-5-

330 59 10
                                    

Cast :
Zee Pruk Panich
Nunew Chawarin

Warning ‼️
Zona BL
Yg ga suka silahkan skip
Terima Kasih

°•°•°•°
Ketika Nunew bangun keesokan harinya , pria yang biasanya bagun pagi-pagi itu tidak terlihat.. baik di dapur maupun di ruang tamu.
Jadi Nunew berbalik ke kamar pria itu.

"Hia"

Nunew mengetuk pintu kamar, tapi tidak ada jawaban. Jadi dia membukanya perlahan. Yang dia lihat pertama kali adalah pria bertubuh besar itu meringkuk di ranjang tertutup selimut dengan wajah yang pucat hingga membuatnya terkejut.

"Hiaa!" Ketika Nunew menyentuh dahi pria itu, dia merasakan suhunya yang tinggi.
Mungkin karena pria itu kehujanan kemarin sehingga dia demam.

Dia segera pergi ke kamar mandi, membasahi handuk dan membasuh wajah dan area disekitar leher pria itu.
Dan terakhir meletakan handuk basahnya di dahi pria itu sebelum dia pergi untuk mencari kakek Phirrat.

Nunew sekali lagi mengayuh sepedanya dengan terburu-buru. Sembari mengayuh sepeda dia merasa dejavu. Beberapa bulan lalu dia pernah mengalami situasi seperti ini juga..

Jika dihitung hampir 4 bulan sejak kejadian itu. Dia tidak menyangka setelah nenek pergi, dia akan menemukan seseorang untuk menemaninya. Orang yang bisa membuatnya bahagia juga khawatir disaat bersamaan. Merasa manis hari ini dan takut keesokan harinya. Seolah hari-harinya tidak lagi datar dan membosankan.

Dia merasa beruntung atas kehadiran pria itu. Dan sudah menganggapnya sebagai keluarga dan orang yang penting untuknya.. jika tidak dia tidak akan secemas sekarang.

.

Ketika dia tiba di rumah kakek Phirrat, dia segera menggedor rumah pria tua itu. Tapi tidak ada yang menjawab. Ini membuatnya semakin cemas..
Nunew akhirnya pergi ke halaman sebelah dan bertanya ketika dia melihat seorang bibi yang di kenalnya.

"Bibi, kemana kakek Phirrat pergi?"

"Aow, dia mengatakan dia pergi mengunjungi putranya untuk dua hari ke depan. Apa yang terjadi? Kenapa mencari kakek?"

"Hia demam tinggi, Nhu tidak tahu harus bagaimana."

"Bibi punya obatnya, tunggu sebentar."

Nunew menunggu dengan cemas, begitu wanita paruh baya itu memberikannya obat dia segera berterima kasih dan kembali.

Dia tidak membuang waktu sedikitpun. Begitu dia tiba dia segera mengambil segelas air hangat dan menyuruh pria itu untuk meminum obatnya.

Setelah dia meminum obatnya, Nunew mengganti kain di dahi pria itu. Membasahinya lagi dan menaruhnya kembali. Dia juga segera memasuki dapur dan memasak bubur untuk dimakan pria itu nantinya.

Sepanjang pagi, Nunew sibuk bolak-balik dapur dan kamar untuk mengamati apakah pria itu lebih baik.
Saat buburnya matang, dia meminta pria itu untuk bangun.

"Hia. Bangun dan makan buburnya dulu."

Dia menepuknya dengan pelan beberapa kali sebelum akhirnya pria itu membuka matanya. Dia masih terlihat linglung. Dan demamnya juga masih belum turun.

"Nhu.. Hia sedikit pusing." Suara pria itu juga sedikit serak.

"Kakek Phirrat tidak ada di rumah saat ini. Hia bangun dan makan buburnya dulu, setelah makan Nhu akan membawa Hia ke rumah sakit di kota."

Pria itu dengan patuh bangun dan memakan buburnya. Sembari dia makan, Nunew mandi dan mengemas beberapa barang yang perlu di bawa. Dan begitu pria itu selesai makan, Nunew membungkusnya dengan beberapa lapis jaket tebal.

Perjalanan ke kota membutuhkan waktu dua jam yang terbilang cukup lama dan bergelombang. Bus juga hanya memiliki satu jadwal penjemputan di jam sembilan pagi. Dan jadwal kembali pukul delapan malam.

Belum lagi jarak dari rumah ke stasiun bus juga cukup jauh. Nunew perlu membayar dua orang untuk membawa mereka menggunakan motor untuk menuju ke stasiun.

Saat dia akhirnya berhasil naik ke bus, Nunew sudah berkeringat dengan deras. Tapi dia masih belum bisa merasa lega. Karena demam pria di sebelahnya masih tinggi dan perjalanan ke kota masih panjang.

Nunew membiarkan pria itu bersandar pada pundaknya dan mengulurkan tangannya untuk menepuk-nepuk pelan pria itu.. berusaha membuatnya lebih nyaman. Sesekali memijat kepalanya, sesekali memberinya minum dan sesekali bertanya apakah dia masih bisa bertahan atau apakah dia ingin berbaring di pangkuannya.

Tapi pria itu hanya menggelengkan kepalanya dengan lemah. Walaupun dia masih merasa pusing tapi dia tidak ingin terlalu merepotkan si kecil. Dia tahu tubuhnya lebih besar dan si kecil akan kelelahan jika harus menopangnya terus menerus.

Dan juga dengan bersandar di pundak pria kecil itu dia bisa menghirup sedikit feromon manis dari pria kecil itu yang membuatnya merasa lebih baik dan lebih nyaman.

Bagaimanapun feromon dari omega selalu dapat membuat Alpha lebih nyaman dan rileks. Jadi tanpa sadar dia tertidur di pundak pria kecil itu selama perjalanan menuju kota.

.

Ketika dia di bangunkan lagi oleh pria kecil itu, mereka telah tiba di kota. Bus sudah berhenti di stasiun. Dan mereka perlu mengganti ke taxi untuk pergi ke rumah sakit.

Nunew tidak memiliki tenaga untuk membawa Alpha bertubuh besar itu jadi dia hanya bisa membangunkan pria yang sedang sakit dan tertidur di pundaknya itu tanpa memiliki pilihan lain.

Di pusat kota, dari stasiun bus ke rumah sakit membutuhkan waktu hampir satu jam karena jalanan yang macet dan juga letak rumah sakit yang cukup jauh dari stasiun bus.

Saat mereka akhirnya tiba di rumah sakit sudah waktunya jam makan siang. Kecuali unit gawat darurat yang masih sibuk, bagian unit lain sedikit sepi.

Nunew membiarkan pria itu duduk di kursi tunggu dan dia pergi mengambil nomor antrian. Tapi ketika dia tiba loket dan perawat meminta identitas pasien untuk di data, dia tidak tahu harus bagaimana..

Jadi dia tidak punya pilihan lain selain menjelaskan pada perawat tentang pria itu yang kehilangan ingatan.

"Maaf, rumah sakit swasta seperti kami membutuhkan kartu identitas untuk pendataan. Atau mungkin anda bisa membawanya ke rumah sakit negri. Biasanya rumah sakit yang di bangun pemerintah tidak begitu ketat. Dan juga ku sarankan anda untuk melakukan pelaporan di kepolisian. Jika dia tidak memiliki catatan kejahatan ataupun benar-benar tidak memiliki keluarga yang mencarinya, polisi bisa mengeluarkan surat sehingga dia bisa membuat identitas baru. Bagaimanapun tidak mungkin selamanya dia tidak memiliki identitas. Disaat-saat penting seperti ini, kartu identitas sangat diperlukan."

Nunew menundukan kepalanya dan mengangguk mengerti. Semua yang dikatakan perawat ada benarnya. Dia tidak bisa hanya membiarkan Hia tanpa identitas seperti ini. Karena mereka telah tiba di kota sebaiknya lakukan pelaporan ke kantor polisi. Mungkin ini bisa membantu Hia menemukan anggota keluarganya..

Sebelum itu, dia harus membawa Hia pergi ke rumah sakit lain terlebih dahulu.
Semakin lama ditangani maka demamnya pasti akan semakin parah.

Jadi dia tidak punya pilihan lain selain membawa pria besar itu keluar lagi dari rumah sakit swasta tersebut..

.

To be Continue

Jangan lupa like, comment and follow!

26082024
❤️💙💚💜🧡🤎💛

Pick Up a LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang