5.6K 606 68
                                        

INI CHAPTER BUAT pi-tommo a.k.a SHAFIRA TERSAYANG YANG SETIA NUNGGUIN LOUIS AWWW

ENJOY YHAAA

◊◊◊◊◊

Louis' POV

Ah, daritadi disini aku berkeliling bertanya pada siswa-siswi dimana letak ruang kepala sekolah dan tidak ada yang mau menunjukkan, hanya berkata, "disana" "kau tinggal kesana saja" dan yang paling parah, satpam sekolah sampai berkata "duh, hanya ruang kepala sekolah saja kau tidak tahu?" hey, aku anak baru! Jelas saja aku tidak tahu.

Daripada berlama-lama, aku memutuskan untuk mencari sendiri ruang kepala sekolah. Awas saja anak-anak itu nanti. Aku pun berjalan lurus dari gerbang sekolah, dan sempat terhenti karena lorong ini tidak ada ujungnya. Aku pun berjalan sampai ujung dan melihat dinding-dinding memastikan ada petun-

"AAAAAWWWWWWWW!!!!!!" APA AKU BARU SAJA MENABRAK ORANG? Aku yang tadinya memejamkan mata langsung membuka mataku dan menemukan seorang perempuan terjatuh dengan posisi yang sangat tidak enak dilihat; terjengkang dengan tangan memegangi roknya agar tidak terbuka.

Dengan gugup aku mengulurkan tanganku kepada perempuan itu, "Maafkan aku, sini aku bantu," dan dengan segera aku menariknya untuk berdiri.

"Terimakasih," saut perempuan itu, singkat. Oh what an awkward moment! Apalagi perempuan itu terus menerus membenarkan seragamnya.

"Kau masih normal?" Hah? Pertanyaan macam apa itu? Aku yang sedaritadi menatap lantai langsung menatap wajahnya dengan mata melotot.

"Ap - tentu saja! Kenapa memangnya?" sautku gugup.

"Kau tahu kan ini wc perempuan, ngapain kau kesini?" tanyanya dengan nada menginterogasi. Sepertinya perempuan ini galak sekali.

"Oh, aku kesasar. Aku tidak tahu letak ruang kepala sekolah dimana," jawabku dengan jujur. Siapa tahu perempuan ini mau mengantarku?

"Kau modus. Bilang saja kau ingin aku antarkan ke ruang kepala sekolah," sautnya. OH YOU GOT ME, YOUNG LADY!

"Ya, jika kau tak keberatan," sautku seraya menggaruk leher. Padahal tidak gatal. Rambutku yang gatal karena aku tidak keramas tadi pagi.

Ya, aku memang jorok.

Perempuan itu mulai memimpinku berjalan menuju ke ruang kepala sekolah. Aku pun berjalan mengikutinya sambil bersiul-siul. Perempuan itu terus menoleh ke arahku dengan muka kesalnya. Hey, apa salahku kali ini? Aku sudah minta maaf saat aku menabraknya tadi. Aku pun tetap meneruskan aktifitas bersiul ku.

"Sudah sampai, kau bisa masuk," sautnya sambil menunjuk pintu ruang kepala sekolah. Karena aku tidak yakin, aku mendongak dan menemukan papan besar dengan tulisan 'RUANG KEPALA SEKOLAH'. Oh, dia tidak mengerjaiku.

"You're very welcome," sautnya tersenyum sarkastik seraya beranjak pergi. Apa-apaan perempuan ini langsung pergi sebelum aku berterimakasih dan berkenalan dengannya?

"Tunggu," sautku seraya menarik tangannya. Dia menoleh.

YAAAAAAYY DIA MENOLEH KE ARAHKU! Aku pun langsung membaca bet nama di seragamnya. Keira. Nama yang bagus. Keira dan Louis? Hmm, cocok. Berterimakasihlah, Louis, astaga.

"Terimakasih, Keira," sautku seraya memamerkan senyuman 1000000 watt ku. Keira terdiam sebentar. HA! Dia sudah tertular oleh virus senyuman mautku! HAHAHAHAHA!

"Aku harus pergi," sautnya langsung berlari entah kemana.

"He-" Oh, bagus. Dia sudah menghilang duluan padahal kita belum berkenalan. At least I know her name.

◊◊◊◊◊

CIE LOUIS CIE :-)

brother { tommo }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang