Guys semoga menikmati ya.. btw minimal vote atuh
🍂
"Ga".
"Kenapa pa? Aku udah cukup umur loh pa".
"Ga bisa Rafael! Kamu itu minimal kerja dulu kumpulin uang kamu buat nikah".
"Itu bisa belakang pa.. kan bisa pake uang papa dulu untuk acaranya".
"Oke itu bisa papa bantuin tapi abis nikah? Rumah? Biaya makan? Kamu tuh jangan main-main Rafael! Pernikahan itu butuh persiapan yang matang bukan cuma umur aja".
"Tapi pa".
"Ga usah banyak tapi-tapi-an ya kamu! Lain kali kalo mau ngomong tentang pernikahan kamu udah siap lahir dan batin", hartawan meninggal kan Rafa yang terdiam di sofa depan tv.
Rasanya cukup membuat Rafael bersedih. Niat hati ingin meminta restu setelah lulus SMA langsung menikahi Raisa gadis yang ia cintai itu.
Ia kira papanya akan mengizinkan tapi ternyata harapan itu hilang seketika.
Tapi bukan Rafa namanya kalau langsung menyerah, ia tak mungkin menyerah hanya karena satu kali di tolak ia akan terus mencoba meyakinkan papanya.
Tapiii... Sebelum itu ia harus mencari pekerjaan karena apa yang papanya bilang itu ada benarnya, masa Raisa makan batu?.
"Mel.. gimana sekolah?", tanya hartawan sambil tersenyum manis menatap anak gadisnya yang Adang ada di taman belakang.
Setelah beradu argument dengan Rafa ia memilih menemui anak gadisnya.. ia sadar bahwa Amelia butuh lebih banyak kasih sayang dari pada Rafa.
"Biasa aja".
Hartawan duduk di kursi samping anak gadisnya yang sedang memperhatikan bunga-bunga sesekali menyiramnya.
Hartawan tersadar bahwa ia terlalu sibuk hingga melupakan hal-hal kecil seperti menyirami bunga, tapi ia bersyukur karena Amelia mau merawat bunga yang ia dan Wilda tanam.
"Kamu tiap hari siram bunga?".
"Ga juga sih pa cuma iseng aja karena lagi bosen dan kasian bunganya haus", jawab Amelia sambil membersihkan daun yang tumbuh di sekitar bunga.
Sikap Amelia sedikit kaku jika bicara dengannya, itu bisa ia maklumi karena ia yang terlalu sibuk dan tak pernah menghabiskan waktu berduaan dengan putrinya ini.
"Papa restuin kak Rafa nikah?".
"Ga"
"Kenapa?".
"Dia masih terlalu muda untuk mulai berumah tangga.. nyari uang aja dia belum bisa gimana mau kasih makan Raisa nanti? Sama anaknya mau susu."
"Bagus deh"
"Kenapa emangnya?"
"Gapapa aku cuma ga mau dapet kakak ipar sikapnya gitu, huhh aku mau mandi dulu ya pa", ucap gadis itu yang berdiri dan membersihkan tangannya.
"Udah jam segini loh, kamu belum mandi?", hartawan mengecek jam yang ada di hpnya dan menunjukkan pukul 09.24
"Belum"
"Males nya anak papa ini".
"Biarin wlee!", gadis itu berlari seperti anak kecil yang bermain kejar-kejaran menuju kamarnya.
Hartawan yang melihat itu hanya tersenyum dan kembali ke dalam rumah.
🍂
"Yuk!".
"Kemana?"
"Sepedaan sama papa keliling komplek"
"Ga mau ah aku abis mandi nanti bau keringet".
"Ayo lah.. kan bisa di ganti sayang, jarang-jarang loh papa jalan sama kamu berdua doang.. papa pengen ngabisin waktu sama kamu di hari libur", hartawan menundukkan kepalanya membuat gadis itu menghela nafasnya berat.
"Yaudah ayo aku ambil sepatu dulu".
"Okee papa tunggu di sini ya".
"Papa mau kemana?", tanya Rafael yang keluar dari rumah bersiap mencari pekerjaan.
"Mau jalan, kamu aku kemana rapi banget?"
"Mau ketemu Raisa", ucap Rafa sedikit gugup ia tak mau papanya tau kalau ia ingin melamar kerja biar menjadi urusannya.
Hartawan terdiam ia tak mau membahas tentang itu lagi.
"Ayo pa?".
"Cantiknya.. tadi katanya mau ambil sepatu aja".
Gadis itu cengengesan saat hartawan melihat nya dari atas sampai bawah, gadis itu membawa sepatu pink dengan rambut yang ia ikat serta kaos lengan pendek dengan celana olahraga.
"Udah yuk nanti makin siang".
Gadis itu kemudian menuju dan menaiki sepeda yang ada di samping sepeda hartawan.
"Aku pergi dulu ya pa.. enjoy", Rafa kemudian melajukan motornya ke jalanan sedangkan Amelia dan hartawan menikmati waktu sebagai anak dan bapak.
🍂
"Iih papa curang!".
"Curang gimana sih? Kamu aja tuh yang lambat", ucap hartawan yang sesekali melihat kebelakang dengan terus menggoes sepedanya.
"Tau ah males!", gadis itu sudah tak sanggup dan berhenti di pinggir jalan dengan keringat yang banyak.
Hartawan juga ikut berhenti dan duduk di samping gadis itu.
"Cape banget ya? Banyak banget nih keringet nya".
"Yee papa juga! Bahkan lebih banyak papa"
"Maaf mas tapi disini kita membutuhkan untuk jadi pelayan bukan jadi kasir", ucap seorang lelaki.
"Oh gitu ya pak? Yaudah saya permisi kalo gitu", Rafa keluar dari ruang manajer dari sebuah cafe.
Dari tadi ia keliling mencari lowongan pekerjaan yang membutuhkan kasir, ia sengaja memilih kasir karena akan sia-sia dong otaknya yang pinter MTK kalo ga di pake.
"Oh ya kapan nih kamu kenalin pacar mu ke papa?", mendengar itu membuat gadis yang sedang memakan es krim itu terbatuk.
"Uhuk! Pa! Apaan sih kenapa jadi bahas pacar?".
"Kan cuma nanya sayangg".
Gadis itu terdiam karena masih terlalu canggung baginya ketika hartawan memangilnya dengan sebutan sayang.
🍂
Babayyyy nanti lagi yahh
KAMU SEDANG MEMBACA
CANTIK [TAMAT]
Teen Fiction✷TAMAT✷ "ambil kembali mata sama ginjal ini kak!! Aku ga butuh!! Hikss hikss...."