Chapter 14

396 47 3
                                    

🔞

Jennie mundur dengan tidak nyaman. Membiarkan Taehyung Raveno masuk ke rumahnya sama seperti membiarkan iblis menguasai kehidupannya. Tetapi tidak ada pilihan lain. Mereka harus berbicara, panjang lebar. Dan mereka tidak mungkin berbicara di ambang pintu seperti ini. Jennie memiringkan tubuhnya mempersilakan Taehyung masuk ke rumahnya yang mungil tetapi indah itu. Taehyung langsung duduk di sofa cokelat itu, tampak nyaman, kemudian melepaskan kacamata hitamnya dan meletakkannya di meja.

"Apa yang kau rencanakan di hari ulang tahunmu?" Taehyung mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan.

"Tidak ada," Jennie punya cheese cake strawberry di kulkasnya. Tapi itu untuk dia makan sendiri nanti malam. Tanpa gangguan Taehyung.

Taehyung menatap Jennie seolah mengukur-ukur. "Aku bisa mengadakan pesta untukmu."

"Aku tidak butuh pesta darimu."

"Hmm," Lelaki itu mendesah, lalu ketika menatap Jennie, tatapannya berubah serius. "Kau tahu kan kenapa aku kemari?"

Jennie mengangguk. "Dan sebelum kau katakan maksudmu, aku ingin membuat penawaran baru untukmu."

"Penawaran?" Taehyung mengangkat alisnya. "Oke, jelaskan."

"Aku akan mengembalikan semua uang yang pernah kau berikan kepada ayahku."

"Jennie," Taehyung terkekeh. "Utang itu begitu besar hingga kau mungkin hanya bisa menggantinya dengan tubuhmu. Tidak. Aku menolak penawaranmu. Dan kau..." mata Taehyung berubah sensual, "Kau akan menjadi isteriku sebentar lagi sesuai perjanjian."

"Aku bukan barang yang bisa dibeli seenaknya, dan kenapa kau begitu santai?? Ini masalah pernikahan bukan jual beli perusahaan."

"Aku hanya ingin kau menjadi isteriku," Taehyung bersedekap, menatap Jennie yang mulai emosi, "Itu sudah kutetapkan sejak awal."

"Kenapa?" Jennie tidak bisa menahan suara tajam di lidahnya, "Karena kau ingin menjadikanku boneka pengganti Ruby?"

Wajah Taehyung mengeras ketika Jennie menyebut nama Ruby, bibirnya mengetat. "Jangan hubung-hubungkan dia dengan ini semua."

"Bagaimana aku bisa tidak menghubungkan?" Jennie sudah menahan diri, tetapi suaranya meninggi. "Semua ini karena wajah ini, karena wajah yang sama dengan almarhumah isterimu! Kau tidak bisa menganggapku sebagai penggantinya, Taehyung! Kami orang yang berbeda, dan aku menolak diperlakukan seperti itu!"

"Aku tahu kalian orang yang berbeda," Taehyung berdiri di depan Jennie, siap berkonfrontasi, "Percayalah, aku benar-benar tahu, karena gairah semacam ini, tidak pernah kurasakan dengan siapapun!" Lelaki itu meraih Jennie ke pelukannya dan langsung mencium bibirnya. Dengan lembut. Tidak memaksa seperti biasa, dengan pelan dia menguak bibir Jennie, mencicipinya pelan-pelan kemudian melumatnya lembut. Lidahnya menelusuri seluruh bibir Jennie dan kemudian bermain-main dengan lidah Jennie, mencecapnya habis-habisan. Ketika akhirnya ciuman itu selesai mereka sama-sama terengah-engah.

"Apakah pada akhirnya kau mengakui kalau kau merindukanku?"

"Dalam mimpimu, Taehyung Raveno." Jennie menjawab dengan ketus, membuat Taehyung terkekeh geli.

"Kita adalah pasangan yang sangat cocok," Taehyung mendekatkan tubuh Jennie ke tubuhnya, dalam rangkuman dadanya, "Kaitkan kakimu di kakiku."

Jennie menatap Taehyung dengan cemas, "Apa yang sedang kau coba lakukan, Taehyung?"

"Lakukan saja sayang," jemari Taehyung menyentuh paha Jennie. Mungkin sudah waktunya mereka berhenti berkata-kata dan berkomunikasi dengan bahasa non-verbal yang sudah sangat mereka kuasai. Jemari Taehyung membimbing agar paha Jennie melingkarinya, "Aku ingin menunjukkan padamu, bahwa kau tidak akan diperlakukan sebagai boneka. Kau bukan boneka, boneka hanya untuk dipajang di dalam rak. Aku ingin kau berada di tanganku, untuk disentuh, dipuaskan dan dimiliki dengan cara yang kusuka."

Sleep With The Devil || TaennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang