-11-

443 72 12
                                    

Cast :
Zee Pruk Panich
Nunew Chawarin

Warning ‼️
Zona BL
Yg ga suka silahkan skip
Terima Kasih

°•°•°•°
"Mall?"

"Khab. Mall itu milik Hia."

Zee pikir pria kecil itu akan terkejut tapi sebaliknya pria itu segera berdiri dan mengulurkan tangannya untuk menyentuh dahinya.

"Apa kepala Hia masih sakit?" Pertanyaan pria kecil itu membuat Zee hampir memuntahkan seteguk darah dari paru-parunya.

"Ini benar. Nhu bisa mencarinya di internet."

Nunew melihatnya dengan tidak percaya tapi pria itu berbicara dengan ekspresi sangat serius.

"Sungguh. Hia tidak berbohong padamu."

Mendengarkan itu, Nunew benar-benar melepaskan pelukan Zee dan pergi mencari ponselnya di kamar untuk melakukan pencarian.

"HIA, Zee Pruk apa tadi?"

Pria kecil itu berteriak dari arah kamar.
Zee tidak tahu harus tertawa atau menangis. Dia mengikutinya ke kamar untuk memberitahunya sekali lagi.

"Zee Pruk Panich."

Setelah beberapa saat pria itu tidak bersuara.

"Bagaimana?" Zee bertanya sembari berjalan mendekatinya. Walau sebelumnya dia jarang melakukan wawancara dengan media karena menurutnya itu tidak penting tapi seharusnya masih ada beberapa berita tentangnya.

"Hia!" Zee terkejut dengan teriakannya yang tiba-tiba.

"Apa?"

"Hia benar-benar CEO Sea Group?!!"

"Khab"

"Tidak mungkin.. apa ini mimpi? Atau apa kita sedang syuting series?" Mata pria kecil itu terbelalak dengan tidak percaya. Zee merasa lucu melihatnya. Dia tanpa sadar mengulurkan tangannya untuk mencubit pipi gemuk pria kecil itu.

"Bukankah ini hebat? Ini seperti series yang Nhu tonton bukan?"

"Ini tidak bisa dipercaya.."

"Kalau begitu rasakan perlahan.. rasakan bagaimana menjadi kekasih CEO seperti di series.. rasakan untuk seumur hidupmu.. "

Wajah terkejut itu perlahan berubah menjadi kemerahan di kulitnya yang putih. Dan panas di wajahnya terasa menjalar ke kelenjar di belakang lehernya. Dia lupa bahwa dia masih dalam masa heat sekarang. 

Dengan Alpha kualitas tinggi yang masih memegang pipinya, dia mulai merasa suhu di seluruh tubuhnya naik tak terkendali. Napasnya mulai naik turun dengan tidak stabil.

Dan Zee jelas merasakan perubahannya..

Jika sebelumnya dia masih bisa menahan dirinya karena takut dengan identitas yang tidak bisa dia ingat maka sekarang tidak ada lagi hal yang membuatnya mundur.

Tangan Zee yang lain perlahan terulur untuk mengambil ponsel ditangan pria kecil itu. Setelah mendapatkannya dia meletakkannya di meja samping. Selama proses kedua pasang mata itu saling menatap tanpa ada yang teralihkan.

Masih mata yang saling menginginkan satu sama lain.

Tiga detik kemudian ciuman Zee jatuh diantara bibir pria kecil itu. Ciuman pertama yang sejak lama mereka berdua inginkan. Sentuhan yang selama ini mereka tahan akhirnya bisa tersalurkan satu sama lain.

Dari yang lembut ke yang tidak sabar. .

Dari sentuhan ringan ke yang terjerat. .

Dari yang tertahan ke yang tak tertahankan lagi. .

Pick Up a LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang