Chapter 11

291 40 2
                                    

Jennie tertegun. Ulang tahunnya yang ke dua puluh lima sebentar lagi. Kenapa Taehyung bisa mengetahui detail hari ulang tahunnya? Jennie tertarik, tetapi dia akan memuaskan Taehyung kalau dia mengikuti Taehyung untuk berbicara dengannya. Jangan-jangan memang itu tujuan Taehyung, supaya dia tidak berhujan-hujanan dan mengikuti Taehyung.

"Nanti aku akan menyusulmu kalau aku sudah puas di sini."

Api menyala di mata Taehyung, dan tampak jelas lelaki itu mencoba menahan diri, "Terserah, nanti temui aku di ruang kerjaku." Suaranya lebih seperti geraman, kemudian membalikkan badan dengan marah.

***

Setelah puas menikmati hujan, Jennie masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian dan makan malam. Dia sengaja tidak menemui Taehyung, lagipula sepertinya lelaki tadi hanya asal bicara ketika bilang ingin berbicara tentang hari ulang tahunnya. Dan Jennie tidak yakin kalau Taehyung akan menunggunya. Lelaki itu sepertinya sangat sibuk dan punya banyak urusan.

"Kenapa kau tidak menemuiku di ruang kerjaku?" suara di kegelapan itu mengagetkan Jennie. Dia menajamkan matanya dan melihat Taehyung duduk di sana, di keremangan kamarnya.

"Kenapa kau masuk ke kamarku tanpa izin?" Jennie berteriak kaget, tangannya meraba-raba saklar lampu di dinding, berusaha menghilangkan kegelapan yang menyelubungi Taehyung, karena lelaki itu tampak lebih menyeramkan di antara cahaya yang remang-remang.

Jennie berhasil menyalakan lampu dan cahaya itu langsung menyelubungi Taehyung. Lelaki itu duduk di sofanya, dengan santai, hanya memakai piyama sutera warna hitam dan di sebelah tangannya memegang gelas minuman. Jennie melirik ke botol brendi yang entah berasal dari mana, yang sepertinya sudah dituang Taehyung selama menunggunya. Apakah lelaki itu mabuk? Jantung Jennie mulai berdegup. Dalam keadaan sadar saja emosi Taehyung sangat tidak mudah ditebak, apalagi dalam kondisi mabuk.

"Apa yang kau lakukan di sini, Taehyung?"

Taehyung mendengus dan menatap Jennie dengan tajam, "Kau pikir apa? Aku menunggumu di ruang kerjaku dan kemudian menyadari bahwa kau, dengan kepalamu yang keras kepala itu memutuskan untuk melawanku."

Jennie mundur ke belakang, melirik pintu putih itu, dan berusaha sedekat mungkin di sana, sehingga ketika Taehyung bertindak di luar batas dia bisa segera melarikan diri.

Taehyung tersenyum melihat tingkah Jennie, "Kau seperti kelinci ketakutan lagi Jennie, apakah kau takut aku akan melakukan sesuatu yang kejam? Seperti mencampurkan obat di minumanmu, atau... melemparkanmu dari balkon lagi?" Taehyung menyeringai, meletakkan gelasnya dan berdiri, makin lama makin mendekati Jennie.

"Apakah kau mabuk, Taehyung?" Jennie melirik ke arah pintu, hanya butuh beberapa detik kalau Jennie ingin melarikan diri dari Taehyung. Dia pasti bisa melakukannya.

"Taehyung Raveno tidak pernah mabuk," Taehyung melangkah mendekat dengan tenang, seperti singa yang mengendap-endap mengincar mangsanya. "Dan kau... Seharusnya kau mendengarkan apa yang kuperintahkan, Jennie."

Jennie tahu di situlah titiknya. Di situlah titik Taehyung kehilangan kesabarannya, karena itulah Jennie langsung melompat dan mencoba melarikan diri ke pintu. Dia berhasil membuka pintu itu sedikit, sebelum dengan gerakan lebih cepat dan tanpa suara, Taehyung sudah ada di belakangnya, mendorong pintu itu menutup kembali sebelum sempat terbuka. Taehyung mendorongnya rapat ke pintu, dan dengan terkejut Jennie bisa merasakan kejantanan Taehyung yang mendesak keras di bagian belakang tubuhnya. Dia ingin bergerak dan menghindar, tetapi ternyata Taehyung sudah menahannya di semua sisi. Jennie ketakutan. Apakah dia akan dipaksa lagi? Udara mulai terasa menyesakkan dan Jennie mulai terengah-engah.

"Aku tidak pernah bercinta sambil berdiri," Taehyung berbisik di telinganya dengan bisikan panas yang membuat sekujur tubuh Jennie menggelenyar, "Dan kau membuatku ingin melakukannya."

Sleep With The Devil || TaennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang