang pria dewasa yang hanya bisa terdiam.

Melihat Masnya terdiam, Vano menatap sang manik kelam dengan tatapan penuh kasih. "Aku cinta sama mas, kalo memang mas gak cinta sama aku, biarin aku cinta sama anak kita."

Mendengar perkataan Vano wajah Danu langsung memerah dan berakhir memalingkan wajahnya karna malu. hatinya tersentuh dengan perkataan Vano. Keras egonya didobrak paksa oleh Vano membuatnya hanya bisa diam tak berkutik.

"Ih mas manis banget sihh!" Seru Vano dan memeluk masnya. Dalam diam Danu menangis, sesuatu yang cukup berat yang membuatnya kewalahan kini hilang membuat perasaannya menjadi tenang juga rileks. Perasaan mual dan pusingnya menghilang membuat perasaannya lebih jernih.

Mungkin karna dirinya hanya ingin diperhatikan? Dirinya ingin sesekali bergantung pada orang lain? Atau karna dirinya sedang kesepian? Dia tak tau. Yang penting sekarang ada seseorang yang mempertaruhkan masa depannya untuk masa depan dirinya, sial dia merasa bersalah sekarang.

"Sialan lo." Walaupun umurnya sudah cukup dewasa tapi pikirannya masih cukup labil. Dirinya masih butuh dituntun...

Flashback end

"Mas kita ke apartemen aku aja ya?" Tanya Vano membuat Danu mendongak.

"Kost gw gak nyaman?"

"Bukan gak nyaman, aku cuman mau anak aku tidur ditempat yang lebih empuk."

"Berarti gak nyaman."

"Mas Danu, kadang tubuh butuh kasur yang lebih empuk juga kasur yang lebih keras biar otot tubuh bisa rileks." Jelas Vano. Entah kenapa Danu terlihat seperti bocah kematian yang keras kepala sekarang.

"Ya udah besok, gw mau tidur."

"Lagi?"

"Kenapa?" Celetuk Danu cukup tajam.

"Gak kok, aku baru inget kalo mas lagi badan dua, jadi butuh istirahat dua kali lipat kan ya?" Ucap Vano mengangkat tangannya menyerah.

Mendengar jawaban Vano, Danu kembali menutup matanya dan tidur. Sedikit menggeser tubuhnya lebih dekat dengan Vano seakan mengode jika dirinya ingin dipeluk.

Be Your Bottom [MPREG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang