HAPPY READINGS!!!
***
Setelah menghabiskan waktu hampir satu jam lamanya, Guntur pun menghentikan laju mobilnya tepat di depan sebuah gapura desa xxx yang ada di kota Sukabumi, tempat rumah orang tua Michelina. Bukan tempat tinggal, melainkan kontrakan kecil.
"Mending kamu tunggu disini aja," ungkap Michelina, karena ia tak mau membuat Guntur risih dengan keadaan lingkungan tempatnya berasal. Tentu sangat jauh berbeda dengan keadaan kota. Wajar saja, desa nya lumayan jauh dan lumayan terpencil juga.
Tapi, Guntur pun menggeleng pelan, ia malah mengambil ponsel dan juga dompetnya yang ada di dashboard mobilnya.
"Saya ikut," timpal Guntur.
"Tapi---"
Guntur melirik Michelina, melemparkan tatapan datarnya, "Saya bilang ikut, ya ikut."
Hufttt...
Jika begini, apa boleh buat. Lagian, mobil Guntur tidak bisa masuk lebih dalam lagi karena akses jalan yang kecil, hanya jalan setapak dan juga menurut Michelina akan lebih aman jika mobil Guntur dititipkan kepada pemilik toko disebrang jalan saja. Dan untungnya Guntur setuju saja.
Dan setelah menitipkan mobilnya, kedua insan itu pun memulai perjalanan yang sebenarnya. Menelusuri jalanan setapak yang agak becek, juga keadaan pohon liar dan rumput yang rimbun, seperti hutan.
"Kamu yakin jalan ini bener?" Tanya Guntur memastikan.
Michelina terkekeh, "Bener ko, lagian aku gaakan lupa sama jalan ke kontrakan Ayah sama Ibu di desa."
Guntur terdiam sejenak, ia malah sempat berpikir jika orang tua Michelina memiliki rumahnya sendiri tapi ternyata tidak. Keadaannya sama seperti Michelina sendiri yang hidup di kost.
"Kamu jangan kaget sama bahasa yang orang sini pakai, ya?"
Guntur mengangguk saja. Hingga setelah cukup lama, mereka pun tiba di sebuah kontrakan yang lumayan ramai. Michelina pun melangkahkan kakinya semakin cepat karena memang ia merindukan kedua orangtuanya.
"Kak Michel!" Teriak salah seorang anak laki-laki bertubuh besar dan agak tinggi, anak itu langsung meninggalkan teman-teman nya dan menghampiri Michelina.
"Fauzi?"
Yap, Fauzi adalah adik pertama Michelina. Anak itu terlihat terus memandangi sang Kakak yang sudah lama tidak pulang. Tentu saja Fauzi merasa bangga karena memiliki Kakak perempuan yang begitu cantik. Hanya saja, Fauzi tidak tau jika Kakaknya bekerja untuk memuaskan para laki-laki diluar sana. Dan itu tetap akan menjadi rahasia.
"Ibu gimana? Kemarin yang kirim chat itu---"
"Rijal lagi ngerjain tugas sama temennya, Ibu baru tidur barusan."
Michelina pun hanya bisa mengangguk saja. Tapi, entah kenapa rasanya ada yang berbeda. Tentu tatapan dari para tetangga sudah biasa Michelina terima, tapi...
Michelina lupa jika ia kesini dengan Guntur, yang secara otomatis menjadi pusat perhatian. Apalagi pakaian Guntur yang memperlihatkan dengan jelas jika lelaki itu seorang pekerja dari kota. Fauzi juga terus memperhatikan Guntur, memandangnya penuh kagum.
"Oh iya... dia namanya Guntur," ucap Michelina memperkenalkan Guntur kepada sang adik.
"A Guntur?" Ungkap Fauzi.
Guntur mengernyit, panggilan macam apa itu? Guntur baru mendengarnya.
Tapi, dengan cepat Michelina membisikkan sesuatu di telinga lelaki tersebut, "Itu panggilan, kalo di Jakarta kan biasanya Abang? Nah, disini itu panggilannya Aa atau A."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cit-Chat [21+]
RomanceArea 1821+ *** Guntur Gumantara, lelaki matang yang masih belum menjalin hubungan dengan wanita mana pun. Bahkan, Guntur sampai dijodoh-jodohkan oleh orang tua nya sendiri tapi tetap saja, Guntur menolak atau dengan sengaja pergi dari rumah. Tapi ma...