7. Pesantren?

968 44 2
                                    

Irzan menghela napasnya berkali-kali sembari membersihkan bekas kotoran tai kucing yang di bawa gadis yang baru pertama kali bertemu dengannya tadi, rasanya sangat kesal sekali, baru kali ini ada pelanggan yang membuatnya ikut gila.

"Dasar cewe gila, kenapa bisa ada makhluk sepertinya di dunia ini, huh jadi menambah pekerjaan saya saja." Gumam Irzan pelan sambil terus mengelap dengan kain pel juga pengharum lantai.

"Zan, ada pesenan banner, dan katanya di pake besok, jadi lembur kita hari ini." Rizky datang dengan napas lelah. Jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam, tapi ada saja kesibukan tambahan.

Irzan menoleh dan berdiri dulu. "Yaudah kerjain aja lah, yang penting pelanggan seneng dan puas."

"Mereka seneng tapi kita yang senep," keluh Rizky.

Dirasa lantai telah kembali bersih, Irzan membawa alat pel ke belakang, sedangkan Rizky kembali ke toko untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Beberapa menit Irzan menyusulnya, mereka berdua saling menghadap komputer dengan fokus. Tak ada pembiaran atau suara dari masing-masing, hingga teriakan kencang seorang gadis mengejutkan keduanya.

"PERMISIIIIII, HP GUE KETINGGALAN DI SINI, NGGAK?"

"Eh jatuh." Rizky sampai menjatuhkan sebuah pulpen karena terkejut, tak lain dengan Irzan yang matanya spontan mencari ke sumber suara itu.

"Alhamdulillah, belum tutup." Gadis itu adalah Ayesha, dia datang dengan napas terengah-engah tanpa memakai hijabnya.

Irzan dan Rizky masih menatap kedatangan Ayesha dengan sangat aneh, dia mengatur napasnya dulu sebelum akhirnya berbicara.

"Hp gue ketinggalan di sini tadi siang, kalian liat, nggak?"

"Heh, Mba, suara kamu kayak mercon disko," ucap Rizky menatapnya kesal.

"Kenapa? Nggak suka!?" Balasnya.

Irzan yang harus kembali lagi bertemu dengan modelan Ayesha seketika saat itu menutup telinganya sendiri merasa lelah jika harus berbicara ataupun bertemu dengannya.

Dia mencoba mencarikan hp Ayesha di studio dan pergi tanpa berucap apapun, hingga menemukannya tergeletak di atas kursi putih panjang. Setelah berhasil menemukannya dia segera memberikannya dna kembali.

"Ini hp mu?" Irzan menunjukkan hp yang ada di tangannya.

Mata Ayesha pun berbinar mendapati benda pipih yang menjadi sumber kebahagiaannya. "Nah ini dia yang gue cari." Tanpa hitungan Ayesha mengambil alih benda itu dari tangan Irzan.

"Makasih, ya, untung gak lo jual."

"Orangnya saja tidak laku di jual, apalagi hp nya," balas Irzan dengan malas.

"Heh mulut lo kalo ngomong di filter, ya."

"Sudah ketemu, kan? Lebih baik sekarang kamu pulang, sudah malam."

"Lo ngusir gue? dasar cowo judes, letoy, ngeselin, kurang sabar." Secara beruntun Ayesha mengatai Irzan dengan lantang.

Mendengar kata demi kata yang keluar dari mulut gadis itu barusan, Irzan kembali menghembuskan napasnya kasar sekarang dia harus meladeni Ayesha lagi.

"Terusin."

"Irzan judes, Irzan letoy, Irzan jelek, Irzan ngeselin, Irzan semprul. Pokoknya gue gak suka sama lo." Semakin menjadi kini Ayesha mengatai laki-laki di depannya.

SEMESTA YANG KU CARI (New Version) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang