①②

4.6K 541 46
                                    

"MAXIMUS MY LOVEEEEE," aku berteriak-teriak sepanjang koridor kelas 2 mencari keberadaan sahabat karibku itu.

"Kau berisik sekali, Kei," saut Max sambil memutar matanya.

"MAAFKAN AKU OKAY. TAPI AKU SEDANG BAHAGIA SEKALI HARI INI, MAX!" sautku memekik kegirangan. Bagaimana tidak bahagia?

"Kau tahu Max, tadi aku makan siang bersama Louis! Anak baru kelas 3 itu! Lalu....."

/FLASHBACK ON/

10 menit lagi istirahat makan siang, tapi kenapa terasa lama sekali? Aku sudah tidak sabar untuk makan siang bersama Louis! Mana daritadi pagi Harry tidak kelihatan batang hidungnya. Padahal aku berangkat bersama Harry. Setelah ku tanya Max, ternyata Harry dihukum karena memarkirkan mobilnya di parkiran khusus motor. Dasar idiot satu itu.

Tinggal 5 menit lagi, aku pun segera mengambil kotak makan dan menaruhnya di atas meja dan menunggu bel istirahat berbunyi. Tapi, bagaimana kalau Louis ternyata tidak ada disana? Lalu aku makan dengan siapa? Lal-

"Keira?" aku menoleh, mencari sosok yang memanggilku.

"Louis? Oh-hai," sautku gugup. Kenapa aku jadi gugup begini?

"Kau sudah siap makan siang rupanya? Ayo," saut Louis sambil menggandengku. IYA DIA MENGGANDENGKU PENONTON SEKALIAN.

"Louis? Apakah ini pedas?" aku langsung bertanya setelah membuka kotak makanku, karena melihat mac and cheese yang penuh dengan potongan-potongan cabai yang lumayan banyak.

"Um, sayangnya, ya. Apa kau tidak suka?" tanya Louis yang langsung menghentikan aktivitas makan siang nya.

"Ya, aku tidak terbiasa dengan makanan pedas. Tapi tak apa, daripada mubazir," sautku mencoba memakan 1 sendok. Ya Tuhan, ini pedas sekali. Berapa potong cabai yang dia masukkan?

"Kei, Kei, kau tidak usah makan itu. Aku takut kau sakit perut. Kau makan saja punyaku," saut Louis langsung mengambil kotak makanku dan menukar dengan miliknya.

"Lalu kau bagaimana?" tanyaku kepada Louis.

"Yah, karena aku tidak suka pedas juga, jadi ya... aku tidak makan. Tak apa," jawab Louis.

"Wanna share?" tanyaku. Tanpa menunggu jawaban Louis, aku langsung menyuapkan kepadanya.

"Hey, Kei, kau tahu tidak?" tanya Louis.

"Tihdhakh," jawabku dengan mulut penuh macaroni.

"Kau dan aku makan dengan 1 sendok yang sama," saut Louis.

"Lhalhuh?" tanyaku dengan mulut yang masih penuh macaroni. Sungguh, mac and cheese buatan Louis enak sekali, aku saja tidak bisa membuatnya.

"Secara tidak langsung kita berciuman," AKU YANG MENDENGAR LOUIS BERKATA SEPERTI ITU LANGSUNG TERSEDAK DAN MENATAP HORROR SENDOK TERSEBUT.

"Kei, kau tidak apa-apa?! Ini minum," saut Louis seraya menepuk punggungku dan memberiku minum.

"Ya, aku ok," sautku yang masih terbatuk-batuk. Louis menatapku kasihan. Hey, Lou, ini gara-gara kau tahu.

"Jadi, kita...?" tanyaku seraya menatap Louis.

"Secara tidak langsung, ya," saut Louis sambil tersenyum manis.

Aku langsung memegang bibirku. ASTAGA TIDAK MUNGKIN. CIUMAN PERTAMAKU BERSAMA LOUIS. YA WALAUPUN SECARA TIDAK LANGSUNG TAPI TETAP SAJA DIA MENJADI FIRST KISS KU. AKU SENANG SEKALI!!!!!!!!!!! DUNIA HARUS TAHU INI

"Kei, sudah bel! Ayo! Kapan-kapan kita makan siang bersama lagi, ok?" saut Louis seraya menggandengku kembali menuju kelas.

Ya Tuhan, kenapa kau menciptakan makhluk sebaik dan setampan dia...

Sangatlah tidak mungkin orang-orang tidak menyukai sosok seperti Louis. Aku pun begitu.

Oh.

Apakah secara tidak langsung aku mengatakan bahwa aku menyukai Louis?

/FLASHBACK OFF/

"Max? Apa kau mendengarkan aku?" tanyaku pada Max. Sedaritadi aku bercerita Max hanya bermain dengan handphone nya.

"Kau bercerita padaku, Kei? Ku kira kau sedang menyiapkan untuk praktek baca puisi tadi," saut Max dengan nada polos.

"YA TUHAN MAX AKU SUDAH PANJANG LEBAR BERCERITA DAN KAU TIDAK MENDENGARKAN? Aku marah padamu," sautku sambil melipat tangan.

"Kau bisa bercerita lagi, Kei. Aku siap mendengarkan,"

"Tidak ada reka ulang!"

◊◊◊◊◊

AYEEEEE 562 WORDS!

CIE KEIRA CIE SAMA LOUIS

mau aja sama bekasan gue /eh/

vomments ditunggu ok readers ku yang canci canci

luvluv

brother { tommo }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang