Chapter 42 : Overwhelming fame

231 49 10
                                    

Pertandingan Tim Putri SMA Karasuno vs SMA Shukochu di akhiri tanpa Yuri di sisi mereka. Yamada dengan segera membawa Yuri ke kamar mandi seperti yang ia minta. Di lihat dari wajahnya ia bisa kapan saja memuntahkan makan siang yang sudah ia santap sebelumnya. Akira yang begitu terganggu dengan tim Shukochu di awal pertandingan kini bahkan sudah lupa dengan kekesalannya.

Di akhir pertandingan tadi, ketika Miyama-san memanggil Ozomi sebagai pinch server, Akira meminta Ozomi untuk menyampaikan pada Miyama-san kalau Akira akan mempercepat ritme permainan karena kondisi Yuri yang di di setujui oleh Miyama-san. Mereka berasumsi, keberadaan para reporter cukup mengganggu kondisi mental Yuri yang pernah punya pengalaman buruk dengan mereka.

Sementara itu di lapangan tiga, tak lama setelah tim putri Karasuno memenangkan pertandingan kedua mereka. Tim putra Karasuno keluar sebagai pemenang melawan SMA Tokiwagi dengan skor 25 – 23. Yachi, manajer tim putra Karasuno adalah orang yang pertama kali menyadari jika ada yang tidak beres dengan tim pertandingan tim putri. Ia melihat Yuri yang berwajah pucat di kerubungi oleh rekan-rekan se-tim nya dan tak lama kemudian di bawa pergi oleh Yamada. Sifatnya yang sangat overthinking dan juga hatinya yang serapuh gelas kaca langsung khawatir dengan apa sedang yang terjadi di pertandingan tim putri.

"Yachi-san, kau tidak apa-apa?" Tanya Hinata yang melihat Yachi tampak gugup. Kini tim putra Karasuno sedang melakukan pendinginan.

"Sesuatu terjadi di pertandingan tim putri. Aku melihat Yamada-san membawa Yuri-san keluar lapangan sesaat setelah pertandingan selesai. Yuri-san tidak terlihat baik-baik saja."

Jawaban Yachi sontak membuat seluruh tim putra Karasuno menegang. Mereka tidak tahu apa yang terjadi di lapangan satu karena mereka sendiri fokus pada pertandingan. Terakhir kali mereka tegang seperti ini adalah ketika Daichi-san cidera karena bertabarakan dengan Tanaka tahun lalu. Mereka pun kini bertanya-tanya apa mungkin Yuri cidera?

"Aku akan menyusul mereka duluan. Kau bisa sendiri Ukai-kun?" Takeda Sensei langsung bereaksi cepat begitu mendengar jawaban dari Yachi. Bagaimana pun dia adalah penanggung jawab utama klub voli Karasuno, tidak peduli itu tim putra maupun tim putri.

Ukai-san mengangguk dan Takeda Sensei langsung berlari ke arah lapangan satu dimana tim putri masih bebenah sebelum meninggalkan lapangan. Ukai-san memperhatikan mereka dan menangkap ekspresi Miyama-san, sang pelatih putri cukup terlihat khawatir.

"Ayo semuanya, setelah pendinginan kita akan langsung menyusul tim putri!" Teriak Ukai-san.

"Baik Coach!"

...

"Ohok!! Ohok!!!"

Dari dalam kamar mandi terdengar suara gadis yang muntah. Yuri berhasil menahan isi perutnya yang memaksa untuk di keluarkan hingga pertandingan berakhir. Dia lega karena tidak muntah ketika masih di lapangan, tapi dia juga merasa tidak enak meninggalkan teman-temannya seperti itu. Ah...kepalanya pusing karena bau cairan asam lambung yang baru saja ia keluarkan. Ia harus meminta Yamada untuk membawanya ke ruang kesehatan untuk meminta obat anti mual. Kini manajer tim putri Karasuno itu tengah menunggunya di luar.

"Kau sudah selesai?" tanya Yamada, begitu Yuri keluar dari kamar mandi. Wajahnya masih pucat namun tidak separah tadi, mungkin dia sudah memuntahkan seluruh makan siangnya.

Yuri mengangguk lemas.

"Ayo kita ke ruang kesehatan lebih dulu." Meski tanpa di minta Yamada ternyata sudah tahu peran nya sebagai manajer Voli dengan baik.

Yamada berjalan beriringan dengan Yuri menuju ruang kesehatan. Yamada tidak memeganginya karena Yuri terlihat cukup kuat untuk berjalan sendiri. Tapi ia berjalan cukup dekat dengan Yuri, kalau-kalau Yuri lemas dan terjatuh. Entah Yuri memperhatikan atau tidak, tapi ketika Yamada menunggunya di luar kamar mandi, ia melihat beberapa wartawan yang tadinya ada di dalam arena pertandingan mengikuti mereka keluar. Mereka berada di sana seolah menunggu seseorang namun tidak ada yang mendekati Yamada. Sepertinya yang di ucapkan oleh Miyama-san benar adanya.

The Rise : Karasuno Female Volley Ball ClubTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang