Chapter 37 : Publisitas olah raga SMA! part 1

210 51 9
                                    

BAM!

PRIIT!

Seluruh tribun berdengung berisik melihat Yumi, sang setter Tohoku terjatuh di lapangan sambil memegangi hidungnya yang berdarah.

"Eh apa yang terjadi? Ada apa ini?" Saeko-neesan menerka-nerka apa yang sedang terjadi. Sepertinya ada sedikit masalah di lapangan.

"Si nomor 5 itu memukul dengan keras dan mengenai wajah setter Tohoku. Sepertinya setter Tohoku mimisan." Ujar Shimada.

Pemilik toko daging itu sendiri terkejut dengan apa yang barusan terjadi. Sejak awal permainan tim putri Karasuno terlihat biasa saja namun tiba-tiba sebuah spike keras di lemparkan oleh Misaki, Karasuno no 5. Sudah tidak dapat terelakan lagi kalau tim putri Karasuno memang sengaja tidak mengeluarkan senjata mereka sejak awal. Serangan terakhir dari Misaki menghantam wajah tim Tohoku seperti sebuah palu yang besar.

Yumi, setter Tohoku terlihat dibawa oleh manajernya keluar dari lapangan dengan tangan yang masih menahan mimisan. Sepertinya dia tidak akan bisa bergabung dalam permainan di set selanjutnya.

"Ah mereka mengganti setter mereka!" Ujar Yamaguchi. Memperhatikan tim Tohoku tampak sedang memberikan arahan pada seorang setter pengganti.

"Hmm, sepertinya set selanjutnya akan berat untuk Tohoku." Gumam Tsukishima. Bukan karena tanpa alasan. Yumi, kapten sekaligus setter tim Tohoku adalah pemain kelas tiga yang terlihat sudah matang dalam permainan. Meskipun tidak semua umpan nya bisa mendapatkan poin tapi umpan yang dia berikan pada teman-temannya cukup stabil. Tapi untuk sekarang, sekali lihat saja, Tsukishima sudah bisa menebak jika setter pengganti Yumi adalah anak kelas satu. Ia bahkan sudah terlihat gugup sejak dipanggil oleh pelatih.

Kageyama yang menonton di kursi depan juga bisa memperhatikan hal itu. Ia tidak tahu bagaimana kemampuan setter pengganti tim Tohoku, tapi jika dia gugup. Sudah hampir dapat di pastikan hasil dari set kedua Karasuno vs Tohoku.

Sementara itu tim Karasuno yang sedang break pasca set pertama pun tidak luput dari kehebohan. Misaki masih merasa bersalah, karena merasa bertanggung jawab atas cidera nya setter Tohoku.

"Sudah, sudah, kau tidak perlu panik seperti itu, dia sudah di bawa ke ruang kesehatan, dia tidak akan apa-apa." Ujar Rinkou.

"Hmm..." Misaki cemberut seperti hampir menangis.

"Rinkou benar, aku pun sudah mengonfirmasi pada wasit jika tidak ada pelanggaran yang terjadi. Cidera yang di alami Yumi karena dia memang tidak melihat bola datang padanya. Bisa di bilang ini bukan kesalahan Misaki." Kata Miyama-san menenangkan anak-anaknya.

"Sekarang kita haru fokus untuk memenangkan set kedua. Kita lanjutkan strategi kita sebelumnya. Jika aku perhatikan," Miyama-san sedikit melirik ke arah SMA Tohoku yang juga sedang briefing, "kita bisa memanfaatkan pergantian setter ini menjadi peluang untuk memenangkan set kedua." Katanya.

Pernyataan Miyama-san memang terdengar kejam tapi siapapun tidak akan melewatkan kesempatan langka seperti ini. Mengganti pemain di tengah-tengah permainan kan berpengaruh cukup besar pada permainan, dan tim lawan harus menyesuaikan ritme permainan mereka lagi.

PRIIT!

Set ke dua dimulai.

"Ayo girls! Kalahkan mereka!" Ujar Miyama-san melakukan high five bergantian dengan anak-anak.

Di awal set kedua, sudah terlihat sejak serangan pertama tim Tohoku kalau setter kelas satu mereka tampak gugup, umpan yang dia berikan pada rekan tim nya terlihat tanggung. Tidak hanya itu, suasana di lapangan pun berubah. Tim Tohoku tampak jauh lebih waspada dari sebelumnya setelah melihat spike terakhir dari Misaki, bahkan ketika tim Karasuno kembali ke strategi awal dengan tidak membuat serangan-serangan yang heboh. Seakan-akan mereka menunggu serangan kejutan dari Misaki atau dari yang lain.

The Rise : Karasuno Female Volley Ball ClubTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang