①⑥

3.6K 435 30
                                    

"Uhh, memangnya kau mau?" tanya Louis.

"Menurutmu?" tanya ku. Memang aku baru bertemu Louis beberapa kali, tapi aku bisa apa kalau aku benar-benar sudah jatuh cinta padanya?

"Iya," jawab Louis dengan mantap dan mengenggam tanganku lebih erat.

Aku memilih diam dan berjalan bersama Louis, walaupun otak ku terus memutar kejadian barusan. Apa itu berarti aku sekarang berpacaran dengan Louis?

"Kita sampai. Kau tunggu sebentar disini, Love," saut Louis meninggalkanku entah kemana. Melihat ke sekeliling, ternyata Louis mengajakku ke sebuah dermaga.

Aku menengok kanan-kiri, tidak ada siapa-siapa, "AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA YA TUHAN AKU SEKARANG BERPACARAN DENGAN LOUIS TOMLINSON!!!!!!!!!! APA KAH INI KENYATAAN ATAU HANYA MIMPI, TOLONG BILANG INI KENYATAAN TUHAN," aku berteriak-teriak seraya berputar kesana kemari dengan bahagia.

"Ini kenyataan, Keira. Kita berpacaran sekarang," saut seseorang di belakangku. Dengan horror aku menengok dan menemukan Louis sedang menahan tawa.

"Louis, kau mendengarku?" tanyaku dengan malu.

"Teriakan mu terdengar sampai kios penyewaan paling ujung, kau tahu," jawab Louis sambil tertawa.

"Lou, untuk apa kau membawa itu?" sautku sambil menunjuk barang yang dibawa Louis. Alat pancing.

"Kita akan memancing, babe!" saut Louis memberikan satu pancingan kepadaku. Aku mengerutkan keningku.

"Kau ingat kan, tadi aku berkata bahwa kita akan melakukan sesuatu yang tidak akan dilakukan oleh pasangan lain? Dan disinilah kita!" saut Louis memberikan senyum manisnya.

Sudah hampir 1 jam disini dan kita berdua belum mendapatkan ikan sama sekali. I think we both have a bad luck. Padahal umpan nya sudah habis, tapi kenapa kita tidak mendapatkan ikan?

"Babe, this is suck. Ayo kita ke ujung dermaga saja!" saut Louis membanting pancingannya dan membantu ku berdiri.

Aku masih tidak percaya bahwa aku berpacaran dengan Louis Tomlinson.

"Hey, Keira, kenapa kau mau berpacaran dengan ku?" tanya Louis. Kita sekarang berada di ujung dermaga, Louis memeluk ku dari belakang dan menopangkan wajahnya di pundak ku.

"Hmm, karena kau aneh," jawabku.

"Bagaimana bisa?"

"Ya, mana ada laki-laki yang pergi ke wc perempuan," sautku sambil tertawa.

"Hey, itu kan karena aku kesasar, Babe," saut Louis langsung cemberut.

"Lalu, kenapa kau mau berpacaran dengan ku?" tanya ku.

"Karena kau mau membantuku menunjukkan letak ruang kepala sekolah,"

"Hanya itu?" tanyaku memastikan.

"Iya. Aku sangat bersyukur untuk itu, untung saja bukan satpam sekolah yang membantuku,"

"Berarti jika bukan aku melainkan satpam yang menunjukkan ruang kepala sekolah padamu, kau akan berpacaran dengan satpam sekarang?"

"Ya mungkin,"

Aku tertawa mendengar jawaban Louis. Konyol sekali anak itu. Tapi aku suka.

"Kau cantik, Kei. Kau baik hati, aku nyaman berada di dekatmu. Aku ingin melindungi mu. Kau tahu, aku sampai harus berurusan dengan kepala administrasi yang galak itu hanya untuk mengetahui alamatmu," saut Louis.

"Lou, kau tidak harus sampai melakukannya," sautku merasa tidak enak.

"But, I want to, Babe. I will do anything just to see you," saut Louis seraya mengeratkan pelukannya. Aku tersenyum bahagia.

"Jangan pikirkan tentang administrasi. Yang penting sekarang aku bersama mu," saut Louis.

Dan, disinilah, di dermaga ini, kita berdua bersama. Dermaga inilah saksi bisu atas cinta kita.

"I love you, Louis," sautku mencium pipi Louis yang tepat berada di samping pipiku.

"I love me too, Kei," saut Louis sambil tertawa dan balas mencium pipiku. Aku ikut tertawa. Dasar percaya diri sekali.

"I love you so much, Keira."

Dan kita berdua menikmati sunset dari ujung dermaga.

◊◊◊◊◊

HAAAAAAAAAAAAAAAAAIIIIIIIIIIII

sorry late update :( h-2 tambah sibuk euy

kemungkinan hari ini dan besok ngepost banyakkk:)))

karena sebelum tanggal 23 siang harus udah selesai

HAPPY READINGGGGGG!!

leave vomments okay x

brother { tommo }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang